Gadis Idaman Azka

Start from the beginning
                                    

"ngaco kau bang, itu waktu bulan puasa kemarin, kita bukber ngajakin pak usman sama intan eh nggak sengaja kita samaan bajunya, jadinya disuruh ibu foto bareng, eh tapi gimana cocok kah ? hihi" Azka menyeringai dengan ekspresi pamer.

"iya cocok, cocok jadi adeknya. Btw lu tinggi juga ya dek, tapi tetap tinggi gue sih haha" ucapnya meledek dan dibalas pukulan di bahunya oleh azka. "bisa pake celana juga ternyata ni cewek" ujar Rafa, Azka menoleh "bisalah, Intan tuh canggih, mau pake apaun bagus" jawabnya

"tapi kenapa malah sering pake gamis ya, bukannya nggak bagus, tapi kalo dia pake celana gini sama kemeja keren banget gue liat" ucap Rafa pada Azka. "lo tanya lah kenapa" ucap Azka dengan nada malas pada Rafa, membuat Rafa ingin sekali menjitak kepala adiknya yang lumayan tampan itu.

Kemudian Rafa kembali melihat foto-foto Intan, gadis ini mungkin tingginya sekitar 158 fikirnya, kalau disandingkan dengan Rafa saja dia hanya sebatas dagu Rafa mungkin. Kalau dibandingkan dengan Karin tentu saja berbeda jauh meskipun Intan juga manis kalau diliat, Karin yang tinggi dan langsing serta wajah lebih kea rah bule, kulit eksotis bersih hidung mancung, kalau intan Wajahnya lebih kearah wanita asia, mata juga tidak sipit tidak besar, hidung juga tidak terlalu mancung, kulitnya kuning langsat lebih ke arah pucat, tiba-tiba penilaian Rafa terhenti ketika Azka kembali berucap.

"Intan memang nggak bisa dibandingin sama pacar lu bang, tapi dia tu kek gak bosen diliat, kalau kak Karin lama-lama bosen tau. Haha" ujarnya sambil tertawa dengan ekspresi tidak tertebak seperti tau spayang difikirkan oleh Rafa

"cihh bilang aja lu iri kan, pacar gue spek model, dokter pula. haha" jawab Rafa sambil tertawa

"kagak lah, tepos gitu pacar lu, tetek nya kecil juga. Nggak penasaran gue sama spek gitu bang" jawab Azka sambil matanya masih menatap tv.yang membuat Rafa merasa kalau Azka tidak mengolok nya melainkan berbicara serius. Dan kalau difikir betul juga, kalau dari body seorang model,Karin memang pas. Tapi kalau tubuh proposional orang indo Karin jelas tidak masuk hitungan.

Panggilan ibunya membuyarkan mereka.

"Azka tolong anterin nih sup buat om ibrahim !!" teriak ibunya dari dapur. Azka dan Rafa bertatapan sekilas.

"lu aja ya bang, gue lagi mager nih" ucap Azka dengan wajah memelasnya.

"ayoo cepetan Azka...!!" teriak ibunya lagi

"lu napa sih cil, bukannya lo demen ketemu kan sama tu mata empat lo" jawab Rafa masih enggan bergerak

"Intan nya nggk ada juga, lagian kan lo sekalian mau keluar jemput kak Karin kan, Nah sekalian aja" ucap azka

Benar juga batin Rafa, ini sudah waktunya untuk menjemput Karin, mau tidak mau dia menggantikan Azka mengantar sup untuk om ibrahim, sekalian keluar rumah apalgi jarak rumah mereka hanya sekitar 9-10 langkah saja.

"sini buk, aku aja yang anter" ucap Rafa sembari menyemprotkan parfume ke bajunya

"loh kamu belum berangkat ai ?" tanya ibunya sambil memegang mangkuk sup

"belum buk, ini mau berangkat, sini sekalian aku yang kasih ke om ibrahim, tuh bocil gaje lagi mager katanya, alias karena nggak ada intan dirumah jadi males dia kesitu" jelas Rafa sambil mengambil mangkuk sup dari tangan ibunya, lalu bergegas keluar.

Sesampai dirumah om ibrahim, Rafa mengetuk beberapa kali. Namun tidak ada jawaban. Sepertinya ibunya mendengar kalau Rafa sudah mengetuk beberapa kali, dari rumah mereka ibunya setengah berteriak.

"masuk aja taroh di dapur, biasanya nggak dikunci, om ibrahim kayaknya belum pulang dari masjid" ucap ibunya

Rafa hanya mengangguk dan membuka yang benar saja memang tidak dikunci. Kemudian dia masuk ke dapur dan meletakkan sup itu di meja makan. Ketika ingin beranjak keluar dia mendengar ada suara senandung seorang perempuan, matanya pun mengikuti arah suara itu.

Deg... matanya terpaku melihat seorang gadis menggunakan handuk pendek sepaha, rambut gadis itu basah, sepertinya habis mandi. Gadis itu tidak menyadari kehadirannya karena dia tengah asik bernyanyi dan memilih baju dilemari. kemudian gadis itu memakai kaos oversize dan kemudian melepas handuk dari badannya melanjutkan aktifitas yang nampaknya mencari celana.

 kemudian gadis itu memakai kaos oversize dan kemudian melepas handuk dari badannya melanjutkan aktifitas yang nampaknya mencari celana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak salah lagi itu intan, suaranya pun suara Intan. Rambut sepunggung dan tebal kulitnya bersih, tidak bisa digambarkan bagimana jantungnya sekarang. Secepatnya dia melangkahkan kaki keluar dari rumah om ibrahim, menyalakan mobil dan melaju ke kos Karin.

Namun ketika dijalan tidak hentinya ia memutar kembali bagaimana seorang Intan hanya memakai handuk sepaha. Punggung dengan rambut basahnya. Sangat jelas kalau tubuh gadis itu tidak kurus, tapi cukup berisi di bagian depan dan belakang, bahkan bisa dikatakan lumayan panas. Bentuk tubuh yang mungkin lelaki mana saja senang dengan perempuan bertubuh seksi seperti itu. Tapi seketika keseksian itu memudar ketika mengingat intan yang cupu dan memakai kacamata, bukannya seksi malah lebih mirip ibu-ibu fikirnya.

Cepat-cepat dia menggelengkan kepala mengembalikan fokus, bahaya ucapnya sendiri. Pantas saja Azka tidak suka yang seperti Karin, adiknya ternyata memiliki selera yang lumayan. Jangan bilang Azka sudah pernah melihat Intan seperti tadi. Berbagai macam fikiran2 memenuhi otaknya. Sampai akhirnya dia berhenti di depan kos Karin.

"oke Rafa, lo harus sadar, itu tadi rezeki, tapi ingat tipe lo bukak kayak gadis itu, tapi kayak pacar lu Karina" ucapnya sendiri dalam mobil sebelum akhirnya dia membuka pintu mobil keluar.

Panik NikahWhere stories live. Discover now