Penantian

230 48 25
                                    

Banyak hal yang telah dilakukan member untuk dita, bahkan soodam tak segan - segan memaksa appa nya untuk membatalkan semua. Itupun tanpa sepengetahuan dita, takut dita merasa terbebani.

Namun hasil yang diusahakan hanya berbuah ucapan 'ini sedang diusahakan' tanpa menunjukan hasil yang jelas.

Bagi dita, yang dipikirkannya adalah melanjutkan apa yang sudah berjalan.

Tanggal dan waktu acara sudah sangat dekat, buktinya mereka kini ada rapat diruangan ceo agensi jaemin dan sedang membahas kepeluan acara. Rapatnya saja dilakukan selesai jaemin dan dita berlatih, sperti benar - benar menunggu.

Diruangan

"jadi bagaimana?" tanya tim A,

"terserah dari kalian, menurutku ini sudah cocok" balas tim B.

"hei! Bagaimana dengan pendapat mereka{jaemin dan dita}? Mereka kan yang melakukan perfom!! Jadi pendapat mereka pun perlu" sambung tim C,

"bagiku tak masalah, selama nuna dan semua tim tak masalah" jawab jaemin.

Sedangkan dita belum juga berbicara, sepertinya dia sedang tidak disini. Bukan seperti yang kalian bayangkan bahwa dita tidak mengikuti secara raga?! Raganya ada tapi jiwanya sedang tak disana!! Alias melamun,

Mendapati dita sedang tak fokus. Orang yang disamping dita menepuk pundak dita untuk mwnyadarkannya,

"mianhamnida,, semua!! Aku setuju saja" ucap dita setelah sadar dari lamunannya.

Dari situasi yang cukup tak kondusif, manager tim memilih untuk mengakhiri sementara rapat ini dan membiarkan menghirup udara segar{istirahat}. Semua memlih keluar ruangan, ada yang ke kantin!? Sekedar untuk membeli kopi atau mengisi perut dan menenangkan diri. Ada yang keluar entah kemana dan dita memilih dia atap gedung,

Baginya itulah tempat yang pas saat ini. Dita melihat ke arah pandang dari atap, dia melihat pemandangan sebuah kota dengan menelisik mulai dari gedung pencakar lainnya! Gunung di kejauhan sana! Bahkan matahari yang muncul dengan di tutupi sedikit awan.

Dita duduk dan bersandar pada dinding pembatas, memjamkan matanya sejenak.

"hhaaahhh" helaan nafas dita terdengar, seperti merasa frustasi. Tak lama pandangannya gelap, ternyata ada tangan yang menutupi matanya.

Dita melepaskan tangan dari pandangannya lalu melirik siapakah dia?!

"mianhamnida,,, saya kira teman saya" ucapnya bingung dan malu, dita hanya memberikan senyum tipis.

"sedang menunggu seseorang yah? Sepertinya salah jam" ujar dita, orang itu hanya menggaruk tenguk kepala bagian belakangnya dan tak lupa cengiran. Ada sedikit kemerahan yang muncul di pipi hingga telinganya,

"hehehe,, nuna sedang apa disini?" tanyanya mencairkan suasana.

"tidak sedang apa - apa! Hanya sedang melihat pemandangan" balas dita,

"jeno.. Jeno imnida" ujar jeno yang tau bahwa dita tak mengingatnya.

"dita,,,,annyeonghaseo" balas dita ramah sembari membungkuk,

"sepertinya aku harus segera keluar dari sini, takut jika yang kamu tunggu salah paham" lanjut dita. Saat itu juga dita pergi ke arah pintu, namun entah mengapa dita mendengar lari yang menjauh. Dita menoleh dan betapa terkejutnya dita jeno sedang mencoba naik ke atas pembatas yang salah sedikit saja dia bisa jatuh dari gedung yang terbilang bisa membuatnya mati serta badannya remuk, dita dengan panik berlari ke arah jeno.

"apa yang kamu lakukan jeno-si" panik dita, tak di balas dita spontan menarik jeno yang akan mencoba naik ke arah dinding pembatas.

BBBBRRRUUUAAAKKK

{kisahnya Dah Lengkap} Dita, Dia, Kamu (🔚) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang