Bulan melebarkan matanya, secara tidak langsung Bintang tetap tidak mengizinkannya untuk berdandan walau tipis sekalipun.

"Ish, kok gitu sih!!" sebal Bulan sembari mengerucutkan bibirnya.

"Cepet masuk, atau gue cium, huh?!" lontar Bintang dengan satu alis yang terangkat.

Bulan kembali melebarkan mata bulatnya sebelum masuk kedalam mobil dengan grusukan.

Setelah menutup pintu mobil untuk Bulan, Bintang menghela nafas terlebih dahulu. "Resiko punya pacar bocah, sabar Lo harus seluas samudra, Al," gumam Bintang lantas menggeleng dan segera mengitari mobil karena teriakan sang kekasih yang menyuruhnya untuk segera mengendarai mobil.

~~~

Setelah menempuh perjalanan 15 menit, kini mobil Bintang sampai di pekarangan sekolah dan ikut memarkirkan mobilnya diparkiran khusus Guru sekolah, secara dirinya adalah Cucu kesayangan dari pemilik sekolah.

Bintang turun dari mobil dan segera mengitari mobilnya untuk membukakan pintu untuk sang Tuan Putri.

Bintang menaruh tangannya dipinggiran pintu untuk melindungi kepala kekasihnya agar tidak terkantuk bagian atas pintu mobil. Kemudian Bintang menutupnya kembali.

"Al?" panggil Bulan dengan nada lesunya.

Bintang bereehem pelan sembari merapihkan anak rambut kekasihnya yang sedikit berantakan.

"Kenapa, huh?" tanya Bintang dengan tangan yang sudah berpindah ke pinggang ramping kekasih mungilnya.

"A-aku gugup tahu, hampir satu sekolah ngeliatin kita, Al!" ujar Bulan yang nyaris berbisik.

"Ya terus?" Bintang menaikkan satu alisnya yang mendapat geplakan di lengannya dari Bulan.

"A-aku malu," cicit Bulan.

"Baju Lo lengkap, rambut Lo rapih, yah gak mirip-mirip banget lah sama gembel, ngapain malu?" jawab Bintang dengan entengnya.

Bulan kembali melebarkan matanya menatap tajam sang kekasih, bagaimana bisa Bintang menyamakan dirinya dengan gembel, menyebalkan sekali kekasihnya itu.

"Lo mau tuh mata copot apa gimana sih? Dari tadi melotot terus setiap ngomong sama gue!!" kesal Bintang yang tidak mengerti dengan Bulan yang setiap berbicara dengannya selalu melotot.

Plukk

Bulan menepuk bibir Bintang agak keras hingga membuat sang empunya mengaduh.

"Makanya kalo ngomong tuh jangan suka sembarangan!!" omel Bulan.

Cup

"Cantik!" ujar Bintang setelah mencuri ciuman dibibir Bulan.

"Ayok, mau sampe kapan Lo berdiri di situ?" tanya Bintang sembari menaikkan satu alisnya, menatap ke arah Bulan yang masih mematung di tempatnya.

Ingin rasanya Bulan menggeprek wajah menyebalkan milik Bintang, namun ia juga tidak mau kehilangan wajah tampan kekasihnya.

Setelah itu Bulan berjalan mendahului Bintang membuat sang empu hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah kekasihnya yang tampak menggemaskan.

Kini sepasang anak manusia itu berjalan beriringan dengan Bintang yang senantiasa menggenggam tangan Bulan, takut-takut jika tak ia genggam Bulan akan hilang.

Tak jarang juga Bintang menatap tajam siapapun yang berani menatap ataupun memuji kekasihnya, bahkan ia tak segan untuk menegur seseorang yang dengan terang-terangan menjelekkan Bulan, di hadapannya!! Hadapan Bintang, guyss!! Rasanya orang itu ingin nyari mati dengannya.

"Bisa-bisanya si Bintang pacaran sama modelan bocil kaya gitu, dibanding sama yang dulu, masih berisi juga yang dulu" gumam seorang siswa laki-laki yang tidak sengaja terdengar oleh Bintang.

"Ngomong apa Lo tadi?" tanya Bintang pada Siswa laki-laki itu dengan ekspresi wajah yang tak bersahabat.

"Al!" panggil Bulan, takut-takut Bintang akan membuat keributan di pagi hari.

"Diem!" jawab Bintang tanpa mengalihkan pandangannya dari Siswa itu.

Sedangkan Siswa laki-laki tadi meneguk ludahnya susah payah karena seolah terhalang oleh tatapan tajam Bintang.

"Gue tanya, Lo ngomong apa tentang CEWEK gue, sial*n!" desis Bintang. Kini satu tangannya mencengkram kuat kerah seragam Siswa laki-laki itu.

"E-enggak Al, gu-gue gak ngomong, a-apa-apa," jawab Siswa laki-laki itu dengan gugup.

Bintang menghempas kerah seragam Siswa tadi dengan kasar hingga membuat Siswa itu terhuyung ke belakang.

"Inget yah. Ini bukan berlaku untuk Lo aja! TAPI INI JUGA BERLAKU UNTUK KALIAN SEMUANYA!! TERUTAMA LAKI-LAKI. JANGAN PERNAH NGUSIK GUE ATAUPUN CEWEK GUE, KALAU SAMPE GUE DENGAR ATAUPUN LIHAT KALIAN NYAKITIN CEWEK GUE. GUE PASTIIN... HARI ITU JUGA, KALIAN MASUK KEDALAM DAFTAR HITAM SEBAGAI MUSUH GUE. NGERTI KALIAN SEMUA?!!!" tegas Bintang.

"Nge-ngerti Al!!" seru mereka semua yang ada di koridor.

Kemudian mereka yang ada di sana segera membubarkan diri, karena kalau sudah masuk daftar hitam Bintang, mungkin hidup mereka dalam bahaya.

"Kamu gak perlu kaya gitu, Al. Kamu berlebihan!" tegur Bulan seraya mengusap pelan lengan Bintang yang menegang karena telapak tangannya mengepal.

Bintang menoleh ke arah Bulan masih dengan tatapan tajamnya. "Gak ada yang berlebihan, kalau itu menyangkut Lo!" tekan Bintang.

Bulan melengkungkan bibirnya karena merasa tak nyaman dengan tatapan Bintang yang mengintimidasinya.

"Al serem!" ujar Bulan dengan mata berkaca-kaca hingga membuat Bintang tersadar dan segera tersenyum.

"Sorry."

Cup

Kali ini Bintang mencium kening Bulan dan mengusak gemas surai hitam milik kekasihnya.

"Ayok ke kelas!" ajak Bintang.

Kemudian mereka berdua pergi ke kelas, lebih tepatnya ke kelas Bulan lebih dulu.

Setelah mengantar Bulan sampai di kelas hingga ikut masuk kedalamnya, Bintang berlalu dari sana, membuat warga kelas Bulan bersamaan menghela nafas lega.

Bagaimana tidak? Pasalnya teriakan peringatan Bintang sampai terdengar diseluruh penjuru sekolah karena bukan hanya saking kerasnya, tetapi juga karena keadaan masih pagi dan sunyi maka dari itu suara keras Bintang menggema di seluruh ruangan.

"Cowok Lo, serem juga Lan!" ujar salah satu teman laki-laki sekelas Bulan.

"Iyah, Bulan aja sampe takut." jawab Bulan dengan polosnya yang membuat seluruh teman sekelasnya menganga tak percaya.

Jika Bulan saja takut, bagaimana mereka bisa berlindung di belakang Bulan? Rasanya pagi ini terasa sangat creepy, karena Bintang kembali seperti semula. Dingin dan kejam penuh peringatan.

Sampai sini dulu yah guysss, kalau rame aku lanjut lagiiii....

To Be Continued

Possesive BoyFriend [ New Version ] ENDOù les histoires vivent. Découvrez maintenant