Pembicaraan mereka terhenti saat ponsel Mr.Park berdering. Ia tersenyum singkat memberi kode akan mengangkat panggilan ini sebentar lalu pria itu beranjak keluar ruangan Jongsuk. Meninggalkan Sabina berdua dengannya.
Mr.Park menggeser lambang telfon berwarna hijau, seraya menempelkan ponsel di telinganga.
" Ne, Suzy-ah." Sekali lagi Mr.Park mengintip dari jendela kecil, melihat Sabina yang kini duduk di kursi tepat di samping ranjang Jongsuk sembari terus menatap lekat lelaki itu.
"Apa yang terjadi? tadi perawat bangsal VVIP menelfonku, berkata kalau kondisi Jongsuk memburuk. Benarkah?"
"Benar. Detak jantungnya sempat berhenti-"
"MWO?!"
Mr.Park sontak menjauhkan telfon genggamnya dari telinga, "Dengarkan aku dulu."
"JANGNANHAE! MANA MUNGKIN ITU TERJADI?! jelas-jelas sebelum aku meninggalkannya dia baik-baik saja."
Mr.Park menarik dalam nafas seraya menghembuskannya perlahan, "Aku juga belum tahu pasti. Tadi sewaktu di kabarkan aku langsung bergegas ke rumah sakit. Dan sesampainya di sini, banyak sekali dokter yang mengerumuni dan memberi tindakan pada Jongsuk. Tapi sekarang kondisinya sudah stabil, hanya menunggu sampai ia membuka mata. Masalah penyebabnya, tim rumah sakit tengah masih mengobservasi dan mencari tahu. Kita akan segera dikabarkan."
Hening. Suzy tidak menjawab apa-apa.
"Suzy-ah?"
"Hubungi aku kalau ada kabar terbaru. Mungkin hari ini aku tidak bisa ke sana kembali, ada pekerjaan yang tidak bisa kutunda di butik. Tolong jaga dia, ya."
"Tanpa kau minta, aku akan menjaganya."
"Gomawo, oppa."
Suzy memutuskan panggilan mereka.
Sementara di dalam ruangan Jongsuk.
Sabina tidak berbicara apapun. Dia hanya terus memerhatikan raut wajah lelaki di hadapannya.
"Seberapa kacau pikirannya hingga ia berakhir seperti ini.." Hati Sabina beru
suarara.
Suara monitor dan jarum jam memenuhi keheningan ruangan itu.
Kedua mata Sabina sontak berbinar saat ia melihat jari jemari Lee Jong-suk mulai bergerak.
"Jongsuk-ssi?"
"Jongsuk-ssi? kau bisa mendengarku?"
Sabina terus berusaha mengajak Jongsuk berbicara. Perlahan tapi pasti kelopak mata Jongsuk mulai terbuka. Sinar matahari menyapa lelaki itu.
Pandangannya masih kosong, wajah Sabina tampak seperti potongan film rusak. Telinga Jongsuk menangkap suara gadis itu yang terus memanggil namanya.
Monitor kembali merekam debaran dari jantung Jong-suk.
"Apa aku berhalusinasi?" gumam Jongsuk di dalam hatinya.
Suara deburan nafas dari balik masker oksigen terdengar cukup kencang. Tangan Jongsuk bergerak seolah ingin melepas masker oksigennya. Tapi ia tidak bisa. Ikatan tali masih mengikat kedua tangannya.
"Sebentar, biar kupanggil managermu." kata Sabina seraya menghambur keluar. Menghampiri Mr.Park yang berada di luar ruangan.
"Park Jaechan-ssi." Kata Sabina memanggil.
Mr.Park tersontak kaget, "Ada apa?"
"Lee Jong-suk sudah sadar." jawab Sabina selanjutnya.
Sedetik kemudian, dengan cepat Mr.Park lari ke dalam ruangan Jongsuk,
YOU ARE READING
It's You
Fanfiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA - UPDATE 3 BAB SETIAP HARI SELASA ] Siapa yang menyangka, jika skandal yang diterima oleh Lee Jong-suk hanyalah permulaan untuk mimpi buruknya yang panjang. Tidak ada yang menyangka jika ternyata Lee Jong-suk berhadapan lang...
20. Code Blue
Start from the beginning
