Akhir?

58 8 0
                                    

Begitu sampai di spbu, aku langsung mengisi tangki bensinku sampai penuh, sementara tiara pergi ke toilet. Setelah selesai, kami langsung melanjutkan perjalanan. Dan kami terhenti karna lampu merah.

"dani, itu seperti mobil yang menculik keluargamu!" tunjuk tiara pada mobil yang sedang melaju tepat di depan mobilku.

Aku langsung memperhatikannya dengan sekilas. Sepertinya benar, itu mobilnya. Lampu lalu lintas baru berwarna kuning tapi aku langsung tancap gas. Aku tidak memperdulikan lalu lintas saat ini, hanya keluargaku yang aku pikirkan. Beberapa kali mobil itu menghilang dari pandanganku, tapi selalu ditemukan oleh tiara. Sampailah kami disebuah perkampungan.

"ini perkampungan apa ya ,dan? Cukup sepi, dan banyak pepohonannya." Kata tiara yang sedikit takut.

"entahlah. Aku rasa ini persembunyian mereka. Tapi akan mencurigakan jika kita mengikuti mereka dengan mobil. Aku akan parkir disini, selanjutnya kita akan jalan kaki." Jawabku.

Kami memarkirkan mobil di dekat musola yang ada dikampung itu. Kami membuntuti mereka dengan cepat. Sampai akhirnya sampai di sebuah rumah kumuh. Mungkin itu rumah yang tidak ada penghuninya sekian lama.

"dan, mereka keluar dari mobil. Sepertinya keluargamu sudah ada dirumah itu sejak kemarin" kata tiara.

Aku sedikit kaget. Mereka..seperti orang-orang yang aku lihat di mimpi. Seketika tubuhku gemetar. Sepertinya aku ketakutan. Dan aku tidak bisa melangkahkan kaki ku.

"dani! Kamu kenapa?" tiara heran melihat aku ketakutan.

"kuatkan dirimu! Kita sudah selangkah lagi untuk menyelamatkan keluargamu. Gak perlu takut, aku ada disini untuk membantumu!"

Dia benar, aku tidak boleh menyerah karna aku takut. Tatapan mata tiara seolah memberiku kekuatan. Aku pun mulai melangkahkan kakiku. Kami berjalan kearah belakang rumah tersebut. Mencari pintu, jendela, atau apapun yang memungkinkan untukku dan tiara masuk tanpa diketahui penjahat ini.

"dan! Lewat sini! Aku menemukan celah" kata tiara.

Rumah ini sudah tua, jadi aku tidak heran jika ada lubang pada dinding rumah ini. Kami masuk dengan perlahan. Aku menemukan..keluargaku! Mereka terlihat lemah sekali, apa keluargaku tidak diberi makan selama mereka disandera? Benar-benar orang jahat.

"dani! Sabar! Kita harus tunggu sampai penculik itu pergi. Aku sedang mengintip mereka dari sini." Bisik tiara sambil memegangi tanganku.

Aku sudah tidak tahan untuk membebaskan keluargaku. Dan juga tidak tahan untuk menghabisi para penjahat itu.

"hey, mereka pergi. Orang yang menyekap keluargamu hanya 2 orang, dan mereka semua pergi. Ayo kita selamatkan keluargamu dan pergi dari sini!" perintah tiara.

Kami bergerak cepat, aku membuka ikatan pada orangtua ku, dan tiara melepas ikatan adik – adikku. Mereka tampak pucat.

"Da...dani..?"

"iya bu ini aku. Ibu sabar ya, aku sedang membuka ikatan ibu dan ayah. Kalian akan segera bebas!" aku terus membuka tali yang mengikat kedua orangtuaku.

"dani, adik-adikmu sepertinya demam. Cepat kita bawa kerumah sakit!"

Pintunya terkunci. Sudah kudobrak tapi tidak juga terbuka. Dengan sekuat tenaga, aku tendang pintu itu hingga rusak. Aku menggendong adikku yang paling kecil. Aku dan tiara menuntun keluargaku masuk ke dalam mobil. Dengan cepat aku pergi dari tempat itu untuk mencari rumah sakit terdekat. Aku harap penculik itu tidak mengikuti kami.

Tiara langsung turun dari mobilku begitu kami sampai di rumah sakit. Sepertinya dia memanggil suster dan staff yang ada. Setelah aku memarkirkan mobilku, aku langsung menyusul tiara dan keluargaku yang sudah masuk lebih dulu.

"tiara! Bagaimana keadaan mereka?" tanya ku begitu sampai di ruangan keluargaku dirawat.

"dokter bilang mereka dehidrasi. Mungkin karena beberapa hari tidak makan dan minum. Dokter sudah menanganinya ko. Kita doakan saja semua akan baik-baik saja." Jawab tiara sambil tersenyum.

"kamu aku tinggal dulu ya, aku mau beli makanan. Gak apa-apa kan?"

"gak apa-apa ko. Oh iya, kamu belinya roti, air mineral, sama isotonik. Buat keluargamu jangan dulu kamu beli makanan berat. Setelah merka mendingan, baru deh kamu boleh kasih mereka makanan apa aja." Jawab tiara.

"oke deh, kalau ada apa-apa langsung kabari aku ya."

"sip"

Aku mencari minimarket di sekitar rumah sakit untuk membeli makanan dan minuman yang disarankan tiara. Banyak hal yang dia tau, aku sangat tertolong dengan adanya dia disini. Aku benar-benar mencintai wanita itu. Meski aku tidak berani mengatakan ini padanya, karena aku yakin ini akan merusak persahabatan kami.

Orangtua mu sudah sadar. Cepat kemari!

Begitu aku mendapat sms dari tiara, aku langsung kembali ke ruangan mereka. Sesampainya disana, aku merasa sangat senang melihat mereka. Dan dokter juga bilang besok kami boleh pulang, kebetulan diruangan orangtuaku saat ini sedang ada dokter yang sedang memeriksa keadaan keluargaku.

"dani...ibu sangat berterimakasih padamu nak. Berkat kamu kami selamat." Kata ibu ku yang langsung memelukku begitu aku menghampirinya.

"aku ga sendirian ko bu, aku dibantu tiara. Ibu masih ingat tiara kan sahabat ku sejak sma?"

"masih nak. Tiara, ibu berterimakasih sekali padamu"

"sama-sama tante. Udah kewajiban aku buat bantu teman yang dalam kesulitan. Apalagi dani ini kan sahabat terbaikku." Jawab tiara.

"oh iya, bu, yah, aku beli roti nih tadi diluar. Dimakan ya! Ada isotonik juga, biar kalian cepat sembuh."

"melisa, ditha, nih kakak beliin susu kesukaan kalian. Diminum ya, biar cepet sembuh!" kataku begitu aku melihat adikku juga sudah mulai terbangun.

Aku tak sanggup menahan air mata ini. Bagaimana tidak, orangtuaku, adik-adikku, mereka diculik dan dibiarkan tidak makan dan minum selama beberapa hari. Tapi aku kini mulai bahagia meliat mereka semua kembali tersenyum. Aku harap ini kejadian buruk pertama dan terakhir bagi keluargaku.

"tiara, kamu bermalam disini gak masalahkan?" tanyaku,

"enggak ko, kamu tenang aja." Jawabnya.

Akan butuh waktu lama jika aku mengantar tiara pulang. Bahkan aku lupa bertanya ini dimana. Tapi ah sudahlah. Hari sudah mulai malam. Sebaiknya aku solat dulu, selanjutnya aku akan tidur. Aku rasa aku akan tidur nyenyak, keluargaku bebas, dan mereka sudah dalam keadaan baik.

Mimpi atau KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang