【 O2 】

658 91 0
                                    

Kesadaran yang telah pulih mengembalikan serpihan-serpihan dari ingatan pemuda bergestur kecil yang masih terduduk di ranjangnya.

Tempat asing yang sama sekali tak diketahui letaknya membuat pemuda dengan surai ungu itu hanya bisa mengatakan apa yang ada dalam pikirannya saat itu juga.

"T-tenanglah! kami bukan semacam organisasi yang mengangkap dan menyiksamu dengan benda-benda tajam yang aneh dan menyeramkan!" (Name) bersuara dengan lantang lagi, setelah banyak kalimat yang ke luar dari lisannya tersebut.

Gadis kecil yang sedaritadi bersama dirinya hanya memasang wajah datar saat mendengar ocehan tak masuk akal yang dikeluarkan oleh (Name).

Tak ada jawaban yang ke luar dari mulut sang lawan bicara yang awalnya bertanya, hanya keheningan sementara yang didapatkan oleh ketiga orang yang ada di sana.

"Apa kamu merasakan sakit di sekitar tubuhmu?" Sang gadis bertanya memecah keheningan yang ada di ruang sana.

Netra birunya beralih, menatap tangan yang saat ini tergeletak lemas bahkan tak mampu untuk mengepal.

Keheningan sementara kembali, sang insan yang bertanya masih dengan sabar menunggu jawaban dari sang lawan bicara yang sedaritadi tak membuka suara selain bertanya keberadaannya.

"..Aku tak merasakan apapun."

Jawaban singkat dari sang lawan bicara berhasil membuat pandangan sang insan yang bertanya memfokuskan pandangnya.

Terheran dengan jawaban singkat yang memiliki banyak makna tersirat yang dilontarkan pemuda tersebut.

"Kalau begitu sebaiknya sekarang kamu makan sesuatu terlebih dahulu."

Mengesampingkan rasa heran yang sempat singgah, (Name) alih-alih segera meninggalkan topik yang baru saja dibahas.

"Biar Qiqi yang ambil makanannya."

Gadis kecil dengan surai lilac itu pergi, mengambil inisiatif dan membiarkan (Name) menjaga pasiennya yang masih belum jelas keadaannya.

Atmosfer di sana tak bisa dijelaskan dengan kata-kata, tak pula ada obrolan yang serta-merta mengisi ruangan agar terasa lebih hidup suasananya.

"Setelah diperhatikan memang tak ada luka atau pun goresan kecil di sekujur tubuhnya."

"Ku rasa ini bukan hal yang normal, Baizhu-sensei dan aku jelas-jelas melihatnya tergeletak di tengah badai salju yang suhunya saat itu lebih parah dari badai salju biasanya."

Sibuk dengan pemikirannya, (Name) tak sadar bahwa ada sepasang bola mata yang sedaritadi telah menilik gerak-geriknya.

Bukan tanpa alasan (Name) berpikir bahwa itu tidak normal. Pasalnya pasien yang kali ini ia temui nampak benar-benar berbeda dari pasiennya yang lain.

Dengan ketelitiannya sebagai perawat juga karena ia yang ditugaskan untuk merawat pemuda yang kini menjadi pasien di sana, dirinya yang tau betul bagaimana kondisi pemuda itu dari hari ke hari.

Pemulihan pemuda itu bahkan lebih cepat dibanding perkiraan yang telah (Name) pikir dengan seksama.

Apa memang imun tubuh pemuda itu yang terlampau kuat? atau memang sistem kerja di dalam tubuhnya berbeda dengan manusia kebanyakan? yang pasti hal ini akan menyangkut terus dalan pikiran gadis yang telah kian lama merawat pemuda dengan gestur kecil tersebut.

"Haha.." Tawa kecil seketika mendominasi ruangan kecil yang kedua orang itu tempati.

Lamunan yang sedaritadi menyibukkan (Name) dengan pikirannya buyar karena suara tawa yang tiba-tiba terdengar lewat indera pendengarnya.

"Apa kau memikirkan kenapa aku tak mempunyai satu pun luka di sekujur tubuhku setelah kejadian yang ku alami?"

Bang!

Kalimat yang ke luar dari lisan pemuda itu layaknya menancap ke dalam hati sekaligus pikiran (Name), kelopak matanya dibuat lebih lebar karena beberapa kata yang dia keluarkan.

"Bagaimana kamu mengetahuinya?"

,TRUE LOVEWhere stories live. Discover now