48

467 50 8
                                    

Keadaan toko Yoora masih terlihat ramai meski jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Beberapa pelanggan ada yang datang untuk makan fi tempat, dan beberapa lagi ada yang membeli kue untuk diby pulang.

Dari segala hal yang Yoora lakukan, Seokjin paling menyukai ketika melihat Yoora tersenyum lepas dan tanpa beban, seperti yang dilakukan Yoora saat melayani pembeli.

Senyuman yang sempat menghilang, kini kembali lagi. Seokjin sangat bersyukur dengan hal itu, tapi juga membuatnya sedikit ragu untuk menemui Yoora karena ia tidak ingin senyuman itu menghilang.

Seokjin lantas menghela nafas panjang sebelum menatap buket bunga yang ia letakkan di kursi penumpang.

"Aku harus bagaimana Ra? Aku benar-benar Bingung sekarang." Ucap Seokjin pelan lalu menyandarkan kepalanya pada setir mobil.

Namun beberapa detik kemudian, Seokjin tersentak kaget ketika seseorang mengetuk kaca mobilnya. Ia pun langsung turun dari mobil saat tahu jika itu adalah Hoseok.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Tanya Hoseok dengan ekspresi wajah tidak suka. "Mengganggu Yoora lagi."

"Kami belum bercerai."

Kening Hoseok seketika mengernyit bingung. "Apa maksudmu? Jelas-jelas Yoora sudah memberikan surat cerainya padamu dan kau bilang akan mengurusnya, jadi bagaimana bisa kalian belum bercerai?!"

Seokjin lantas menghela nafas pelan. "Aku tidak pernah memasukkan surat perceraian kami ke pengadilan."

"Dan untuk apa kau lakukan semua itu?"

"Karena aku mencintai Yoora."

"Tapi cintamu tidak akan bisa membuat yoora melupakan semua kesalahanmu selama ini. Jadi lebih baik kau pergi saja , darin pada kehadiranmu hanya akan membuat Yoora semakin terluka." Ucap Hoseok sebelum kembali ke dalam toko.

Sementara itu, Seokjin hanya bisa tertunduk lesu dengan punggung yang menyandar pada bada mobil, juga hatinya yang terasa perih.

•••••

Toko Sudah terlihat semakin sepi setelah pembeli terakhir keluar dari toko. Dengan tubuh yang sedikit lelah, Yoora lantas memilih duduk di salah satu kursi untuk meluruskan kakinya yang lelah karena seharian ini berdiri melayani pembeli.

Namun tidak jadi ia lakukan ketika ingat jika ia harus segera membantu Hoseok membereskan toko agar bisa cepat pulang dan tidur.

"Ayo semangat, Yoora." Ucapnya menyemangati diri sendiri.

Yoora pun akhirnya berdiri, bergegas menemui Hoseok yang berada di dapur. Pria itu tengah mencuci piring ketika Yoora masuk.

"Biar aku saja, hoseok." Ucap Yoora mencoba membantu, tapi Hoseok dengan cepat menghentikannya.

"Tidak usah. Ini tinggal sedikit lagi."

"Tapi Hoseok —"

"Sudah, lebih baik kau duduk saja. Biar aku dan Seonjun saja yang m membereskan semuanya."

"Seonjun ada disini?" Tanya Yoora bingung.

Hoseok pun mengangguk pelan. "Iya, aku menyuruhnya  ke sini. Mungkin sebentar lagi dia akan datang."

Yoora lantas tersenyum tipis, merasa sangat berterima kasih dengan kedua pria itu yang selalu mau membantunya bagaimana pun keadaannya. Bahkan saat toko dalam keadaan ramai, Hoseok dan Seonjun akan datang membantu secara suka rela.

Dari dulu sampai sekarang, Yoora tidak pernah menyangka jika ia akan bertemu dengan orang-orang yang baik, seperti Hoseok yang benar-benar menjadi malaikat penolong untuk Yoora. Meski tak jarang kebaikannya sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang egois. Bahkan toko roti ini Hoseok yang membuatkannya untuk Yoora agar tidak merasa bosan.

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang