Chapter 60 : Keluarga Hermione

Começar do início
                                    

"Aku tinggal di London, salah satu kota besar di dunia Muggle. Ayah dan Ibuku adalah seorang Dokter Gigi yang memiliki klinik kecil di samping Rumah kami. Ya, kehidupanku sangat sederhana tidak seperti kalian..." Hermione menoleh sekilas pada Rolf dan Luna yang sangat fokus mendengarkannya bercerita.

"...hidupku sangat normal sampai pada suatu hari, aku menyadari ada hal aneh yang menimpaku. Benda-benda di sekitarku bergerak...ada yang melayang, bergeser bahkan jatuh. Aku memberitahukan itu pada Orangtuaku dan mereka awalnya tidak percaya, sampai akhirnya aku sendiri yang tiba-tiba saja melayang sendiri. Kedua orangtuaku berusaha membuatku tenang di segala situasi agar kekuatanku tidak muncul. Tapi pada akhirnya itu gagal, banyak anak di sekitarku takut padaku dan mulai menjulukiku 'Nenek Sihir'..." Hermione tertawa kecil ketika mengingat dirinya diejek begitu. "...sampai pada Professor Mcgonagall yang tiba-tiba saja datang dan mengatakan bahwa ada undangan dari Sekolah Sihir Hogwarts untukku. Awalnya orangtuaku tidak setuju, tapi aku justru melawan mereka dan aku akhirnya sekolah di sini."

Rolf adalah orang yang pertama kali bertanya. "Tapi Mione...apakah orangtuamu tahu kalau sekarang kamu sudah diakui Keturunan Penyihir Olymposa? Bukankah Ayahmu juga termasuk Keturunan Olymposa?"

Pertanyaan Rolf membuat Hermione sadar.

Kenapa dia tidak memikirkannya sejak awal? Dia terlalu fokus pada Hogwarts sampai tidak sadar tentang hal sekecil ini.

Dia ingat.

Ketika pertama kalinya kekuatan sihirnya muncul, kedua orangtuanya justru berusaha menenangkannya. Biasanya, Muggle biasa akan ketakutan ketika melihat kejadian itu. Tapi orangtuanya tidak takut seakan mereka seperti telah melihat itu sebelumnya? Dan kenapa pada awalnya kedua orangtuanya tidak setuju dia Sekolah di Hogwarts? Bodoh sekali dia tidak bertanya lebih lanjut dulu?

"Professor Mcgonagall? Ya, aku harus segera pergi menemui Nenek!"

Hermione segera membereskan buku-bukunya. "Rolf! Luna! Aku harus segera menemui Professor Mcgonagall, maaf ya aku tinggal. Btw Rolf, nanti aku akan menuliskan surat untuk kukirimkan pada Kakekmu mengenai ceritaku setelah aku bertanya lebih lanjut pada Orangtuaku." setelah mengatakan itu, Hermione segera pergi meninggalkan Rolf dan Luna.

"Apa Hermione akan pergi ke Dunia Muggle untuk menemui Orangtuanya?" tanya Luna pada Rolf.

"Sepertinya." jawab Rolf sekedarnya sambil menatap tempat Hermione terakhir terlihat.

................

Seperti sebuah keberuntungan, Hermione bertemu dengan Professor Mcgonagall sebelum dia berjalan menuju Kantornya. Dia melihat Kepala Sekolah Perempuan pertama Hogwarts berjalan menuju Kantornya.

"Nenek!" seru Hermione memanggil professor Mcgonagall membuat wanita paruh baya itu menoleh.

"Mione, sayang!" ucapnya sambil tersenyum.

"Ada apa?" tanya Minerva memperhatikan Hermione yang berjalan ke arahnya.

"Aku ingin bertanya tentang Orangtuaku dan identitasku sebagai Keturunan Olymposa." setelah mendengar itu, Minerva menghela nafas.

"Ternyata kau bertanya di waktu ini, ya? Baiklah, kita masuk dulu ke Kantorku agar kita bisa leluasa mengobrol."

Setelah masuk, Hermione diminta duduk oleh Minerva. Sementara dia akan pergi ke Pantry untuk membuatkan minuman dengan cara Muggle.

Setelah Minerva duduk di samping Hermione dengan dua teh lemon mint di atas meja mereka. Akhirnya wanita itu mulai bercerita.

"Kejadian ini bermula dari aku yang datang ke Rumahmu untuk mengantarkan undangan Sekolah Hogwarts."

Minerva POV.

"Ini, kan?" Aku menatap rumah sederhana sebuah keluarga yang sangat aku kenali.

"Rumah Keluarga Granger," ucap Professor Dumbledore yang berdiri di sampingku.

Aku menatap professor Dumbledore dengan tatapan bingung.

"Putri William Granger telah membangkitkan kekuatan sihirnya," pernyataan Albus Dumbledore membuatku terkejut.

"Kekuatan sihir itu bangkit lagi di Keluarga ini?" seruku bertanya.

Albus tersenyum padaku lalu mulai berjalan menuju pintu rumah itu. Aku pun mengikuti pria yang merupakan Kepala Sekolah Hogwarts tersebut.

Sepasang suami istri membuka pintu ketika aku mengetuknya. Mereka terkejut melihat kedatanganku dan Albus.

"Halo, William. Lama kita tidak bertemu," ya William adalah salah satu kerabat jauhku dan sudah kuanggap seperti keponanakanku sendiri.

"Nyonya Minerva? Sedang apa anda di sini?" tentu saja dia terkejut dengan kedatanganku.

"Sebelum itu, bolehkan kami dipersilahkan untuk masuk?" ucap Albus memotong percakapan kami.

"Ah, maaf membuat kalian berdiri di luar. Silahkan masuk!" ucap Istri William.

Setelah itu kami masuk dan mulai mengobrol di ruang tamu. Setelah dihidangkan dua cangkir teh oleh Istri William, Albus langsung mengatakan tujuan kedatangan kami tanpa basa basi.

"Kedatangan kami di sini adalah untuk memberikan undangan bersekolah di Hogwarts untuk anak kalian berdua," raut keterkejutan tentu saja terlihat di wajah keduanya.

"Undangan Hogwarts untuk Hermione?"

"Benar, Will!" aku yang menjawab pertanyaan William.

"Bukankah usia Hermione masih terlalu muda untuk masuk ke Hogwarts? Yang aku tahu, usia tetap masuk Hogwarts adalah 11 tahun...tapi Hermione sekarang baru berusia 10 tahun?"

"Itu bisa saja terjadi, karena kekuatan sihirnya telah muncul. Lebih baik dia bersekolah di Hogwarts dan diajari tentang sihir di sana,"

"Sayang!" Istri William menoleh pada suaminya. William memegang satu tangan istrinya.

"Tapi aku takut terjadi sesuatu dengan Hermione,"

"Jangan khawatir, aku sendiri yang akan terus mengawasinya. William!" jawabku tegas dengan wajah datarku.

"Aku...tidak sanggup kehilangan Hermione sama seperti kehilangan adikku, bolehkah kalian bawa kembali undangan ini?"

Minerva End POV.

"Begitulah ceritanya." Hermione terdiam setelah mendengar cerita Minerva.

"Kenapa ayahnya menyembunyikan semua ini? Ayahnya juga tidak mengatakan hal apapun tentang sihir? Bahkan ketika dia berkunjung ke rumah orangtuanya?"

"Apa kau tahu kenapa pamanmu meninggal?"

"Karena kecelakaan dari kecil? Itulah yang dijawab ayah ketika dia bercerita tentang kecelakaan yang menimpa adiknya."

"Bukan...penyebab pamanmu mati itu karena kekuatan sihirnya meledak sama seperti yang dialami adiknya Albus, Ariana Dumbledore." mata Hermione membulat mendengar itu.

Bersambung.
.
.
.
.
.


I Will Protect You 2 (War Of Wizarding World)Onde histórias criam vida. Descubra agora