Bab 1- 5cm

14 1 0
                                    

"Woy, bro!"
Danu langsung turun sebelum motorku berhenti, menyapa lantang Rehan yang sibuk membongkar motor Scoopy putih di emperan bengkel. Aku merapihkan rambutku di kaca spion sebelum mencantolkan helmku disana dan turun menghampiri mereka.

"Udah balik lu pada," ucap Rehan sambil fokus memasang ban depan motor yang baru diganti.

Aku mengangguk, sedangkan Danu menimpalinya dengan keluh kesahnya, "habis UTS gue. Hampir sesak napas tadi dosen yang ngawas matanya udah kayak mata CCTV."

Ada dua montir lain yang sedang sibuk dengan motor lainnya dan beberapa orang duduk di bangku panjang yang ada di sepanjang sisi kanan bengkel. Di bagian paling pinggir, anak SMA berjaket hitam dan celana abu-abu sedang sibuk dengan hpnya.

"Buset dari rumah udah niat nyontek ya gitu tuh, tersiksa," timpal Rehan sambil terbahak. Danu bersumpah serapah yang membuat tawa Rehan semakin keras.

"Password WiFi masih sama, Han?" Tanyaku sambil mengeluarkan hp dari saku jaket, berjalan lalu duduk di samping Si Anak SMA. Danu mengekor dengan sebungkus kacang Garuda yang entah dia dapat darimana.

"Masih. Tunggu bentar, dikit lagi selesai ini," jawab Rehan.

"Yoi."

Aku memasukkan password WiFi bengkel, lalu membuka Twitter untuk sekedar tahu gosip terbaru dunia maya negara plus enam dua. Dari ekor mataku, sebuah pergelangan tangan berkulit kuning langsat, dengan urat biru menunjol sedang menggenggam hp putih dan mengusap layarnya dengan gerakan lembut. Ada jarak 5cm antara pahaku dan pahanya.

Aku deg-degan.

"Boni jadi ikut? Belum nongol tuh anak," Danu bertanya sambil memakan kacangnya. Sesekali mengintip hpku yang aku scroll dengan cepat.

"Lah, orang kalem kek lu doyan gosip?"

Aku menatapnya lucu, dia kira manusia dan kacang Garuda berbeda? Nggak, keduanya sama. Ada kulit, ada isi. Ya, walau kadang bijinya gak enak dimakan sih.

"Hiburan," jawabku sambil nyengir, tahu kalau seleraku sedikit miring.

"BANGSAT!"

Srrrt

Hampir terjadi kecelakaan. Boni masuk pekarangan bengkel dengan kecepatan tinggi seolah mau melibas bengkel yang ada di depannya, baru menghentikan motornya tepat sebelum terjadi tabrakan dengan motor yang ada di depannya terjadi. Yang langsung ngebangsatin tadi tentu saja Rehan, Si Pemilik bengkel. Boni turun dari motornya sambil melepas helmnya sebelum Rehan yang otot tubuhnya sudah tegang siap tempur menghampirinya.

Dengan gaya cengengesan Boni ngangguk-ngangguk minta maaf ke satu persatu pengunjung bengkel yang menatapnya rumit. Mungkin mereka juga ngebangsatin Boni di dalam hati masing-masing.

"Kira-kira, monyong! Ganti rugi gak seberapa, coba kalau lo sampai nabrak gue atau Maha, buyar urusan! Mana masih jomblo kita," nah, Si Danu. Tapi dia juga bangsat, nih.

Masalahnya, aku dari tadi sibuk menjaga imej. Eh, dia sekonyong-konyongnya buka aibku satu per satu. Pengen aku tabok juga nih kawan satu.

Clang!

Selesai memasang ban, Rehan berdiri sambil membersihkan tangannya dengan lap.

"Oi, bro! Udah selesai nih motor lo," katanya pada orang yang duduk di sampingku. Ku lihat dia melihat ke Rehan sebentar, mengangguk sebentar, lalu meregangkan kaki kanannya yang ada di sempingku sampai kami bersentuhan. Menyelipkan hpnya ke saku celana depannya sebentar, kemudian berdiri.

Aku?

Mematung.

Dia menghampiri Rehan, "aman bang?"

Rehan mengangguk puas, "aman, udah alus kayak motor Rossi ini Scoopy lo, sering dimanjain. "

Orang itu cuma terkekeh sambil mengeluarkan dompetnya, "total bang?"

Transaksi selesai setelah mereka mengobrol sedikit soal mesin, kemudian anak itu cabut dengan Scoopy putihnya di depanku. Santai. Seolah mengejek.

Aku memelototinya yang kini masuk ke jalan raya.

Dan, jantungku masih deg-degan. Heran. Aku tidak mengenalnya, tapi ada di sekitarnya bikin badanku tegang seperti bertemu gebetan yang sudah diincar selama setahun.

"Reguler, Han?" Tanyaku sok basa-basi ke Rehan.

Rehan mengangguk menhampiri kami, "yoi, sering mampir. Jovian, Anak 16 dia. "

Aku menaikkan alisku, terkejut karena kami se alamamater. SMA 16 juga tempat kami bersekolah dulu.

"Gue siap-siap bentar, kalau lapar ke belakang aja. Mina masak pepes gurame tadi," ucapnya yang langsung dieksekusi oleh Danu dan Boni. Keduanya mengekori Rehan yang masuk ke rumah sambil menghina satu sama lain.

**

Author:
Maha salting banget (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠) xixi kalo aku jadi Maha udah aku tendang tuh Scoopy. Berani beraninya bawa kabur si ayang dengan santainya!

Mini theather:

Maha: *kedip

Scoopy di depan Maha: ...

Maha: ngejek aku dia Yang!

Come To You [BL]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz