08

568 97 3
                                    

Selain ada yang masih selamat di kelas dan dikantin, di sini ada dua orang lagi yang selamat. Mereka berdua adalah siswi yang bersembunyi di wc cowok. Masih beruntung mereka selamat, tapi sayangnya di dalam sini sangat bau, gak pernah disiram kali ya nih cowok cowok. Sekolah elit wc wangi syulittt. Tapi bisa dimaklumi sih soalnya ini udah di jam istirahat terakhir jadi pesing, taulah cowok kalo pipis gak disiram.

"Sumpah ini kita beneran bakal mati kelaparan di sini?" tanya giselle sedang mengintip di luar. Dia lalu menghela napas, udah gak ada harapan lagi, mana laper banget lagi.

Somi ikut putus asa. Dia meletakkan ponselnya lalu ikut mengintip ke luar. "Udahalah gapapa lebih baik mati kelaparan dari pada mati jadi zombie."

"Gue bakal cari jalan keluar, pasti ada!" ucap giselle semangat.

"Eh, tapi mendingan jadi zombie aja ga sih? Kalo mati kelaparan kita bakal kesiksa lama, tapi kalo jadi zombie kesiksanya cuma beberapa menit." Somi menarik ucapannya barusan.

Giselle melirik somi. "Lu sendiri aja sana, nyerahin diri jadi makanan zombie, gue mah ogah."

Somi kembali meng-scroll Twitter. Mereka berdua udah baca berita tentang zombie. Tapi gimana lagi, mereka gak bisa ngapa ngapain, gak punya senjata lagi. Somi atlet lari sih, tapi tetep aja bakal kalah sama keroyokan zombie. Emang pasrah adalah jalan satu satunya.

"LAH?? SELL PACAR LU JIHOON MASIH SELAMAT COKK!!" Somi berteriak yang membuat giselle tersentak. Cewek itu melihat postingan yang tiba tiba tending, setelah dibuka ternyata Jihoon beberapa anak kelas masih selamat. "Suruh pacar lu kesini selametin kita!"

Dengan tangan gemetar giselle mencoba menghubungi Jihoon. Tapi tidak ada jawaban. "Gimana dong?? Ini Jihoon gak angkat telfon gue...."

Giselle baru ingat, tadi Jihoon bilang kalau hp dia ketinggalan. "Oh iya anjir... Jihoon gak bawa hp, ketinggalan di kamarnya!"

Harapan somi putus kembali. "Yahhh, yaudahlah kita pasrah mati bareng bareng disini aja."

Giselle mencoba menghubungi Jeongwoo, teman Jihoon. Tapi sama saja dia juga gak bisa dihubungi. Udahlah emang takdir mereka berdua mati di wabah zombie, mau gimana lagi. Giselle mau nangis aja rasanya.

"Kita ikut foto aja ga sih? Barangkali tending terus ada seseorang yang baik terus nyelametin kita."

🧟‍♂️🧟‍♀️🧟

Jeongwoo menekan terus menerus tombol power. Tapi usahanya sia sia. Baterai benda pintar tersebut telah habis. Lantas, Jeongwoo menyuruh Ryujin untuk menyalakan saklar lampu barangkali listriknya sudah nyala.

"Masih mati lampu."

Decakan keluar dari lidah pemuda itu. "Padahal likenya udah ribuan njir."

"Oke berarti fiks kita keluar ke ruang latihan panah sore ini," tutur Yedam setelah selesai berdiskusi bersama Jihoon, Ryujin, Junkyu, dan Yuna, tetapi entah kenapa Yuna hanya diam.

"Ryu, kita ngandelin lu buat panah zombie," kata Yujin.

"Gue???? Yakin nih??"

"Yakin lah!! Lu juara 2 tingkat provinsi masa gak yakin," balas Jihoon.

"Asikkk main panah!"

"Salah ryu, yang bener tuh 'asik bunuh bunuhan sama zombie'." Jeongwoo menimbali.

"Ha ha ha ha...," Ryujin tertawa garing lalu memukul bahu Jeongwoo. "Lawakan lu garing!" ucapnya dengan wajah datar.

JANCOK!! ADA ZOMBIE!! (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang