9

853 105 10
                                    

Sahabat seumur hidup. Apa bisa disamakan dengan seseorang yang akan menemanimu selama sisa hidupmu di dunia ini?

Atau bisa di sebut pasangan?

Apa yang di harapkan dari sebuah persahabatan apabila kedua belah pihaknya memiliki sebuah rasa yang tak bisa di jelaskan?

Bukan sekadar ingin pihak lain bahagia. Namun, merasa ingin memiliki pihak lain seutuhnya.

Junkyu sadar bahwa ia tak pernah bisa menahan amarahnya ketika seseorang yang sudah di cap sebagai mainannya di sentuh oleh orang lain.

Baginya, apa yang sudah di cap sebagai miliknya tidak boleh di sentuh oleh orang lain.

Seperti sebuah mainan, pasti ada rasa dimana kamu merasa bahwa saat meminjamkan mainanmu, kamu takut mainanmu akan lecet atau bahkan rusak.

Junkyu juga tak mau hal itu terjadi.

Namun junkyu lupa, bahwa apa yang ia cap sebagai mainan itu adalah seorang manusia. Bukan benda.

Junkyu diajarkan oleh orang tuanya bagaimana menghargai dan menghormati orang lain.

Namun junkyu juga di ajarkan bahwa apa yang sudah menjadi miliknya, harus ia pertahankan sampai akhir.

Buang mainan yang sudah tak bisa digunakan dan ganti dengan yang baru.

Seperti salah satu syarat lepas dari hak kepemilikan junkyu, mencari ganti yang baru.

Junkyu selalu memegang teguh apa yang di ajarkan orang tuanya. Ia tak pernah melepaskan mainannya begitu saja. Untuk apa melepaskan hal yang kamu sukai, ketika kamu tak memiliki ganti akan hal itu?

Sebenarnya apasih gunanya junkyu memiliki mainan di sini?

🐣🐣🐣




"Kamu mau istirahat di sini atau ke kelas?"

"Aku di sini aja, mungkin nanti kalo mendingan rasa nyerinya aku bakal ke kelas."

Junkyu mengangguk, kemudian melangkahkan kakinya keluar dari UKS.

Junkyu berjalan dengan wajah dinginnya. Membuat beberapa siswa enggan menyapa atau bahkan menatapnya.

Bell tanda pelajaran pertama di mulai sudah berbunyi. Namun junkyu masih dengan langkah santai berjalan menuju kelasnya.

Langkahnya terhenti ketika seseorang menghalangi jalannya. Junkyu menatap datar Jeno.

"Minggir."

Jeno tak bergeming, tangannya di arahkan menyentuh lengan junkyu. Namun langsung di tepis begitu saja oleh junkyu.

"Lu apaan sih!? Minggir!" Geram junkyu

"Aku mau ngomong sama kamu."

Junkyu melihat sekitar, lorong tampak sepi. Mungkin karena jam pelajaran pertama sudah di mulai.

"Ya tinggal ngomong."

"Aku mau ngomong cuma berdua sama kamu."

Junkyu mendelik malas, langkahnya kembali terdengar, di ikuti Jeno yang tampak gugup.

Sesampainya di rooftop junkyu duduk di salah satu kursi. Membiarkan Jeno yang menunduk di tengah-tengah sembari menghadapnya.

"Lu mau ngomong apa?"  Ucap junkyu malas

Jeno mendongak, menatap junkyu intens. Berbeda dengan junkyu yang menatap Jeno tak minat dengan ekspresi datarnya.

"Aku mau kembali kayak dulu."

Junkyu menaikan satu alisnya. Ada apa dengan pemuda bermarga Lee di depannya ini?

Dulu ia yang memohon untuk di lepaskan lalu kenapa sekarang ia malah ingin kembali?

"Aku suka kamu. Selama 2 bulan kita bersama kamu engga pernah sekalipun ngelirik aku! Kamu selalu sama Noa. Seolah aku engga ada! Aku tau aku cuma mainan kamu! Tapi bukankah itu nggak adil untuk aku? Sekarang saat haruto menjadi mainan kamu, Noa pergi. Padahal yang jelas suka sama kamu itu aku! Lalu kenapa yang leluasa bersama kamu itu haruto?!?" Muak Jeno.

Air matanya membasahi pipi dan rahang tegasnya. Membuat junkyu sedikit iba.

Jeno mendekati junkyu dan duduk di pangkuan junkyu. Badannya menghadap junkyu dengan posisi kakinya yang terbuka lebar menghadap perut junkyu.

"Kamu selalu minta aku suapin kamu kan? Kamu bilang aku harus ada di dekat kamu. Kamu juga bilang kalo aku milik kamu. Benarkan?"

Junkyu menatap Jeno dengan ekspresi datarnya. Jujur junkyu bingung, kenapa Jeno seagresif ini kepadanya?

Dimana Lee Jeno yang dulu penurut bak anak baik di hadapan junkyu?

"Lee Jeno." Junkyu menganggil Jeno dengan suara seraknya. Membuat Jeno mendekap tubuh junkyu dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher junkyu.

Junkyu melepas pelukan Jeno dan menangkup wajah Jeno untuk menatap matanya.

"Itu dulu."

Jeno menggeleng, membuat tangan junkyu merenggang dan beralih pindah ke bahu Jeno.

"Dengerin gue!"

Jeno menolak, ia kembali memeluk junkyu.

Junkyu masih memiliki kesabaran menghadapi sifat Jeno. Kalo bukan mengingat bahwa Jeno yang begitu menurut padanya dulu, sudah di pastikan junkyu akan mendorong Jeno dari rooftop sekarang juga.

"Aku sayang kamu, aku cinta kamu!! Aku suka kamu!! Cuma kamu Kim junkyu!" Racau Jeno.

Junkyu merasa kesabarannya sudah di ambang. Niat hati ingin memperlakukan Jeno lembut agar pemuda itu tak terluka. Namun perasaan geram membuat junkyu melepas pelukan itu paksa dan memaksa Jeno menatapnya.

Tangannya mencengkram dagu Jeno, membuat Jeno Meringis.

"Lu tuh udah nggak berguna lagi buat gue. Lu sendiri yang ngasih gue mainan baru. Sekarang apa? Lu mau kembali? Bukannya dulu lu bilang lu cinta sama orang lain? Dengan baik hati gue ngelepas lu Lee Jeno!"

"Aku ngelakuin itu karena aku pikir kamu akan nahan aku junkyu. Tapi kamu malah nyuruh aku cari pengganti. Itu buat aku sakit hati"

"Hingga lu ngejebak haruto kan? Lu udah buruk di mata gue! Gue mau lu pergi! Jangan buat masalah!"

Junkyu mendorong Jeno membuat Jeno jatuh. Junkyu bangkit dari duduknya.

"Jangan pernah sentuh gue lagi! Lu udah nggak ada hak untuk itu!"

Junkyu meninggalkan Jeno. Jeno menatap kepergian junkyu dengan sendu.

"Dulu gue enggak bisa singkirin Noa. Karena lu selalu ngejaga dia. Sekarang gue harus singkirin haruto? Okay!  Gue akan melakukan apapun itu Kim junkyu. Karena lu cuma milik gue!"

Jeno bangkit dengan sedikit tertatih karena pantatnya nyeri. Junkyu tak main-main saat mendorongnya tadi.

Dengan kasar Jeno menutup pintu rooftop membuat suara yang cukup nyaring.































"Padahal niatnya cuma bolos aja. Eh malah ngelihat sinetron SC*V."

Asahi mengusap wajahnya kasar. "Lanjut tidur aja deh."


Mysterious Friendship (KYUHARU/HARUKYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang