prolog

15 4 0
                                        

Happy reading

Hal yang paling kami impikan sejak dulu adalah membangun rumah tangga bersama-sama, melengkapi keburukan dan kebaikan satu sama lain. Ia bilang kalau ia ingin sekali melihatku memakai gaun pengantin yang anggun dan cantik.

Ku pikir semua akan terjadi dalam waktu yang lama,

Namun kini, pernikahan itu sudah di depan mata.

Aku senang bisa mewujudkan harapannya. Senang sekali sampai rasanya aku ingin menangis tersedu-sedu, entah karena rasa senang atau rasa sakit. Tapi ya, aku juga tidak mungkin menangis disaat wajahku sudah dipenuhi oleh make up.

Bisa ku lihat, orang-orang sibuk berlalu lalang entah itu untuk menyambut tamu atau hanya sekedar mengecek takut ada kesalahan. Disaat ku melihat sekitar, pandanganku tertuju pada wanita paruh baya yang berjalan mendekatiku.

"Mba, tolong di percepat ya, sebentar lagi akad." Ucap wanita paruh baya yang kerap ku panggil mama.

"Baik, nyonya."

Setelah itu, kami sama-sama diam memperhatikanku yang dirias sedemikian rupa. "Anak mama udah besar aja ya., Perasaan kemarin baru berojol sekarang kok udah nikah aja." mama terkekeh pelan seraya mengelus lembut kepalaku.

"Baik baik ya nanti, pintu rumah bakal selalu kebuka jika sewaktu-waktu kamu kangen sama mama." Ujarnya. Aku hanya bisa tersenyum tipis, menahan air mata yang hendak keluar. Keheningan mulai melanda sampai akhirnya riasan ini selesai dan mama pamit keluar ruangan.

Dalam kesunyian ini pikiranku mengajak pergi menuju beberapa waktu lalu sebelum hari h pernikahan. Kenangan yang kami buat masih berlarian di otakku tanpa mau dilupakan.

Mungkin mama tahu bagaimana isi hatiku, sehingga mama pamit meninggalkan aku sendirian. "Yaudah atuh, mama keluar dulu ya. Mama kasih waktu buat kamu sendiri,"

"Makasih ma..."

Tertutupnya pintu kamar ini menjadi saksi antara kita berdua, saling tertawa berbagi canda tawa bersama, menumpahkan segala duka dengan sedikit tangisan, dan menghubung erat hati kami untuk menjadi satu kesatuan.

Dan ketahuilah...

Dia, pria pertama yang mampu membuatku jatuh sejatuh-jatuhnya.

Gone - Qian KunWhere stories live. Discover now