Trigger Warning ⚠️
harsh words, violence, blood, mature, m-preg, family issue.
When you fall to the most misterious person ever, enter into each other's world to know each other.
"Gue ga ditakdirkan buat dicintai atau mencintai orang lain."
Treasur...
"Asahi!" Panggilan Jaehyuk membuat Asahi kembali menghentikan langkahnya lagi, Asahi berbalik melihat Jaehyuk yang mendekat ke arahnya. "Mau gak temenan sama gua?"
"Lo tuh kayak anak kecil tau gak, Jae," Asahi rasanya ingin tertawa geli melihat tingkah Jaehyuk, sementara Jaehyuk masih tersenyum tidak jelas. "Oke kita temenan."
"Yes!" Jaehyuk bersorak, "Kalo temenan boleh minta nomor telpon lu gak?" tanya Jaehyuk langsung mengeluarkan handphone nya, sambil menahan tawa Asahi mengetik nomor telponnya di handphone Jaehyuk, "Thank you, Asa! Eh, kalo temenan boleh pulang bareng gak?"
"Gue bawa mobil, Jae"
"Gua gak bawa motor, Sa"
"Eum bentar," Asahi celingukan sebentar, "Kak jihoon! Jaehyuk mau nebeng katanya," ucap Asahi pada Jihoon yang baru saja keluar dari ruang rapat osis tempat tadi dia rapat juga, "Gue duluan ya Jae!" Asahi langsung pergi digantikan dengan Jihoon yang jalan mendekat ke arah Jaehyuk.
"Perasaan tadi gua liat motor lu diparkiran," tanya Jihoon.
"ANJING ASAHI GEMES BANGET BANG!" jawab Jaehyuk lalu mencak-mencak yang hanya ditatap heran oleh Jihoon.
Asahi melajukan mobilnya kearah yang berlawanan dari jalan menuju rumahnya, ia memarkirkan mobilnya dihalaman sebuah rumah yang lumayan luas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah memberikan kunci mobilnya kepada salah satu pelayan disana, Asahi masuk ke dalam dan menuju ke salah satu ruangan yang sudah ia hapal. Disana sudah ada dua orang lain dengan senapan dan pistol ditangan mereka masing-masing.
"Jam segini baru pulang sekolah lu, ambis amat" tanya Jeno yang sedang bersiap dengan pistolnya.
"Biasa rapat osis, gue lebih suka terjebak lama-lama disekolah, daripada ditempat ini" Asahi meletakkan tasnya disalah satu bangku kemudian ikut memilih pistol untuk bergabung dengan dua temannya.
"Soal temen lu, siapa? Jaehyuk? Kayaknya udah nyampe ke papa lu."
"Yah gak kaget, pahlawan yang nyelamatin Asahi dua hari lalu. Gua pastiin dia udah masuk list papa lu," ucapan Jaemin membuat Asahi menghentikan pergerakannya.
"Mending lu jauhin dia," kali ini Jeno.
"Dia yang terus masuk ke hidup gue, gue juga berusaha buat gak deket sama dia."
"Berusaha lebih keras lagi, kayak yang biasanya lu lakuin kalau ada yang mau temen sama lu, it's simple selama lu belum terlanjur nyaman sama dia," Jaemin menepuk bahu Asahi, kemudian berjalan melewati Asahi mengambil posisi disamping Jeno untuk latihan menembak mereka.
Asahi masih diam diposisinya, ia berfikir bagaimana caranya ia harus berusaha lebih keras lagi untuk jauh dari Jaehyuk.
"Oiya, Sa! Sebelum gua lupa. Gua denger SMA JYP bakal nyerang sekolah lu, mending lu kasih tau Haruto biar geng gengannya bisa siap-siap," ucap Jeno membuat pikiran Asahi teralihkan.
"Hah! Si Haruto belum juga satu semester sekolah udah otw tawuran."
"Wkwkwkwk jagoan anjir dia anak didik gua tuh!" sahut Jaemin yang tertawa melihat respon Asahi. "Mending lu bantuin sekolah lu, kayaknya anak sekolah lu pada apatis gitu mager tawuran beda sama anak JYP banyak pasukan."
"Bakat gue terlalu bagus buat tawuran, udah cukup Haruto aja," jawab Asahi kemudian ikut bergabung dengan Jeno Jaemin di area menembak.
Haruto tengah asik bermain game dihpnya hingga tidak mendengar Asahi yang baru saja pulang, Asahi melempar tasnya yang lumayan berat tepat menimpat Haruto.
"Anjing! Kaget gua. Kok baru balik lu?"
"Dari markas latihan," Asahi meminum segelas es teh yang ada dimeja.
"Punya gua bang elah diabisin!"
"Hehe aus. Btw to, lo jangan suka comblangin gue sama Jaehyuk."
"Kenapa emang?"
"Sok bego lagi anjing nanya kenapa," Asahi menatap kesal kepada sepupunya yang sudah kembali asik dengan handphone.
"Iyee iyee insap coba aja kali bang ngeansos mulu lu ah gak asik. Lagian Bang Jaehyuk gak jelek-jelek amat kok."
"Bukan masalah begituan ya anjir!"
"WKWKWK IYA PAHAM GUA! Lagian ya bapak lu aneh bang, gua yakin dia cuma ngancem. Gua penasaran apa yang bakal dia lakuin kalo tau lu punya temen lain selain yang disetujui sama si om."
"Penasaran lu itu ngancem nyawa orang lain."
"Sans elah, Bang Jaehyuk gak bakal segampang itu kecuali emang bapak lu mainnya brutal gak tau deh gua."
Asahi mulai malas meladeni sepupunya itu, ia segera bergegas ke kamarnya untuk membersihan dirinya yang sudah seharian berkeringat.