Day 7: Caramel Candy

Start from the beginning
                                    

🍬🍬🍬


Jam menunjukkan pukul sebelas lewat lima puluh menit saat Dazai terpaksa membuka mata karena mendengar suara ketukan pintu yang begitu keras.

Pandangannya masih buram, namun ia tetap berjalan ke arah pintu karena ketukan itu semakin keras.

"Ha'i ha'i..."

'Itu pasti Kunikida-kun.' Pikir Dazai sebelum membuka knob pintu. Karena tidak ada orang lain yang mengetuk pintu sekeras itu selain dia. Pasti rekan kerjanya ingin memastikan bahwa Dazai pulang kerumah atau membawakan makanan atas perintah sachou.

"Kunikida-kun?"

Sayangnya sosok di hadapan Dazai kali ini bukan si pria berkacamata yang sering mengomelinya. Melainkan sesosok pria berambut merah.

"Dazai..." Panggil sosok itu.

"Hng?" Laki-laki bersurai dark brown itu menggosok kelopak matanya dengan tangan, berusaha memulihkan penglihatan yang buram.

"Dazai, kau mabuk..."

"Hm? Odasaku rupanya... Ah, kau datang." Gumam laki-laki mabuk itu. Melupakan fakta bahwa sosok di depannya sudah tiada.

"Sou da naa. Aku datang."

Pria tinggi itu mengusap puncak kepala Dazai dengan lembut sebelum menyerahkan setoples permen karamel padanya.

"Selamat hari halloween, Dazai. Terima kasih sudah bertahan hingga detik ini." Ujar si surai merah.

"Apa yang kau katakan, Odasaku? Aku kan memang selalu seperti ini."

"Tidak. Kau jauh lebih baik dari empat tahun yang lalu." Usapan itu berpindah ke arah pipi, mengusap sisa air mata yang tumpah saat Dazai tertidur tadi.

"Kurasa sudah waktunya."

Tidak terima saat tamu tak terduga itu menjauh, Dazai pun berusaha meraih tangan sahabat yang ia rindukan. Sayang, tangan pemuda itu tidak sempat mencapainya.

"Odasaku mau kemana?"

"Kembali ke tempat asalku."

"Tunggu——"

"Jaga dirimu baik-baik, Dazai." Potong Oda. Kini di belakangnya tampak sosok lima anak kecil yang sedang tersenyum.

"Tidak. Kumohon—"

"—Odasaku!!!" Dazai terduduk di futon seraya mengulurkan tangan, seolah ingin meraih sesuatu yang tidak mampu digapai.

Sinar matahari yang masuk lewat celah jendela menandakan bahwa hari sudah pagi. Laki-laki itu baru saja mengalami mimpi yang aneh dan menyedihkan.

Mendapatkan mimpi berpisah dengan seseorang yang sudah tiada... benar-benar buruk. Terlebih lagi kepalanya sangat sakit seperti habis dihantam oleh sesuatu karena terbangun dengan cara seperti itu.

"Hh... Aku tidak ingin bekerja hari ini." Gumam Dazai yang ingin kembali berbaring. Namun ia menghentikan itu saat melihat sebuah toples berisi permen karamel berada tepat di samping futonnya.

'Jangan-jangan, itu bukan mimpi.'

"...Odasaku."

Perlahan ujung bibirnya mulai tertarik ke atas, disusul dengan air mata yang jatuh membasahi pipi. Ia meraih toples permen itu, memeluknya dengan hati-hati.

"Terima kasih... Odasaku."

🍬🍬🍬


Keadaan kantor Agensi Detektif Bersenjata selalu tampak ramai sejak pagi. Terutama karena laki-laki berkacamata terus mengoceh karena partner kerjanya tidak kunjung datang.

"Aku tidak percaya dia akan terlambat selama tiga jam." Oceh Kunikida sambil melihat jam tangannya.

"Um... Kunikida-san, mungkin Dazai-san sedang sakit." Ujar Atsushi dengan wajah tidak enak.

"Atau diculik organisasi musuh." Timpal Ranpo.

"Atau sedang hanyut di sungai." Kenji yang sedang memperhatikan tanaman pun ikut bicara.

"Mattaku... kenapa dia selalu saja—" Perkataannya terpotong karena pintu terbuka dengan perlahan. Disana seorang laki-laki bermata bengkak masuk ke kantor agensi tanpa merasa bersalah.

"Ohayou, minna~"

"Kisamaa!! Kau pikir ini jam berapa hah?! Kenapa kau baru— ...Apa yang terjadi dengan matamu?" Terdengar kekhawatiran dari nada bicara Kunikida. Laki-laki berkacamata itu melihat penampilan Dazai yang tampak kacau dan mulai mengambil kesimpulan kalau rekan kerjanya habis menangis.

Tapi apa yang mampu membuat seorang Dazai Osamu menangis? Tidak ada yang mengetahui hal itu.

"Bukan apa-apa, Kunikida-kun. Ah, tolong bagikan ini pada staff lain ya. Masing-masing dua buah agar semuanya mendapat bagian." Laki-laki brunette itu tersenyum kecil sebelum berjalan dengan susah payah ke arah sofa, membaringkan tubuhnya dan menutup mata.

Sang partner tidak membangunkannya kali ini. Karena Dazai memang tidak pernah menangis sejak mereka pertama kali bertemu. Karena itu ia lebih memilih menuruti perkataan Dazai dan kembali bekerja.

Sementara laki-laki berperban itu hanya membuka matanya sedikit, memperhatikan reaksi bahagia dari orang-orang yang mendapat permen karamel pemberian Oda Sakunosuke.

'Odasaku, kali ini aku mau berbagi dengan orang lain. Kau senang kan?'

Siapa sangka, mitos tentang arwah yang turun ke bumi setiap hari halloween benar-benar nyata? Dan tahun ini Dazai kembali mendapatkan pelajaran dari Oda. Bahwa akan lebih baik membagikan kebahagiaan pada orang lain. Karena hal itu membuat hidup menjadi lebih indah.

Dazai memang selalu merasa sedih setiap mengingat sosok Oda. Tapi Dazai yakin, bahwa Oda selalu mengawasinya dari tempat yang tidak terjangkau. Karena itu, ia akan terus melakukan hal baik agar sang sahabat bisa tersenyum dari atas sana.

THE END
_____________

Angst lagi. Tag ah yg suka angst DazaiAkira takalune rikkzy

See you next time.

31 Oktober 2022

WildWolf0303🐺

ODAZAI WEEK 2022 (Oktober) ✔Where stories live. Discover now