SERIGALA PENYENDIRI

2 0 0
                                    

Semua orang di dalam ruangan itu sudah menanti-nanti kejadian selanjutnya. Bagaimana tidak, hampir semua orang yang sering kesana pasti mengenal pria bermata tajam itu.

Terkecuali diriku, aku tak mengenalnya, mungkin karna aku yang tidak acuh sama sekali, bahkan aku yang juga jarang atau enggan untuk mengenal orang yang menurutku asing, dan tidak berkepentingan denganku.

Alerick Ganendra Barata

Namanya cukup terkenal di sini, namun aku tak mengenalnya, namun tak jarang juga aku mendengar namanya disebut-sebut, entah dari mana, entah apa yang ia lakukan, namanya sering terlintas di telingaku.

Bahkan aku sendiri pun baru tau bentuk rupa dan wajahnya kali ini, walaupun sebenarnya ia sering datang kemari.

Alerick, atau biasa disapa " Al ", agar lebih singkat dipanggilnya, adalah pria yang berparas lumayan manis, sedikit tampan memiliki ekspresi datar, namun tatapannya terlihat tajam, dan juga memiliki alis yang tebal yang biasanya didamba-dambakan para wanita.

Al terkenal pria yang memiliki sifat cuek, acuh tak acuh dan tak mau menau, ia tak akan menyenggol siapapun yang menurutnya tidak ada hubungannya dengan dia, enggan mengobrol, sangat tertutup, dan ekspresinya yang selalu datar dan tidak menyenangkan, membuat orang lain juga enggan menyapanya, atau mungkin bahkan menganggunya.

Tak ada satupun orang di sana yang mau mengganggunya, hampir setiap ia datang ke kedai ini, ia hanya memesan kopi susu yang sama, tanpa mengeluarkan sepatah dua patah kata basa basi dengan baristanya, lalu lekas pergi menuju ruang literasi, mengambil satu buku, lalu duduk di sembarang tempat, yang terlihat kosong.

Tatapannya hanya fokus dengan buku yang ia baca saja, menyumpal telinganya dengan earphone, menandakan bahwa ia tak ingin di ganggu oleh siapapun.

ada beberapa orang mencoba untuk berbasa-basi dengannya, mendekatinya lalu bertanya-tanya berharap Al akan merespon pertanyaannya dengan baik, namun Nihil, Al tak pernah meresponnya dengan baik.

Bahkan Sekar pun orang yang dikenal wanita yang mudah akrab dengan orang lain pun tak bisa akrab dengannya, saat itu Sekar pernah mencoba untuk membuka obrolan dengan Al.

" mmmm... halo lagi baca apadeh? "
" kayanya seru ya?... seru ga sih? "
" udah pernah baca ini belum?... sumpah ini seru banget " Sekar menghampirinya bertanya-tanya, seolah mereka sudah akrab, atau bahkan mungkin ingin terlihat akrab.

Al hanya diam tak menjawab... tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Al, matanya masih fokus tertuju ke buku yang ia baca.

" Hellooo.... ada orang kah? " Sekar melambaikan tangannya di hadapan Al, lalu mencolok-colok anggota tubuh Al dengan jari telunjuknya.

Al hanya mendongak, dengan tatapan datarnya, dan melepas sebelah earphonennya.

" Lagi baca buku apa? " Sekar kembali mengulangi pertanyaan yang sama.

Al hanya menjawab dengan menunjuk judul buku yang ia genggam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

" Ohh... Gue mau baca juga dong, nanti kasih tau ya kalo udh selesai bacanya "

Al menutup bukunya lalu memberikannya kepada Sekar, lalu melangkah pergi dari tempat itu.

" Loh... kan gue bilang nanti aja kalo lo udah selesai baca, Woi.... Siapa pun nama lo... ". Sekar meneriaki Al dengan penuh keheranan, apa yang dilakukan Al benar-benar di luar ekspetasinya.

Al tak peduli ia tetap melangkah pergi tanpa menoleh kebelakang sedikitpun, dan memasang kembali earphonnya, lalu pergi melewati pintu.

Begitulah Al, hampir tak ada yg mengenalnya jangankan cerita latar belakangnya, bahkan siapa atau apakah Al punya teman atau sahabat pun tak ada yang tau.

Tak heran jika beberapa orang menjulukinya sebagai serigala penyendiri.


Sebuah titik akhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang