"Menurut paman kamulah nanti yang pantas untuk menjaga putriku nak Mumtaz...."tutur paman Hafiz lagi lalu berhenti sejenak, pandangan yang tadi mengarah pada putri kecilnya sekarang berpindah pada pemuda yang menjadi objek utamanya.
"Gadis itu,dia pasti membutuh kan seseorang untuk bersandar setelahku nanti,seseorang yang dapat menjaga dan menemaninya di kala suka maupun dukanya kelak!" Lanjut Paman Hafiz dengan serius serta tatapan sendu yang terus tertuju pada si putri kecil kesayangan
"Afwan, paman!! bukannya apa, tapi nanti setelah lulus saya mau melanjutkan study di Turki dan takutnya-....."
"Tidak perlu khawatir dengan itu nak Mumtaz silakan lanjutkan studymu itu hingga selesai,barulah nanti kamu mulai menjaga nya, lagipula ketika kamu berumur 28 tahun nanti,gadis itu sudah berumur 18 tahun ,maka tidak masalah jika kalian berdua berjarak 10 tahun nanti dan itu lebih dari cukup."Terang Paman Hafiz panjang lebar setelah sebelumnya melihat ekspresi sang pemuda di depan.
Mumtaz pun cukup terdiam lama setelah mendengarkan semua perkataan Paman Hafiz,
Fikirannya kalut dan bimbang kemana-mana, tapi tak lama kemudian dia pun langsung punya keyakinan pada pilihan nya.
"Bagaimana nak?"tanya pria paruh baya tersebut membuat atensi matanya mengarah pada si penanya.
"Bismillah....."
"Insyaallah saya bisa Paman!"jawab Pemuda itu mantap.
Paman Hafidz tersenyum lega setelah mendengar jawaban nya, sudah ada seorang pengganti yang menjaga putrinya setelah dirinya kelak nanti.
*****
Di Sebuah rumah elegan, dengan berisikan keluarga lengkap dan harmonis, telah berkumpul bersama di sekeliling meja panjang untuk memulai makan malam.
Tak lama kemudian sang Ayah pun memimpin doa serta di ikuti anggota keluarga yang lainnya, setelah berdoa barulah keluarga itu memulai acara makan malamnya.
" Bagaimana akhir pekan mu ini,Boy?"Tanya sang Ayah kepada anak laki-laki sulung nya sebelum menyentuh piring di depannya.
" Hm,ya seperti biasanya "
Jawaban singkat yang biasa dia lontarkan ketika ada sebuah pertanyaan yang hanya basa-basi pada nya dan itu membuat sang Ayah yang melihat menghela napas pelan seraya mengambil cangkir kopi lalu meneguknya,sedangkan sang Ibunda hanya menggeleng kan kepala dan terkekeh pelan.
"Mirip sekali dia dengan mu, Honey!"ledek sang istri pada suami di samping nya.Mendengar perkataan istrinya, pria paruh baya itu mendengus kecil dan memulai makan,seluruh anggota keluarga terlihat tampak menikmati makan malam nya masing-masing buatan sang Ibunda dengan khidmat.
*****
Esok pagi nya di kediaman keluarga Bapak Rival, seperti biasa pemuda berwajah tampan yang mempunyai garis wajah mirip dari sang Ayah tampak terlihat menawan dengan style atasan kemeja putih juga dipadukan celana panjang berwarna abu-abu.
Ya,siapa lagi jika bukan putra pertama dalam keluarga tersebut,pemuda bernama lengkap Mumtaz Azzariel Basyaiban biasa di panggil Azriel.Mempunyai paras yang tampan serta berwibawa,99% sifatnya menurun dari sang Ayah jadi tidak heran pada dirinya dalam menyikapi sesuatu yang seperti apa.
Usai sarapan pagi satu persatu anggota keluarga nya berpamitan untuk pergi beraktivitas
"Ayah,bunda Azriel berangkat sekolah dulu, nanti sore mau sekalian ke pesantren dan ngaji soalnya udah lama enggak ke sana." Pamit pemuda yang sudah siap itu dengan senyum yang sangat tipis.
Dasar tu anak memang pelit senyum!hehe..
Segera dia menyalimi tangan kedua orang tua nya dengan bergantian.
"Iya nak,hati-hati bawa motornya ya" Jawab sang Ibunda dengan tersenyum.
"Semangat boy!"ucap bapak Rival yang tak lain adalah Ayahnya, pemuda itu mengangguk kan kepalanya lalu beranjak pergi keluar sesaat sebelum nya telah mengucapkan salam.
"Syaqil juga mau berangkat kalau gitu yah,bun"laki-laki berusia dua belas tahun itu bangkit dari kursi nya lalu segera menyalami kedua orang tuanya juga.
"Iya sayang, hati-hati juga ya! diantar sopir kan?"
"Iya Bun, assalamu'alaikum "
"Wa'alaikumsalam "
Setelah Azriel dan juga adiknya pergi, baru kemudian pria paruh baya berumur 40-an itu tampak berdiri dari duduknya dan merapikan pakaian yang dikenakan,sedangkan sang Ibu membereskan sisa-sisa makanan yang tadi selesai digunakan untuk sarapan.
"Bunda fikir Azriel sudah cocok kok, kalo nanti habis lulus langsung berangkat ke Turki!"
Kata Bunda Aylin, wanita dengan tangan yang masih sibuk membereskan meja panjang itu.
"Iya,semoga saja dia bisa menyesuaikannya sayang!"
"Amiin.....!! Semoga saja." Doa kedua orang tua itu pada putra nya.
Dan semoga saja keharmonisan didalam keluarga itu terus seperti ini, selalu bersama dalam senyuman dari para penghuni nya.
★
★
★
TBC
Hay..guys!👋🏻
*Salam kenal dari author the past repeating it self*
YOU ARE READING
THE PAST REPEATING IT SELF [ON GOING]
Teen FictionMenceritakan seorang gadis cantik blasteran indo-rusia yang tengah berkuliah pada salah satu universitas ternama di Turki,anak terakhir dari lima bersaudara tapi sayangnya saudara yang nomer empat telah tiada sejak di usia nya baru menginjak lima b...
📌 PROLOG
Start from the beginning
![THE PAST REPEATING IT SELF [ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/329498198-64-k49937.jpg)