[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA - UPDATE 3 BAB SETIAP HARI SELASA ]
Siapa yang menyangka, jika skandal yang diterima oleh Lee Jong-suk hanyalah permulaan untuk mimpi buruknya yang panjang.
Tidak ada yang menyangka jika ternyata Lee Jong-suk berhadapan lang...
Aku menatapnya nanar. Mungkin saat ini ia merasa di penjara untuk kejahatan yang tidak pernah ia lakukan.
Dunia sangat kejam padamu, ya, Jongsuk-ssi?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tapi aku mengakui, kalau kau hebat, Jongsuk-ssi. Kau masih mampu bertahan setelah hari-hari berat yang menyiksamu. Terimakasih, karena kau tetap hidup.
"Sabina?"
Suara profesor Choi membawaku pada kenyataan.
"Ye, Gyuso-nim?" kata Sabina terbata-bata.
"Ada apa? kenapa sikapmu berubah seperti ini? Kau tidak mendengarkan penjelasanku sejak tadi?"
"A-aku mendengarkan, profesor."
"Coba, ulangi yang tadi aku jelaskan."
Apa yang harus kujawab sekarang?
"I-itu.."
NIIIITTT.........
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AUTHOR POV
Sesaat hanya ada suara monitor yang terdengar nyaring di ruangan itu. Sabins terdiam di tempatnya tidak tahu harus berbuat apa. Gadis itu benar-benar mematung, matanya kosong melihat profesor Choi yang dengan sigap memberi pertolongan pertama sembari terus menekan alarm status darurat.
"SABINA! FOKUS!" profesor Choi berteriak membuat Sabina gelagapa kembali pada kesadaran.
Sabina terlihat gusar, ini kali pertama dia melihat pasien tidak sadarkan diri, dengan detak jantung yang kian melemah. Tekanan darah Jongsuk juga terus merendah, dan saturasi oksigennya semakin menurun.
"SABINA! LAPORKAN CODE BLUE SEGERA!!" profesor Choi kembali berteriak.
Air mata Sabina tidak lagi terbendung, gadis itu berlari dengan segera menekan setiap alarm gawat darurat yang ia temui, dan meminta perawat memanggil tim emergency rumah sakit secepatnya.
"Code Blue, Code Blue,"
"Code Blue, VVIP-502, Code Blue."
Pemberitahuan emergency terus terdengar di setiap sudut rumah sakit. Sabina terus menangis ketakutan, takut kemungkinan terburuk akan terjadi pada Lee Jong-suk.
