20. Jemput Ayang

28.8K 2.2K 302
                                    

*vote.

.

.

.

"Lo hari ini gak telat kan?" tanya Tama ke Ruli yang duduk manis sambil liatin jalanan.

"Engga. Tapi ntar malem lo jemput gue ya. Harus."

"Iya iya. Kalo itu mah pasti."

Ini masih sore, tapi Ruli pengen berangkat lebih awal biar gak telat kerja lagi.

"Lo happy gak sih Rul kerja di kafe itu?"

"Ee... " Ruli terjeda. Dia keliatan bingung mau jawab apa dan berakhir dengan, "happy kok. Lo tenang aja. Gue bisa jaga diri."

"Serius?"

"Iyaa.. "

"Beneran?"

"Iya iya."

"Lo gak papa kan?"

"Gapapa ih."

"Serius?"

"Serius njing!"

"Naaah.... Gitu dong. Gue sehari belum denger toxic lu kek ibarat sehari gak makan."

"Pfft.. Agak lain."

Dan sampai lah mereka di tempat kerja Ruli. Dia lalu buka seatbelt Dan bersiap turun.

"Yaudah gue masuk ya."

"Eit.. Kok tega sih main ninggal gitu aja?" Tama cemberut. Bibirnya di majuin sambil merem.

Ruli menghela napas gak minat karena dia juga bingung sebenarnya yang bayi disini siapa. Kadang liat tingkah Tama yang manja kek gini dia juga ekstra sabar.

Jadi yaudah gapapa...

Cup / *satu kecupan Ruli kasih ke bibir Tama.

Lalu Tama berlagak kek orang kejang-kejang sambil mata nya di liatin putih nya doang.

"Aaaa.... Gue kesurupan di cium sama ayang."

"-_-" Ruli cuma mendengus karena itu udah biasa banget Tama lakuin kalo mau apa-apa minta cium. Mau makan aja minta cium, mau ke kelas cium dulu, mau tidur udah pasti dicium, kadang mau berak aja.....

Gak lah anjeng. Masa mau berak pake cipokan. Itu sangat kemproh sekali.

"Dada ayaaang.... Yang semangat ya kerja nya. Nanti mas Tama jemput yaa... "

"Nyenyenyenye.... "

"Jawab dulu ish."

"Iya iya... Bawel mulu lu."

Ruli menutup pintu dan setelah nya Tama beranjak pergi. Saat balik badan menghadap ke kafe yang sekarang tengah rame itu, Ruli menguatkan hati nya.

"Huh.... Gapapa Rul. Tinggal seminggu lagi gue selesai dengan semua ini."

Lalu Ruli melangkah masuk ke dalam kafe. Seperti biasa dia bekerja sebagai waiter dan dia udah bekerja selama hampir 3 bulan. Gak ada yang banyak tau soal ini tapi Ruli pasti ada maksud tertentu di balik semua ini.

Di kala baru aja Ruli masuk, dia langsung disambut sama Viko yang berdiri di ambang pintu. Dia nampak seperti menunggu kedatangan Ruli.

"Maaf mas. Gue gak telat kan?" tanya Ruli dengan nada sopan dan menunduk.

Viko tersenyum. Lalu dia colek dagu Ruli.

"Engga sayang. Lo gak telat kok. Gue malah nungguin lo dateng." jawab Viko dengan sedikit arogan.

Gerah [ bxb ] ✔️Where stories live. Discover now