THE VAMPIRE : 06

208 36 2
                                    

Hari ini untuk kedua kalinya Namjoon datang ke TKP setelah hari di mana ia melakukan investigasi saat penemuan mayat gadis beberapa Minggu lalu.

Jika saat itu ia hanya melakukan investigasi tanpa hasil, kini ia datang untuk mengikuti petunjuk yang beberapa hari lalu ia dapatkan. Dan lagi lagi dari seseorang yang tidak ia kenal. Entah kenapa firasatnya berkata jika orang itu bukan hanya ingin membantu penyelidikan nya, tapi juga ada maksud lain. Dan Namjoon masih tidak tau maksud lain itu apa.

Karena jika memang orang itu ingin membantu, kenapa harus dengan cara seperti ini(?)

Melempar sebuah batu sampai melukai orang lain dan memecahkan kaca kantornya. Sikap yang seperti itu saja sudah membuat Namjoon curiga. Apalagi saat ia mengejar pelaku pelemparan itu, ia seperti kehilangan jejak saat melakukan pengejaran. Seperti hantu, yang membuat Namjoon tak bisa menemukan orang tersebut. Tanpa jejak, hanya kesunyian yang Namjoon dapatkan malam itu.

Dan di sinilah ia sekarang. Daesang University. Namjoon akan mencari pelaku itu sampai dapat. Dan Namjoon akan membuktikan bahwa orang yang beberapa kali, memberikan secarik kertas dengan petunjuk di dalam nya, tak berbohong sama sekali.

Tapi kali ini ia tidak sendiri, ada Hoseok dan Seokjin yang membantunya.

Ya — walaupun agak susah membujuk Hoseok. Apalagi setelah kejadian malam itu, yang membuat rekannya tersebut pingsan karena ketakutan. Padahal jelas-jelas, ia dan Seokjin sudah menjelaskan yang sebenarnya pada Hoseok. Tapi Hoseok tetaplah si penakut yang jika sudah merasa takut, ia tidak akan mendengarkan siapa pun kecuali perasaannya sendiri.

“Jadi sekarang apa?” tanya Hoseok dengan nada malas.

Namjoon melirik Hoseok yang berada di sebelahnya sesaat, “Kita berpencar. Dan jika ada seseorang yang mencurigakan, beritahu satu sama lain.” jelas Namjoon.

Seokjin mengangguk, tapi tidak dengan Hoseok. Yang ada pria itu hanya mendengus sebal dan menatap Namjoon jengah, “Kau fikir aku gila. Mengelilingi kampus ini yang besar, tanpa tau siapa orang yang ku cari. Yang ada, aku dianggap kurang kerjaan. Kau mau aku di tuduh yang tidak tidak? Huh?” ujar Hoseok panjang.

Namjoon yang mendengar itu hanya menatap datar Hoseok tanpa minat. Dalam hati merutuki kenapa ia tadi harus mengajak pria ini. Tapi karena Namjoon adalah orang yang sabar dan pengertian, ia pun menghela nafas panjang dan berkata, “Aku sudah minta izin pada pihak kampus. Dan mereka mengizinkan. Asalkan kita tak mengganggu konsentrasi para mahasiswa yang tengah mengikuti materi pembelajaran.” jelas Namjoon untuk kesekian kalinya dengan sabar.

Melihat perdebatan Namjoon dan Hoseok, membuat Seokjin hanya tersenyum geli dan menggelengkan kepalanya. Sudah kebal dengan sikap Hoseok yang terkesan kekanak-kanakan tersebut.

“Sudahlah. Kau. Jung Hoseok, ikut aku saja. Aku mau mengecek ruang kesehatan yang terdapat mayat itu berada. Kajja!” Seokjin menginterupsi, menengahi perdebatan junior junior tersebut.

Tapi mendengar kata mayat, seketika membuat Hoseok bergidik ngeri. Kepala nya menggeleng ribut. Seokjin yang melihat itu, tak mengindahkan, malah yang ada Seokjin menarik pergelangan tangan Hoseok untuk mengikutinya. Menyadari ia dalam masalah, Hoseok mengisyaratkan Namjoon untuk membantunya. Tapi sepertinya, kali ini Namjoon mengabaikan isyarat nya itu.

Hyung. Kalau menemukan sesuatu, kabari aku ya?” kata Namjoon pada Seokjin sebelum pria itu semakin menjauh.

Seokjin tak menjawab, hanya melambaikan tangannya pertanda bahwa ia mengerti. Tetap menarik Hoseok yang saat ini terlihat pasrah. Diam diam Namjoon tersenyum geli, yaa — sekali kali Hoseok harus bersikap tegas. Jangan bisanya hanya mengeluh dan membuat semua orang harus mengikuti keinginannya.

THE VAMPIRE:Destiny✔️Where stories live. Discover now