Dimanakah ini?

107 9 1
                                    

Akhirnya aku sampai dijalanan yang cukup ramai. Perutku terasa lapar, andai ada warung makan disekitar sini, agar aku bisa kembali mencari keluargaku. Ah, aku menemukannya! Aku masuk ke rumah makan tersebut. Sepi sekali tidak ada pengunjung, padahal tempat ini cukup besar, mungkin karena masih jam 9.

"mau makan apa a?" sapa pelayan itu.

"nasi, perkedel, sama ayam aja deh. Oh iya, sama teh manis anget," kataku sambil menunjuk – nunjuk masakannya.

"ini a" katanya sambil memberikan makanan yang tadi aku pilih.

"mas , daerah ini dimana ya? Tadi saya kesasar dihutan sebelah sana" kataku sambil menunjuk arah aku datang,

"hutan? Maaf disini ga ada hutan. Disini daerah bandung selatan a."

"ah tapi tadi saya masuk ke hutan ko, semalaman malah." Jawabku.

"mungkin akang tadi disesatin jin diperbatasan tadi, udah banyak ko a yang sering ngalamin itu. Untungnya akang bisa selamat keluar dari sana, jarang loh yang selamat" kata orang yang tiba-tiba datang. Sepertinya itu pemiliknya.

Aku terdiam. Mengusap tengkukku yang seketika merinding. Lalu tadi siapa yang aku temui dihutan? dia baik sekali menunjukan jalan keluar padaku, mungkinkah dia jin? Tapi sudahlah, yang penting aku selamat.

"memang akang mau kemana sehingga nyasar ketempat ini?"

"semalam saya lagi berada di spbu daerah bandung bersama keluargaku, tiba-tiba saja mereka hilang diculik mengggunakan mobil berwarna biru bergaris merah, dan mobil tersebut ada beberapa stiker dibagian belakangnya. Apa kalian melihat mobil seperti itu lewat sini?"

"sepertinya kami tidak melihat mobil tersebut, dan juga kami baru buka tempat makan ini jam 8 tadi pagi"

"oh baiklah, terimakasih" aku meninggalkan mereka dan mencari tempat duduk agar aku bisa menyantap makananku ini.

Sangatlah tidak nikmat aku memakannya. Bukan karena makanan ini tidak enak, melainkan karena aku terus memikirkan bagaimana keadaan keluargaku. Aku harus mencari mereka secepatnya. Tapi kemana aku harus mencari mereka? Tolong hamba Ya Allah.

Selesai makan, aku segera membayarnya,

"berapa mas totalnya?" tanyaku

"10ribu aja" kata pelayannya

"ini" jawabku sambil menyerahkan uang.

"hey hey hey!! Mana si aceng?" tanya orang yang tiba-tiba datang dan menendang kursi yang ada disini. Sungguh tidak sopan.

"iya kang iya sebentar saya panggil dulu," jawab pelayan itu. Dia terlihat sangat takut.

"naon sia maneh liat-liat ka aing?" bentak pria itu ke arah gue. Tanpa menjawab, aku langsung buang muka. Aku tidak ingin berurusan dengan siapapun saat ini.

Begitu si pemilik rumah makan ini keluar, pria ini langsung memaki-maki si pemilik toko ini. sepertinya ini masalah hutang piutang. Si pelayan mencoba menolong aceng si pemilik rumah makan ini. Tapi sepertinya pria ini sungguh keterlaluan.

BUUKKK!!

Kesabaran ku pun habis. Tanpa aku sadari aku sudah memukul pria yang sedari tadi menganiaya pemilik dan pelayan tadi. Tak terima bos nya aku pukul, 2 orang pengawalnya menyerangku. Aku berhasil memukuli mereka beberapa kali. Tapi mereka enggan menyerah. Akhirnya aku dipukuli balik. Aku dilerai oleh si pemilik, dia menghalangi pertarunganku dengan 3 orang tak tau malu ini.

"PERGI DARI SINI! BIARKAN INI MENJADI URUSAN KAMI, ANDA CEPAT LARI DARI SINI!!" bentak si pemilik kepadaku sambil menghalangi 3 orang tadi sehingga mereka tidak dapat mengikutiku.

Aku langsung ke mobil dan berjalan pergi dari tempat itu. Kemana aku harus pergi? Haruskah aku ke Surabaya terlebih dahulu agar para sodaraku membantuku mencari keluargaku? Handphone yang ku pegang pun seakan tak ada gunanya. Karena dari kemarin sinyal tidak dapat 1 bar pun.

Sambil mengusapi luka lebam di wajahku ini, aku memutuskan lewat jalur semarang daripada lewat jalur selatan untuk ke Surabaya. Aku takut aku disesatkan kembali ke dalam hutan seperti semalam.

Mimpi atau KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang