50

611 66 16
                                    

Hari ini perasaan  Ny Kim mendadak terasa tidak enak, karena sejak semalam ia terus gelisah sampai membuatnya tidak bisa tidur. Lalu paginya, entah kenapa ia justru semakin gelisah tanpa tahu penyebabnya.

Ia sudah mencoba berbagai cara untuk mengalihkan pikirannya agar tidak terlalu gelisah, sayangnya tidak ada satu pun yang berhasil. Akhirnya Ny Kim pun memilih untuk duduk di ruang keluarga sambil menonton acara kesukaannya di televisi, berharap itu bisa membuatnya sedikit tenang.

Ketika ia tengah fokus menonton, Seokjin tiba-tiba saja keluar dari kamar dengan langkah cepat, putranya itu bahkan melewatinya begitu saja, Andai Ny Kim tit memanggilnya, mungkin Seokjin tidak akan sadar jika Ny Kim ada di ruang keluarga. Putranya itu lantas segera menghampiri Ny Kim dan duduk di sebelahnya.

"Kenapa kau terlihat buru-buru sekali?" Tanya ny Kim penasaran.

"Aku sudah terlambat, Eomma."

Kening Ny Kim lantas mengernyit. " Memang kau mau kemana?"

"Bertemu Yoora, aku Takut terlambat untuk melihat senyumannya hari ini." Ucap Seokjin dengan senyum hangatnya.

Dari matanya, Ny Kim bahkan bisa melihat binar kebahagiaan disana, membuat Ny Kim ikut senang karena putranya sudah lebih baik dari beberapa bulan yang lalu.

Tapi meskiy senang, entah kenapa Ny Kim justru merasa semakin tidak tenang. Perasaan gelisah nya tadi mendadak muncul lagi.

"Apa tidak lebih baik, besok saja, nak? Lagi pula ini akhir pekan, mungkin saja Yoora menutup tokonya."

"Tidak bisa, Eomma. Aku Takut jika besok tidak bisa melihat senyum Yoora lagi."

"Tapi, nak..."

Ny Kim menatap Seokjin penuh harap, berharap jika  putranya itu akan menuruti ucapannya. Tapi tetap saja Seokjin tidak menurut. Putranya itu bahkan langsung berpamitan sebelum bergegas oergy, tanpa mendengarkan ucapan ibunya lagi.

•••••

Pada akhirnya, Yoora pun memiy untuk tetap pada pendiriannya karena ia masih belum siap berhadapan dengan Seokjin. Bahkan menatap pria itu saja rasanya Yoora tidak bisa. Rasa sakit akan kehilangan ayah dan bayinya, terus menghantui pikiran Yoora tiap kali ia menatap Seokjin.

Yoora juga sudah menceritakan pada Hoseok mengenai ketakutannya itu, dan Hoseok sebenernya sudah menyarankan Yoora mengunjungi pisikolog untuk mengatasi ketakutan Yoora itu.

Jujur saja, Yoora sudah sangat lelah jika harus melarikan diri saat berhadapan dengan Seokjin. Ia tidak ingin terus-terusan seperti ini. Jadi untuk itulah, hari ini Yoora sengaja menutup tokonya lebih awal sebelum bergegas ke rumah sakit sesuai dengan saran dari Hoseok.

Dengan perasaan yang sedikit gugup, Yoora kemudian berdiri di pinggir jalan untuk menunggu taksi. Tapi ternyata setelah menunggu agak lama, Yoora belum juga mendapatkan taksi.

Ia lantas menghela nafas panjang dan berniat untuk kembali ke toko. Namun kakinya seakan terpaku ketika ia melihat Seokjin berdiri di seberang jalan sambil membawa sebuket bunga yang sama seperti kemarin. Pria itu tersenyum lebar, sementara tangannya melambai ke arah Yoora.

Lalu Seokjin pun perlahan Melangkahkan kakinya untuk menghampiri Yoora, tanpa melepaskan pandangannya pada Yoora.

Sedangkan Yoora hanya bisa terdiam di tempat sambil menggenggam tali tasnya. Jantungnya yang berdegy tak karuan, sempat membuat Yoora berpikir untuk segera pergi dari sana. Tapi ia urungkan niatnya itu dan memilih menunggu Seokjin.

Sayangnya sebelum Seokjin sampai ke hadapan Yoora, sebuah mobil yang melaju dengan kencang Sudah lebih dulu menghantam tubuh Seokjin, bunyi benturan terdengar begitu kencang, membuat tubuh Seokjin terpental sebelum akhirnya menghantam jalan.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Where stories live. Discover now