"Seperti apa maksudmu?"

"Itu, pandangan rasa iba itu. Apa aku semenyedihkan itu?"

Dengan cepat, Sabina menggeleng tidak setuju, "Justru aku bangga padamu, karena kau sudah berjuang mencari satu alasan untuk kau tetap hidup." tutur Sabina.

"Terimakasih, Lee Jong-suk." gadis itu kembali berbicara. Menggunakan bahasa indonesia. Kalimatnya sontak membuat kedua alis Jongsuk terpaut bingung.

"Te-ri-ma-kasyh? apa itu?" Jongsuk berusaha mengeja kata yang Sabina ucapkan.

"Hahahaha, iya terimakasih. Artinya, gomabseubnida."

"Aahh~"

Setelahnya, Jongsuk dan Sabina terus asik berbincang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelahnya, Jongsuk dan Sabina terus asik berbincang. Mereka saling bertukar kabar.

Tapi ada hal yang Sabina sembunyikan. Gadis itu tidak bercerita mengenai kondisi Jongsuk beberapa saat lalu. Dia takut kalau lelaki itu tau, kondisinya akan kembali drop.

Ada kecurigaan di hati gadis itu. Tidak biasanya pasien kejiwaan mengalami kondisi henti jantung. Sebelum menemani profesor Choi visit, Sabina sudah sempat membaca rekam medis Lee Jong-suk tidak ada riwayat penyakit yang membuatnya mampu mengalami henti jantung.

🍂🍂🍂

Seorang perawat menghampiri Park Jae-chan yang tengah duduk di depan ruang VVIP-502. Lelaki itu tengah sibuk menerima panggilan dari wartawan.

Entah informasi dari mana, tapi sepertinya wartawam sudah bisa mencium kalau Lee Jong-suk dirawat inap atas gangguan kejiwaan.

"Park Jaechan-ssi? apa kau wali tuan Lee Jong-suk?"

Mr.Park menoleh seraya berdiri dari tempatnya, "O, maja-yo."

"Hasil pemeriksaan pasien Lee Jong-suk sudah keluar, dokter meminta tuan untuk menemui di ruangannya."

"O, ye, algesseubnida." ucap Mr.Park sedikit membungkuk.

Tanpa menunggu lama lagi, Mr.Park langsung melangkah menuju ruang dokter penanggung jawab Jongsuk.

Di lorong rumah sakit, pria itu tersontak kaget ketika berpapasan dengan Suzy yang sedikit berlari.

"Kkamjagiya!" ucap Mr.Park yang semula hampir saja mengumpat, "Kau bilang ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda?"

"Harusnya. Tapi pikiranku tidak bisa fokus, aku terus memikirkan Jongsuk-ie. Eodi-ga? mengapa kau terlihat terburu-buru."

"Tadi seorang perawat berkata hasil pemeriksaan Jongsuk-ie telah keluar. Aku harus menemuinya untuk penjelasan."

"Aku ikut, ya?"

"Tidak perlu."

"Jaebal..." ucap Suzy memasang wajah berbinar penuh harap.

It's You Where stories live. Discover now