Athair yang mendengar penuturan itu berusaha untuk tetap tegar walaupun hatinya seperti tertusuk ribuan jarum "Ah jadi gue kagak punya kesempatan lagi ya?"

"...."

"Ngomong-ngomong sejak kapan lu sadar soal perasaan lu?"

Alisha menggeleng pelan "Gue kagak tau pastinya. Tapi kayaknya mulai tumbuh pas gue magang di sana.... Tapi, gue kagak tau ending nya bakalan kayak gimana nantinya. Dia kayak sesuatu yang sulit untuk di gapai. He's too perfect. Terlalu sempurna bahkan bagi manusia. Gue bahkan berpikir kalau dia bukan manusia sangking perfect-nya" 

Atau mungkin manusia serigala?, batin Alisha, lalu sedetik kemudian gadis itu kembali mengeleng-gepengkan kepalanya. Entah kenapa semenjak ia mencari tau tentang keanehan yang Dareen miliki. Ia selalu berangappan jika pria itu adalah seorang werewolf. Apalagi di tambah dengan tanda dilehernya. Tanda yang sekarang ia tutupi dengan rambut hitam panjang miliknya

"Bahkan setelah apa yang dia lakuin ke gue. Gue enggak bisa benci sama dia. Gue cuma sedikit kecewa?..."

"...Dan kayaknya ego gue terlalu tinggi dan gue juga terlalu egois karena selalu menepis perasaan gue sendiri, salah gak sih menurut loh? Gue kan gitu karena gue belum siap buat kedepannya. Lagipula kehadiran dia terasa begitu cepet banget buat gue. Sangat amat cepet malah, bahkan gue sendiri bingung dengan takdir yang gue alami sekarang" Alisha kini memandangi Athair yang sedari tadi hanya diam saja "Ahh sorry. Gue malah jadi curhat"

Atahir terdiam dengan sudut bibir yang sedikit tertarik ke atas. Berusaha bersikap tenang.

"Kagak kok. Lo bener kalau misalnya lo mau egois. Lagipula lo masih muda, dan dia udah dewasa. Pasti ada hal di antara kalian berdua yang kurang nyambung. Yah, intinya sih cuma masalah komunikasi doang"

"Gue kira tadi lo bakalan marah, tapi ternyata cukup bijaksana"

"I'm trying. Walaupun kayaknya perasaan gue enggak bakalan terbalas. Tapi gue masih mau jadi orang yang bisa lo andalkan"

"Kok lo sampe segitunya sama gue sih?" Tanya Alisha dengan raut wajah yang sangat menunjukan jika gadis itu tengah bingung

"Alasannya sama kayak dia yang culik lo sampe kesini. it's simple. cause I love you. Tapi ending lo malah suka sama dia. Agak sulit sih, but I'm okay"

"Maaf"

Athair lagi-lagi tersenyum "Kita masih temenam kan?"

"Kita sahabatan" Balas Alisha dengan senyuman manis yang menghiasi wajah cantiknya

Tok tok tok

Percakapan itu terhenti ketika suara ketukan menginterupsi mereka. Dan sedetik kemudian Alisha dapat melihat Charlie yang masuk dengan senyuman yang terlihat sangat cerah

"Apakah kalian sudah selesai berbincang-bincang?" Tanya Charlie yang berjalan melewati Alisha untuk mengencek keadaan Athair

"Paman mendengarnya?"

Charlie mengangguk pelan "Aku mendengarnya, hanya saja aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan. Karena kalian menggunakan bahasa Indonesia, bukan?"

Alisha mengangguk pelan

"Aku suka mendengar kalian berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia. Karena dengan begitu, aku dapat melihat wajah frustasi seseorang karena tidak mengerti arah pembicaraan yang kalian berdua bicarakan. Itu benar-benar sangat menghibur

Alisha terdiam. Tanpa Charlie kasih taupun. Ia dapat menebak jika orang yang dia maksud adalah Dareen

Jadi, sedari tadi Dareen berada di balik pintu dan mendengarkan semua pembicaraan yang Alisha lakukan? Tapi sedetik kemudian gadis itu bernafs lega karena ia sedari tadi menggunakan bahasa Indonesia. Jadi, pria itu tidak mengerti kemana arah pembicaraan ia tadi

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now