2

47 11 22
                                    

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.









Dengan air mata yang tumpah ruah, Keina melangkahkan kakinya untuk menuju flat sahabatnya. Uang di dalam dompetnya sudah berkurang karena ia gunakan untuk membayar ongkos taxi. Entah bagaimana cara ia ke depannya untuk bertahan hidup, yang jelas ia sudah merasa cukup lega karena bisa keluar dari rumah yang selama ini tidak pernah memberikan kenyamanan untuknya.

Mengetuk pintu flat sahabatnya, lantas setelahnya Keina menghapus air matanya menggunakan punggung tangan. Disaat seperti ini ia tidak tahu siapa lagi yang bisa ia mintai bantuan selain sahabat baiknya. Ia berpikir mungkin untuk sementara waktu ia bisa tinggal di flat sahabat baiknya.

Ceklek....

Pintu flat terbuka, menampilkan sosok sahabatnya dengan sebuah koper yang kini tengah berdiri di sampingnya.

"Kau kenapa?" tanya Keina pada sahabatnya yang terlihat beruraian air mata. Keduanya terlihat begitu menyedihkan saat ini.

"Aku diusir. Aku hiks tidak dapat membayar biaya sewa flat."

Kesedihan Keina bertambah saat mendengar penuturan dari sahabatnya barusan. Padahal niat hati ingin menumpang hidup di flat Chan Yun, namun kini sahabatnya malah diusir karena tidak sanggup membayar uang sewa. Disaat seperti ini pun ia tidak dapat membantu apapun, sebab uangnya juga sangat menipis untuk dirinya sendiri bertahan hidup.

"Aku hiks pergi dari rumah."

Chan Yun segera menarik tubuh sahabatnya, keduanya saling berpelukan dan mencoba untuk saling menguatkan satu sama lain.

"Aku tidak dapat membantumu." ucap Chan Yun sembari mengelus lembut punggung Keina.

Keina cukup mengerti bagaimana dengan keadaan sahabatnya. Seharusnya ia yang meminta maaf karena disaat seperti ini ia juga tak dapat membantu apapun untuk Chan Yun.

Melepaskan pelukannya sepihak, lantas Keina berucap, "Kau akan tinggal dimana?"

"Aku akan tinggal sementara bersama dengan kekasihku." ucap Chan Yun sembari menghapus air matanya menggunakan punggung tangan, "Apa kau mau ikut tinggal bersama kita?"

Keina dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin menjadi beban Chan Yun, terlebih lagi ia juga tidak begitu akrab dengan kekasih dari sahabatnya ini. Apapun yang terjadi nantinya ia akan siap menerima semuanya. Sebab pergi dari rumah sudah menjadi keputusan yang ia ambil. Ketimbang ia harus selalu merasa tertekan karena keegoisan kedua orang tuanya. Belum lagi kakaknya yang tidak pernah mau peduli akan dirinya.

"Aku tidak mau merepotkan kalian berdua."

"Lalu kau akan kemana?"

"Entahlah, tapi aku akan baik-baik saja."

Chan Yun menepuk pelan bahu sang sahabat, "Kein, sebelumnya aku minta maaf. Tapi boleh aku meminjam uang mu untuk naik taxi. Nanti akan aku ganti setelah aku mendapatkan pekerjaan."

Serendipity PJM (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat