"Punten mas,ini bukannya ndak kebanyakan?"

"Gapapa ambil aja,buat rokok"

"Makasih banyak loh Mas"

"Iya sama sama" ucapnya lalu menyuruh Tio menjalankan mobil "pamit ya Mang"

"Hati hati Mas John" sahut mang Budi ketika dua kendaraan tersebut telah pergi meninggalkan area,sambil menatap lembaran uang di tangannya dengan binar terbesit dipikirannya untuk membawa istrinya pergi makan enak hari ini.

"John,lu ngerasa gak kalau Jaegar itu udah obsess banget ke Liya?" Tio bertanya tanpa melepas pandang dari jalanan saat dia menyetir mobil.

"Kayak Lo gak tau aja kelakuannya kayak gimana,mereka bedua emang udah lengket dari kecil,dan itu buat Jae gak bisa lepas dari Liya" ujar Johnny "apa lagi lihat body bohay Liya yang sekarang apa gak ngaceng tuh si bangsat tiap hari" sambungnya terkekeh geli,waktu mereka sama sama di Amerika dia sering ngintipin Jaegar masturbasi sambil pegangin celana dalam punya Liya dulu yang dia pakai ketika masih remaja saat mereka pergi ke pemandian dan Jaegar tanpa sepengetahuan orang orang mencuri celana gadis itu.

"Njir...gue inget,sempak pink yang gambar Cinderella itu kan,iya gue juga sempet ngintip,udah gila emang itu anak" Tio dengan wajah tidak habis fikir "dan tadi Lo liat kan,mukanya Liya kayak habis di tidurin paksa,mana punya si Jae gemuk panjang lagi.

"Asli dah,gak heran kalau soal Liya,dia emang selalu hyper, separuh mungkin karena efek lama gak ketemu kali ya?"

"Alasan besarnya sih itu" Tio memutar stir kekanan berbelok menuju perumahan elit tempat kediaman Jaegar,mobil mereka pun memasuki pagar rumah,memarkirnya di belakang mobil Johny yang di bawa Jaegar.

Dengan enteng Jaegar membawa tubuh pingsan Liya kedalam rumahnya dan meletakkannya ditempat tidurnya pelan pelan, sikap itu kontras dengan kekasaran yang dia buat padanya beberapa saat yang lalu,jujur dia merasa sangat bersalah udah bikin gadisnya itu terluka,tapi di sisi lain dia puas karena sudah memilikinya kembali.

"Lo berdua mau pulang sekarang atau main disini dulu bentar?" tanya Jaegar yang menuruni tangga setelah berhasil mengurusi Liya.

"Kita malas balik ahh,lagian kalau pulang percuma,bunda gue hari ini gak masak" kata Tio yang udah muak ngegofood tiap hari pekara ibunya yang tidak pandai masak,tapi dia gak mau ngedumel takut di slepet sama bapaknya. Jadi akhirnya keduanya memutuskan buat main sebentar dirumah Jaegar cuman buat ngabisin makanan dirumah itu,secara mereka tahu kehebatan mama Jaegar kalau soal masak.

🍑🍑🍑

"Mama pulang~" Senja hari itu mama Jaegar pulang kerumah setelah habis kondangan sama papanya kerumah saudara.

"Om,Tante,baru balik dari mana?" Johny menyapa diikutin sama Tio.

"Eh disininya kalian?baru balik dari pesta,ponakannya om mu nikah,anak Tante Bora" jawab mamanya Jaegar dengan logat medannya,orang Batak nih boss.

"Oh si Cherry?"

"Iya si Cherry, wih enak kali pestanya loh ngundang Judika orang itu,langsung Tante gas lah ajak duet lagu mardua holong.

"Wah enak tuh Tante" Johny ikut antusias,gak kebayang secetar apa duet mereka, seperti yang dia tahu suara mama Jaegar itu enak kalok nyanyi,kayak suara penyanyi Rita Butar Butar.

"Sekalian lagu Attennang gak Tante?" Tio ikutan nimbrung.

"Bah jangan kau tanya lagi langsung ku gas,pas pulak keluarga laki si Cherry orang Batak,satu pesta kubuat manortor,habis juga bah aku dua puluh juta nyawer pengantinnya"

Johnny dan Tio udah gak heran lagi,mamanya Jaegar kalau soal itu mah rela habis habisan.

"Tau ah,om bahkan Sampek kewalahan liat tantemu" papa Jaegar ikut terkekeh mengingat kembali kejadian saat istrinya itu dengan dengan santai mandiin pengantin pakek uang dolar,catet guys uang dollar,alhasil Tio dan Johny cuman bisa geleng geleng,dua puluh juta coy.

"Namanya juga tradisi bang"

"Iya yank aku tau,tapi dua puluh loh yang,gak sayang duit kamu?"

"Tsk,alah cuman dua puluhnya,sebijik pun ku jual cincin berlianku masih balen aku seratus tiga puluh juta lagi, lagian pun duitku nya itu" balas mama Jaegar enteng "nah kau bantu dulu bukakkan gelang ku ini,hari ni puas kali kutengok muka si Minah pas ku pamer pamerkan semua emasku ini,dipikirnya aku si kaleng kaleng"

"Kalau nanti ada pesta,dia ikut di undang ku pakek nanti Rante sama cincin berlianku yang 10 M itu,biar makin tebakar dia,eeehh...tahe,biar tau dia siapa aku_Berlin anak si Togar,penguasa lahan sawit di Riau sana"

Baik Johnny,Tio, maupun papa Jaegar hanya bisa tersenyum maklum, saling pandang satu sama lain dengan dengusan pasrah alamat malam ini kuping mereka akan panas mendengar celotehan mama Jaegar yang tiada hentinya.


Tobe Continued.
.
.

.
.
.
.
.












TTM | JAEGARDonde viven las historias. Descúbrelo ahora