15

863 114 21
                                    

'bagaimana mungkin mereka hanya partner kerja?'

'Lihat apa yang dia katakan sekarang,apa karna dia hanya ingin suntikan dana dari Mr Robert?'.

'Dia melakukan ini demi perusahaannya agar sangat maju dengan pesat'.

'Ya Tuhan, aku tidak apa-apa bila dia tidak ada hubungan apapun, tapi hey..kau sudah menyakiti 2 orang dalam hidupmu!'.

'sejak ucapan diakun perusahannyanya, senyumku menjadi palsu'.

Banyak sekali umpatan-umpatan kasar yang karyawannya lakukan, mereka benar-benar tidak takut akan dipecat. Hanya satu yang mereka inginkan meluapkan emosi yang menurut mereka bos besar mereka telah melakukan kesalahan dengan menyakiti Gulf dan Pupe.

Semua karyawan Mew menganggap kalau bosnya ini benar-benar tulus terhadap Gulf dan juga Pupe, namun ternyata selain partner kerja Gulf itu hanya bawahan Mew yang harus Mew manfaatkan untuk suntikan dana dari Mr Robert seorang pemimpin dan juga perusahaan terbesar di Asia.

Mereka semua selalu menilai dari sosial media, tanpa mencari tau asal usulnya.

Saat ini Mew hanya fokus terhadap kerjaanya, padahal saat ini dirinya tengah diguncing cibiran yang sangat keterlaluan.

"Phi, bolehkah aku masuk".

Suara dibalik pintu memecah keheningan diruangan Mew.

Mew tersenyum lebar ternyata orang yang ditunggu-tunggu telah datang, "Bagaimana apa kau lelah?". Tanya Gulf sambil membawa teh hangat untuk menyegarkan Mew.

Mew menggeleng sambil merentangkan tangannya "Tidak, selama kau berada disini". Ucap Mew dengan manja lalu Gulf dengan sangat hafal, ia terduduk dipangkuan Mew.

"Phi, apakah perkara ceraimu sudah selesai?". Tanya Gulf sambil mengusap-usap rambut Mew yang berantakan.

"Pengacaraku sudah mengaturnya, kau tidak perlu khawatir".

"Ah baguslah, sayang aku lapar". Gulf berucap dengan sangat manja membuat Mew terkekeh.

"Baiklah, kau tunggu sebentar pekerjaanku sedikit lagi".

Brak!

Mew dan Gulf terlonjak terkejut, entah apa yang Pang fikiran sehingga masuk kedalam ruangan Mew tanpa mengetuk pintu.

"Ada apa ini!". Kalimat Mew meningga sehingga pangkuan manja antara dirinya dan Gulf terlepas begitu saja.

"Ah..ma-maaf tu-tuan, ta-tapi dibawah Ny. Pupe tengah mengamuk". Pang menundukan pandangannya, ia sangat menyesal namun ia juga tidak tahu harus berbuat apa, bukan tidak ingin menginformasikan kepada Mew lewat panggilan telepon perusahan namun, entah kenapa saat itu Pang lebih memilih menghampiri Mew keruangannya.

"Maafkan aku sekali lagi". Pang benar-benar merasa buruk sekarang.

"Tidak apa-apa, kami tahu kau pasti sedang panik". Gulf benar-benar malaikat untuk Pang saat ini.

"Terimakasih Khun Gulf".

"Ada apa sebenarnya?". Tanya Mew yang merapikan jasnya.

"Khun, bisa lihat sendiri dibawah". Pang mempersilahkan bos besarnya agar berjalan terlebih dahulu, lalu diikuti oleh Gulf dibelakang Mew.

Pang menekan elevator untuk membawa kedua laki-laki tampan untuk kelobi perusahaan. Sebenarnya Pang merasa sangat kacau saat ini, pasalnya pasti ia akan terseret atas permasalhan ini karena Pupe juga terus menyebut nama dirinya.

Sesaat tiba dilobi, Mew berjalan dengan tergesa saat itu Pupe tengah menangis histeris dengan dikerumunin banyak sekali karyawan Mew saat itu. Sesaat Mew datang suasana menjadi sedikit mencekam. Bisik-bisik para karyawan menyambut sosok yang selama ini mereka anggap pribadi yang baik. Namun setelah pengakuan Pupe mereka seperti merasa iba terhadap Pupe.

Sang Pemenang (END)Where stories live. Discover now