23. Jaminan Kesepakatan

20.4K 2.1K 158
                                    

*vote dulu ya

.

.

.

FLASBACK

Ruli duduk dengan tangan gemetar juga bersimbah darah. Sudah hampir sejam dia nunggu di kursi tunggu depan UGD dengan penuh harap.

"Gue mohon lo tetep hidup Tam. Gue sayang sama lo, gue gak rela lo mati. Plis Tam lo harus kuat." monolog Ruli dengan kegelisahan mendalam mengingat benturan keras itu.

Motor yang Tama tumpangi berboncengan dengan Ruli hilang kendali dan menyerempet badan bis lalu terhempas membentur trotoar.

Ruli terseret beberapa meter dan hanya mengalami lecet ringan di kaki. Sementara Tama ikut terhempas bersama motor nya membentur trotoar hingga mengalami pendarahan serius.

Beruntung pertolongan segera datang dan Tama di larikan ke rumah sakit. Malam itu gempar di sepanjang ruas jalan itu akibat kecelakaan tersebut.

Hanya Ruli yang ada di samping Tama. Sementara kedua orang Tama masih dalam perjalanan pulang dari Australia.

Di dalam kegelisahan itu datang lah Viko menyusul Ruli yang masih tertunduk menangis.

"Ternyata lo bener-bener sayang ya sama dia?" ucap Viko dengan nada rendah.

Ruli lalu mengangkat wajah dan menatap sumber suara. Dengan menahan emosi dia berdiri sejajar dengan putra sulung dosen yang mengajar di kelas nya.

Sering nya pertemuan yang terjadi di antara kedua nya membuat Viko menaruh hati kepada Ruli. Tapi sayang, bertepuk hanya dengan satu tangan akan bertemu angin lalu.

"Bahkan lo aja gak mau menyisakan sedikit perhatian lo buat gue."

Ruli cuma diam dan gak memberi respon apapun.

"Gue tau kok, semua barang yang udah gue kasih ke lu itu sia-sia. Kado, makan siang, barang branded dan apapun yang gue kasih ke lo dengan maksud agar gue bisa akrab sama lo itu semua lo buang kan?"

"Supaya Tama gak tau kalo gue yang ngasih semua itu. Supaya Tama percaya kalo lo itu emang introvert yang sama sekali gak ada yang mengagumi selain dia."

"Iya kan Rul? Bahkan Tama aja gak tau siapa gue dan keberadaan gue karena lo mati-matian nutupin ini semua dari Tama."

Suara itu makin nyaring di telinga Ruli. Mengusik batin dan semakin membuat nya geram.

"Ruli. Ruli. Kasian banget sih lo. Suka sama sahabat sendiri sampe nyiksa batin kaya gini. Gimana rasanya? Capek ya?"

"Kan udah gue bilang lo sama gue aja Rul. Tapi lo masih sosoan cuek pengen di kejar sama Tama, pengen di perjuangin sama dia yang bahkan peka aja enggak."

Viko terkekeh remeh menatap Ruli yang makin naik darah.

"Gue kesini bukan untuk bersimpati sama Tama. Tapi gue kesini karena gue pengen tau seberapa baik dan cinta nya gue sama lo."

Tak lama setelah itu dokter keluar dari ruang UGD dan di sambut kepanikan sama Ruli.

"Maaf mas. Saudara Tama mengalami benturan cukup serius dan kehilangan banyak darah. Dia harus segera mendapatkan transfusi darah karena kalo terlambat mungkin nyawa nya tak tergolong."

Dan dokter lalu menegaskan bahwa Tama mempunyai golongan darah langka yang dimana rumah sakit tersebut tidak punya stock darah. Mau gak mau harus cari pendonor lain dan sementara orang tua Tama gak mungkin cepat datang sedangkan Tama butuh itu secepatnya.

Gerah [ bxb ] ✔️Where stories live. Discover now