3☁️Lamaran

22 8 1
                                    

"hari ini bapak akan membagi kelompok ya, kelompok nya 2 orang saja" Semua siswa melihat pergerakan guru tersebut saat menuju papan tulis.

"Ngapain bapak itu Jan?" Tanya Mira dengan suara berbisik, tanpa Mira sadari seseorang yang menatap gerak-geriknya sedari tadi.

"Lo gatahu Ra? Bapak akan menulis tugas kelompok Ra, dan anggotanya" Mira hanya mengangguk-anggukan kepala

Selepas itu Mira menoleh kearah sebelah kanan dimana tempat bangku Doyoung dan Jihoon berada. Matanya membulat kala Doyoung melihat kearahnya.

Jangan-jangan dari tadi dia memperhatikanku?-batin Mira

"Jihoon sama Jane" ucap Pak Choi

Mira menoleh pada Jane dengan mata melotot, tapi Jane hanya tersenyum dan
"Berati Lo sama Doyoung Ra"

"Hah?"

"Untuk kelompok terakhir, Doyoung dan Mira" astaga, benar sekali dugaan Jane jika dirinya akan sekelompok dengan Doyoung

"Ini adalah kerja kelompok, mohon kekompakannya, tugas ini dikumpulkan Minggu depan, tugas kalian adalah membuat main maping dan menulis biografi para tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan" pak Choi menjelaskan dengan sangat rinci dan tidak bertele-tele

"Baik pak" jawab murid-murid serempak

Doyoung mengangkat tangannya dan pak Choi mengeryitkan alis seolah memberi kode kenapa "Untuk tugasnya apakah boleh pak jika lebih dari satu tokoh?"

"Wah tentu saja boleh Kim Doyoung" senyum pak Choi merekah

Doyoung yang paham hanya menganggukan kepala, "baik pak terimakasih"

"Baik untuk hari ini sekian dulu, sampai bertemu di pertemuan selanjutnya" Pak Choi

-

"Woii Lee Mira!!!" Lagi-lagi itu Junghwan si pembuat obat menurut Mira, alhasil Mira berlari kencang lurus menelusuri koridor sekolah

Baru saja Mira keluar dari kantin sudah di kejar oleh sapi, ya Mira menyebutnya sapi karena suaranya yang tebal layaknya sapi. Jangan lupakan Jane yang ia tinggal sendirian di kantin.

Tak berpikir apa-apa lagi Mira langsung kembali ke kelas demi menghindari Junghwan.

"Fyuhh..untung dah Sampe ke kelas" Mira bernafas lega saat masuk ke kelasnya

"Lo kenapa mir?" Tanya Jihoon yang sedang berdiri di dekatnya

"Biasa gue dikejar oleh si sapi" Jihoon hanya ngangguk kemudian berlalu

Doyoung melihat ke arah Mira yang sedang berjalan ke arah bangkunya, tatapannya tidak bisa diartikan namun lembut.

Mira yang sedang mengipas-ngipas wajahnya karena berkeringat setelah lari dari Junghwan. Tanpa Mira sadari Doyoung berjalan ke arahnya.

"Mir..kenapa bisa keringetan gitu?" Mira kaget dengan Doyoung yang disebelahnya

"Eh ...kaget tahu Doy, iya biasa siapa lagi kalo bukan karena Junghwan" Doyoung hanya diam mendengarkan perkataan Mira

Mira yang merasa diperhatikan oleh Doyoung langsung menundukkan kepalanya, malu!

"Harus cara apa ya biar kamu gak dikejar terus?" Pikir Doyoung

"Aku gatau Doy, harus apa lagi, aku capek kalau Sampek lulus nanti dia masih begitu"

"Yaudah deh aku lamar kamu, kita tunangan aja gimana?" Mira melotot dengan ucapan Doyoung, benarkah Doyoung melamarnya?

"Tapi Doy, aku gak mau kamu terpaksa, kamu harus mencari wanita lain untuk kamu lamar"

"Nanti malam aku kerumahmu, bilang ke mamamu jika aku akan melamarmu" Bukannya menjawab ucapan Mira Doyoung malah mengatakan hal diluar ekspektasi Mira

-

Malamnya,

"Mah..bentar lagi bakal ada yang lamar aku, mama setuju gak?" Mira sebenarnya takut menanyakan hal itu pada mamanya

"Apa!? Kok kamu bilangnya mendadak?"

"Ya bagaimana ma, dia yang bilang tadi disekolah padaku, mama setuju gak?"

"Mama sih setuju aja, tapi mama kan gatau dia kayak apa orangnya, kamu kan belum pernah ngasi tahu ke mama kalo pacaran eh tiba-tiba bicara lamaran"

Memang pada dasarnya Mira tidak pernah cerita tentang laki-laki ataupun berpacaran tapi tiba-tiba dilamar, bukankah itu mengejutkan?

Benar saja Doyoung dan keluarganya datang kerumah Mira malam ini,

"Assalamualaikum, selamat malam" itu suara Doyoung

"Ma..mama keluar gih aku mau siap-siap dulu" Mira pun masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap

Mama dan Papa mira menyambut kehadiran keluarga Doyoung. Saat papa Mira membukakan pintu dia langsung terkejut mendapati teman lamanya kerumah, "tuan Kim?"

"Tuan Lee? Sudah lama tidak bertemu, jadi anak saya akan melamar anak anda?" Papa Mira tersenyum seraya mengangguk

"Kalau begitu saya tidak usah repot-repot untuk kesini, karena sudah pasti saya setuju" ucapnya dengan diikuti tawa kecil

"Iyaa saya juga tidak usah repot-repot, mari masuk dulu berbincang didalam lebih nyaman"

"Ini anakmu Kim?" Tuan Kim mengangguk

"Tampan ya, pantas anak saya mau ahaha" Jokes bapak-bapak memang begitu

"Anak anda mana?" Tanya balik tuan Kim

"Anak saya masih siap-siap didalam, mungkin sebentar lagi keluar" benar saja Mira datang dengan make up tipis di wajahnya

Keluarga Kim benar-benar terpesona melihatnya, termasuk Doyoung yang sudah tersipu malu melihatnya.

"Ayo langsung aja ya, soalnya udah pada setuju, Mira duduk sini, Doyoung juga disini" Ucap papa Mira menuntun putrinya untuk duduk di sofa ditengah-tengah keluarga itu

Mereka berdua saling bertukar cincin, Doyoung memasukkan cincin itu ke jari manis Mira begitupun dengan Mira. Kemudian mereka berdua memamerkan cincinnya pada orang tua mereka masing-masing.

"Selamat kalian sudah menjadi sepasang tunangan" papa Kim mengucapkan pada mereka berdua, mama Kim ikut tersenyum

"Tuan Kim anak kita sudah besar ya, akhirnya kita bisa bertemu lagi"

"Alhamdulillah kita bisa menjadi mertua ya"

Ternyata Doyoung benar datang ke rumah Mira untuk melamarnya, selamat atas pertunangan kalian.


-
TBC



11-07-23
haii sudah lama aku tidak menulis work ini, sekarang aku balik, jangan lupa vote dan komen ya<3!

 my fiance [ Kim Doyoung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang