[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA - UPDATE 3 BAB SETIAP HARI SELASA ]
Siapa yang menyangka, jika skandal yang diterima oleh Lee Jong-suk hanyalah permulaan untuk mimpi buruknya yang panjang.
Tidak ada yang menyangka jika ternyata Lee Jong-suk berhadapan lang...
"Jongsuk-ah, Jongsuk-ah." Mr. Park terus menyebut nama Jongsuk.
Lee Jong-suk memberi kode dari mata dan tangannya, meminta Mr.Park melepaskan masker oksigennya.
"Sepertinya ia ingin berbicara dan masker oksigen itu menghalanginya. Saturasi oksigennya sudah kembali normal, jadi aku rasa tidak akan terjadi masalah jika kau melepasnya." Tutur Sabina.
"A-arraseo." perlahan Mr.Park melepas masker oksigen Jongsuk, kemudian pria itu menekan tombol di bagian pinggir ranjang Jongsuk, tombol yang berfungsi mengatur posisi ranjang tersebut.
Bagian kepala ranjang terangkat, membantu Lee Jong-suk dari posisi terlentang ke posisi duduk.
Kedua mata Jongsuk dan Sabina bertemu.
Lee Jong-suk masih tidak percaya dengan yang ia lihat saat ini. Matanya bergetar menahan tangis yang siap meledak.
"Jongsuk-ssi.." lirih Sabina.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"B-bina-ya..."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Air mata mereka pecah. Seperti banyak penderitaan yang selama ini terpendam. Hati Jongsuk terasa begitu lega saat ia bisa kembali melihat bulannya, Sabina Varisha.
Mr.Park bergantian melihat ke arah Jongsuk dan Sabina. Ia berdeham pelan, "Sepertinya aku harus kembali menunggu di luar." ucapnya mengerti.
Bahkan saat Mr.Park keluar dari ruangan itu, Sabina dan Jongsuk masih saling bertatapan seolah terhipnotis.
Sabina mengerjapkan mata seraya menghapus pelan air matanya. Dia tertawa kecil. Hari masih siang tapi Sabina sudah banyak menangis karena keadaan lelaki di hadapannya.
Lee Jong-suk ikut tertawa, ia mempersilahkan Sabina untuk duduk si kursi sebelah ranjangnya.
Sabina patuh.
"Bagaimana kabarmu, Bina-ya. olaenman-ieyo."
Sepertinya ini kali pertama senyuman manis kembali terlukis di wajah Jongsuk, setelah berhari-hari penderitaan yang lelaki itu rasakan.