47

507 54 28
                                    

Yoora tersenyum lebar menyambut beberapa pembeli yang masuk ke tokonya, lalu menuntun mereka untuk duduk di kursi. Selagi menunggu pembeli memilih roti apa yang akan dipesan, Yoora memilih untuk bergegas menuju kasir untuk melayani pembeli yang akan membayar, ia pun bisa bernafas lega setelah toko agak sedikit lengang.

"Yoora?"

Mendengar namanya dipanggil, Yoora pun segera berbalik, menemukan Hoseok yang baru saja muncul dari dapur. Pria yang bisanya memakai jas dokter itu, kini tampak lucu dengan celemek pink yang terpasang ditubuhnya, membuat Yoora harus berusaha keras untuk menahan senyumnya.

"Ada apa, Hoseok?"

"Bisa kau tolong bantu aku? Aku sedikit kesusahan di belakang."

Yoora tidak langsung menjawab, menatap keadaan sekitarnya lebih dulu sebelum mengangguk dan mengikuti Hoseok  ke dapur.

Ketika sampai di dapur, Yoora sedikit syok melihat keadaan dapur yang... Agak berantakan dengan tepung yang berhamburan di lantai.

"Astaga. Apa yang baru saja terjadi?" Tanya Yoora sambil menatap Hoseok.

Hoseok pun hanya tersenyum malu sambil mengusap pelan tengkuknya.

"Um... Maaf. Tadi aku tidak sengaja menumpahkan tepungnya."

Yoora lantas tersenyum maklum, mengerti mungkin ini pertama kalinya bagi Hoseok berada di dapur.

"Sudah tidak apa-apa."

Ia kemudian mengambil  sapu untuk membersihkan tumpahan tepung tadi, tiap Hoseok sudah lebih dulu merebut sapu dari tangan Yoora.

"Biar aku saja. Sekarang lebih baik kau bantu aku mengeluarkan roti dari dalam oven, karena sejak tadi aku tidak bisa mengeluarkannya." Ucap Hoseok dengan pandangan sedikit bersalah

Yoora pun menurut, berjalan ke arah oven dan segera mengeluarkan roti yang sudah matang dari dalam oven.
Setelah itu ia pun menyusun roti-roti itu diatas nampan untuk ia letakkan di etalase.

Ketika sedang menyusun roti-rotinya di etalase, Yoora menoleh sejenak pada Seonjun yang tengah melayani beberapa pembeli yang duduk di kursi. Pria itu tampak tersenyum lebar pada para pembeli sebelum menoleh pada Yoora sambil melambaikan tangannya pelan.

Yoora pun hanya tersenyum geli sebelum melanjutkan menyusun roti etalase.

Lonceng pada pintu tokonya yang berbunyi, membuat Yoora segera menyiapkan senyumnya untuk menyambut pelanggannya.

"Selamat dat—" sayangnya ucapan Yoora langsung terpotong begitu ia melihat siapa yang baru saja masuk ke tokonya itu. Dengan ekspresi wajah yang terkejut, langkah Yoora sontak surut ke belakang. Ia bahkan sampai harus berpegangan pada meja untuk menahan diri agar tidak terjatuh.

"Yoora...."

"Mau apa kau kemari?!" Ucap Yoora dengan kedua tangan terkepal erat, bahkan buku jarinya pun sampai memutih lantaran saking kuatnya ia mengepalkan tangannya.

"Akhirnya aku menemukanmu."

"Pergi, Seokjin! Aku sudah tidak ingin bertemu denganmu lagi!" Ucap Yoora ketika melihat soekjin akan mendekat.

"Tolong beri aku kesempatan. Yoora."

Yoora menggeleng tegas. "Sudah tidak ada lagi kesempatan untukmu. Seokjin. Sekarang pergilah, jangan ganggu aku lagi."

"Aku tidak akan pergi, Yoora. Aku akan menunggumu sampai —"

"Pergi!" Yoora lantas melempar pot bunga mini yang ada di dekat meja kasirnya sampai mengenai kening seokjin dan membuatnya terluka. "Pergilah, Seokjin.jangan sampai aku melukaimu lebih dari ini."

FORCED MARRIAGE || KSJ [On Going]Where stories live. Discover now