BAB 1 terpaksa meninggalkan

932 70 5
                                    

Seorang pria mengetuk pintu rumah ratu yang mendengarnya langsung membukakan pintu rumahnya. saat ratu membuka pintu ada dua orang pria yang menunggu di depan teras.
" Apa betul ini rumah bapak Wijaya?" Tanya dua orang pria itu kepada ratu.
Ratu sedikit takut karena pria itu sepertinya seorang penjahat karena wajahnya yang sangat garang dan berotot besar
" Iya betul ini rumah bapak Wijaya kebetulan itu ayah saya" jawab ratu dengan sedikit takut.
Tiba tiba ayah ratu pun datang saat melihat dua orang pria itu ayah ratu langsung bermuka pucat.

" Bapak Wijaya besok hari terakhir untuk melunasi hutang anda jika hutang masih belum di bayarkan dengar terpaksa anda harus meninggalkan rumah ini " ratu yang mendengar itu pun sangat kaget karena selama ini dia tidak pernah tau bahwa ayahnya mempunyai hutang.
"Beri saya sedikit waktu untuk melunasi hutang saya" jawab ayah Wijaya
" Mohon maaf tidak bisa bank sudah memberi waktu cukup banyak jadi tolong pengertiannya jika besok anda tidak bisa melunasi hutang anda terpaksa rumah ini harus di sita dan anda harus meninggalkan tempat ini permisi " dua orang pria itu pun langsung pergi meninggalkan ayah Wijaya dan ratu.
"Ayah kenapa bisa begini kenapa ayah nggak cerita sama ratu" ayah Wijaya pun menceritakan semua yang terjadi.
" Lestoran ayah butuh dana yang besar ayah pun meminjam uang di bank dan memberikan sertifikat rumah kita ayah pikir semua akan berjalan dengan normal tapi perkiraan ayah salah ayah bangkrut sayang karena temen ayah membawa kabur uang bisnis ayah dan jumlahnya sangat besar" ratu yang mendengarnya pun sangat sedih dengan keadaan ayahnya
"Kenapa ayah nggak cerita sama ratu kenapa ayah diem aja" ayah Wijaya pun memeluk ratu.
"Ayah nggak mau kamu kepikiran sayang dan menggangu kuliah kamu"
Ratu pun menangis di pelukan ayahnya. Ayah Wijaya pun menenangkan ratu dan menyuruh ratu untuk berkemas kemas barangnya karena besok mereka harus meninggalkan rumah ini.
Setelah ratu masuk kekamar dia langsung mengemas baju dan barangnya dalam hatinya sangat hancur karena rumah ini penuh dengan kenangan dia bersama almarhum bundanya yang sudah meninggal.
"Bunda maafin ratu dan ayah karena harus meninggalkan rumah yang penuh dengan kenangan bersama kita" ratu menangis sambil memeluk foto almarhum bundanya

Ke esok paginya...

Ayah Wijaya mengetuk pintu kamar ratu dan langsung membuka pintu ayah Wijaya pun membangunkan ratu yang masih tertidur.
" Sayang bangun kan kita harus pindah yuk buruan mandi barang barang udah ayah masukin ke dalam mobil pick up " ratu yang sudah terbangun langsung bergegas kekamar mandi dan ayah Wijaya pun ke depan untuk melihat barang barang yang harus di bawa.
Setelah beberapa menit mereka pun berangkat ratu yang melihat rumahnya dari luar langsung mengingat kenangan bersama bundanya tapi sekali lagi dia harus relakan semua ini karena dia nggak mau membuat ayahnya bersedih dengan melihat ratu trs menangis
"Udah siap sayang "
"Udah yah " ayah pun menghidupkan mesin mobilnya dan mereka pun perlahan meninggalkan rumah mereka.
Di tengah berjalanan ratu bertanya kepada ayahnya
"Ayah sebenernya kita mau kemana?"
"Sementara kita tinggal di rumah temen masa kecil ayah kebetulan rumah temen ayah besar ya mereka menawarkan tepat tinggal ayah iya in sambil cari cari tempat tinggal yang baru" ratu yang mendengar itu sedikit kaget tapi ratu tau karena ayah pasti belum punya uang untuk cari tempat tinggal yang baru

Setelah beberapa jam akhirnya mereka sampai juga ayah Wijaya pun keluar untuk melihat apakah rumah itu sama dengan alamat yang di berikan temanya setelah mengamati ternyata benar ayah Wijaya pun langsung memencet bel rumah.
Tidak berselang lama pintu gerbang pun Di buka oleh seorang pria dan perempuan
"Wijaya kan"
" Irlangga " ayah Wijaya pun langsung memeluk temanya dengan erat
" Apa kabar kamu Wijaya " tanya irlangga.
"Baik baik gimana kamu keliatannya bahagia sekali apa lagi di temenin istri tercinta " perempuan di samping irlangga pun tersenyum
Erlangga pun tertawa "oh iya ratu mana udah lama nggak ketemu terakhir ketemu waktu dia umur 8 tahun masih kecil banget dia"
"Masih tidur dia di dalam mobil"
Ratu yang sudah terbangun langsung keluar dari mobil sambil memanggil ayahnya
" Ayah " teriak ratu
Ayah Wijaya yang mendengar itu langsung mengedipkan matanya ke arah ratu
"Itu ayah kenapa sih " ratu yang bingung dengan ayah nya langsung menghampiri ayahnya.
"Ayah kita udah sampai belum sih badan ratu udah pegel pegel " ayah yang malu dengan sikap ratu langsung tersenyum ke arah temanya
" Salim sama om irlangga dan Tante citra " ratu yang masih bingung langsung menyalimi teman ayahnya.
" Udah gede ya sekarang Tante terakhir kali ketemu kamu itu kamu masih kecil sekarang udah gede aja " ratu hanya tersenyum karena ratu tidak ingat pernah bertemu dengan teman ayahnya yang dari jauh.
" Pasti lupa ya ini om irlangga kalau nama istri Om Tante citra
Oh iyha masuk yuk sampai kapan kita di sini terus"
Ayah dan ratu pun di persilahkan masuk.ratu terus memperhatikan di sekeliling rumah Tante citra pun memanggil dua anak nya.
"Ratu sebentar ya Tante panggil Jordan dulu pasti dia seneng ketemu kamu dulu kan kalian sering main bareng " ratu hanya tersenyum sambil berfikir karena dia tidak ingat
" Emang iya ya kok aku lupa bodo amat lah itu kan juga udah lama banget "
Setelah beberapa menit Tante citra pun turun
" Ratu sebentar ya bentar lagi pasti Jordan turun oh iya Tante ke dapur bentar ya"
"Iya tante"
Ratu pun duduk di samping ayahnya
" Ayah ngobrol terus sama om irlangga anaknya malah di kacangin " dalam hati ratu dan tiba tiba ada seorang laki laki turun dari tangga
" Oiya Wijaya itu Jordan dan yang kecil itu Nando masih kelas empat SD " ayah Wijaya pun tersenyum.
" Ternyata Jordan punya adek laki laki nggak pernah berantem dong pastinya " om irlangga pun tertawa Jordan pun menyalimi ayah Wijaya dan langsung duduk bersama Nando adek kecilnya
" Jordan itu ratu temen kecil kamu pasti inget dong dulu sering main bareng kok "
" Nggak inget " ratu yang mendengar jawaban Jordan kesal karena terdengar sangat menyebalkan
" Idih nyebelin banget sih tu orang loe kira gue inget juga " dalam hati ratu
Ratu terus memandang Jordan dengan muka yang sangat kesal ratu pun menyapa Nando bertujuan agar sedikit menghilangkan rasa kesal nya tapi ternyata salah itu malah menambah rasa kesalnya
" Nando kamu baca buku apa "
" Kalau aku jawab kakak pasti juga nggak tau " om irlangga yang mendengarnya pun tersenyum sambil menepuk pundak Nando
" Nando jawabnya yang sopan ya itu kak ratu temen kak jordan waktu kecil"
" Tau dia temen kak jordan dan nyusahin kak jordan waktu kecil nilai selalu merah cengeng dan sering merengek ke kak jordan biar dapet contekan sering ngompol lagi waktu tidur di kamar kak jordan" semua orang yang mendengarnya langsung tertawa kecuali Jordan yang terus membaca buku.
" Anak kecil jangan asal ngomong ya dulu aku nggak pernah ngompol inget itu " ayah Wijaya pun terus tertawa.
" Yang di bilang Nando bener sayang "
" Ayah.. kenapa nggak belain aku sih "
Ratu pun langsung diam dan memalingkan muka
" Dasar kakak sama adek sama aja sama sama nyebelin " ratu terus menggumam di dalam hati.

FOR AWAY FROM METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang