6

1.2K 148 16
                                    

"Gulf Kanawut maukah kau jadi kekasihku?". Tanya Mew dengan serius.

Hening..

"Ayolah jawab Gulf".

"Huftt...aku menjadi orang yang jahat". Sesal Gulf.

"Jahat atau tidaknya tetap saja disini aku yang salah, tapi aku..hm suka hee..hee".

"Bajingan! Jika kau berani menodai pernikahanmu, maka kau dipastikan akan berani juga menyakitiku yang tentu saja tidak ada ikatan apapun selain jadi selingkuhan". Gulf melepaskan diri dengan paksa, lalu berjalan kearah jendela kamarnya.

"Hey..aku bukan orang seperti itu, aku hanya begini padamu saja selama 5tahun ini aku selalu setia kepada Pupe ya..walaupun aku harus tetap memaksakan diri untuk berpura-pura mencintainya". Mew menjelaskan dengan berjalan kearah Gulf.

Gulf tak bergeming.

"Haah..dengarkan aku Gulf, jika kau tak mau jadi selingkuhan atau kekasih gelap yang menurutmu apalah itu, baiklah aku akan buru-buru mengurus surat ceraiku dengan Pupe". Mew merogoh saku celananya untuk menelpon seseorang, Gulf tak merasa terganggu ia hanya memandang datar kedepan namun sesekali ia melirik Mew menggunakan ekor matanya. Gulf ingin tahu apa yang dilakukan Mew setelah kata-kata tersebut diucapkan.

"Hallo Phi Axel, aku ingin kau jadi pengacara--".

"Ah baiklah-baiklah aku mau jadi pacarmu!". Gulf merebut ponsel Mew lalu membantingkan keatas kasur.

"Gulf! Aku serius aku tak ingin kau menganggap dirimu sendiri orang--".

Brukk!!.

"Iya aku tahu, aku hanya merasa tak enak saja". Posisi saat ini Gulf dibawah kungkungan Mew, karena Gulf sengaja menarik dasi Mew untuk ikut berbaring dikasur.

"Hufft..kumohon jangan kau anggap dirimu jahat atau apapun, karena bila suatu saat nanti yang disalahkan adalah aku! Bukan kau ataupun Pupe".

"Baiklah". Gulf mengalungkan tangannya keleher Mew. Mew terus mengusap-usap pipi Gulf.

"Baiklah? Lalu bagaimana dengan kita sekarang". Mew tersenyum hangat dengan wajah hampir menempel dengan wajah Gulf dibawahnya.

"Aku sudah menjawabnya". Gulf melepaskan pelukan lehernya lalu menangkup wajah Mew dengan kedua tangannya.

"Em katakan lagi". Rengek Mew.

"A-k-u ma-u ja-di pa-ca-r mu! Paham?!". Gulf sengaja mengeja kata demi kata, membuat Mew merasa gemas.

Mew menganggukan kepalanya sambil memilin bibirnya sehingga membuat matanya menyipit.

"Awas kau berat!". Gulf berusaha untuk bangun.

"Berat? Tapi sepertinya nanti kau harus terbiasa dengan bobot tubuhku yang berada diatasmu". Mew berbisik tepat didepan wajah Gulf.

"Untuk apa?". Tanya Gulf membuat alis tebalnya menukik tajam.

"Untuk memilikimu seutuhnya". Mew memijat-mijat kecil kening Gulf. "Jangan kau buat kerutan disini, karena sama sekali tak seram".

"Siapa yang menakutimu? Emm..memilikiku seutuhnya? Apa maksudmu?". Benar, Gulf sama sekali tak paham.

"Lihat saja nanti, karena hari ini kita baru resmi bersama maka aku tak akan meminta itu terlalu buru-buru, aku takut kau akan berubah fikiran".

Cup!!.

Mew mengecup kening Gulf sangat lama, sambil memejamkan matanya.

"Terimakasih, saat ini aku sangat bahagia". Mew mencium hidung mancung Gulf.

Sang Pemenang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang