#1 - That Day (Prologue)

121K 4.1K 21
                                    

Tidak lagi... pikirku seketika setelah menyadari siapa yang ada dihadapanku.

Bagaimana mungkin aku terjebak di lubang yang sama, bahkan kali ini lubang itu lebih dalam dan gelap. Dan mungkin tidak akan ada yang dapat menolongku kali ini.

Laki-laki itu, tubuh dan parasnya memang sedikit berubah, kini ia tampak seperti laki-laki dewasa yang matang. Namun bagaimanapun, aku tidak akan pernah lupa senyuman itu, atau lebih tepat kusebut seringai itu. Aku masih sangat mengingatnya dari saat terakhir aku bertemu dengan laki-laki bajingan itu.

💙💙💙

Elisabeth Mueller Daniswara, seorang gadis berdarah Indonesia Jerman yang memiliki paras lembut dan lebih akrab disapa Elle. Ibunya berkebangsaan Indonesia sedangkan ayahnya berkebangsaan Jerman. Keluarga mereka baik-baik saja hingga ibunya, Selena Putri Daniswara tertangkap basah selingkuh dengan klien ayahnya. Setelah kejadian itu orang tuanya bercerai, Selena berkeinginan mengasuh Elle, namun Maximilian Mueller ayah Elle menolaknya, menurutnya Elle tidak pantas diasuh oleh ibunya yang seorang "pelacur". Dan sejak saat itu, tepat saat Elle menginjak usia 18 tahun, dia dan ayahnya kembali ke Jerman. Elle pun memulai kehidupannya disana...

***

"Baiklah Elle, kurasa cukup tour kampus untuk hari ini.", kata Tiffany yang tiba-tiba terlihat panik dengan mata melotot menatapku.

"Apa?", kataku tidak mengerti dengan tatapan Tiffany itu, aku mencoba memahami tatapan apakah itu dan itu terlihat seperti -hei sebaiknya kita segera pergi dari sini- . Aku tidak benar-benar memahami maksud Tiffany sampai ada seorang laki-laki..ehmm lebih tepatnya seorang laki-laki dengan segerombol laki-laki lain di belakangnya.

Ia menatapku tanpa mengalihkan perhatiannya. Aku kemudian baru benar-benar mengerti maksud Tiffany, tanpa pikir panjang lagi aku langsung menarik tangan Tiffany dan mengajaknya pergi dari sana, "ayo Tiff kita pergi."

Aku dan Tiffany siap melangkah pergi ketika tiba-tiba ada yang menarik tanganku, "kau mau kemana cantik? tidakkah kau memiliki sopan santun? kau tidak bisa pergi meninggalkanku begitu saja. siapa namamu?", tanya laki-laki itu sambil masih menggenggam tanganku.

Aku menatap Tiffany sejenak dan memberi tatapan -apakah aku harus memberitahu namaku padanya Tiff?-, namun aku tidak mendapat jawabannya, dan dari yang aku lihat dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Geez.

"kau bisa mendengar yang kukatan bukan?", laki-laki itu memaksaku kembali menatapnya, namun aku masih diam. Kemudian dia tersenyum, "hey Thom, apa kau ingin mencium Tiffany?", kata-kata itu membuatku panik seketika dan karenanya tanpa sadar aku menyebutkan namaku dan ia menyuruh Thom berhenti dengan gerakan satu tangannya yang diangkat ke atas.

"Elle...", aku mengatakannya ragu-ragu, kemudian ia mendekatkan telinganya kedepan wajahku seakan ingin mendengar lebih jelas, "Elle, namaku Elle", ucapku dengan suara bergetar.

Dia tersenyum puas, "Elle Fanning? atau apa? aku butuh nama lengkapmu.", laki-laki itu kemudian tertawa mengejekku.

Aku kembali menatap Tiffany dan kali ini ia menggeleng dengan keras.

"Tiffany? apa kau bisa untuk tidak mengganggu percakapan kami?", laki-laki itu berkata dengan lembut namun terdengar sangat mengancam. Kemudian ia kembali menatapku," sebutkan nama lengkapmu sayang, atau...", ia membiarkan kalimatnya menggantung lalu menatap Thomas seperti memberi kan satu isyarat.

oh tidak, batinku. "Elisabeth Mueller Daniswara", dan sekali lagi ia tersenyum puas.

***
Gimana? Penasaran? Yuk lanjut ke next part😁

His Shadow (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang