The Star 12.0

37 12 0
                                    

Hari-hari yang kuhabiskan bersamanya begitu indah, namun menyakitkan bagi kami

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari-hari yang kuhabiskan bersamanya begitu indah, namun menyakitkan bagi kami.
***

Aku duduk sambil menatap jalanan di luar yang sepi. Di depanku tersaji panekuk dan kopi hitam. Saat ini aku sedang menunggu seseorang.

"Maaf, apa kau menunggu terlalu lama?" tanya seseorang dengan setelan hitam. Aku menoleh padanya.

"Tidak. Penekukku baru saja datang. Silakan duduk dulu." Kataku. Laki-laki itu mengangguk kemudian duduk di depanku. Dia melepas mantel hitamnya. Dibaliknya tersisa kaus putih berlengan panjang yang cocok untuknya. Dia sedikit melepas maskernya dan menatapku.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan padaku, Lee Jeno?" tanyaku. Idola bernama Lee Jeno itu sedikit tersenyum.

"Kau langsung ke intinya, eh?" ucapnya kemudian melambaikan tangannya dan meminta pelayan untuk datang.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya si pelayan.

"Tolong pesanan yang sama dengannya." Balas Jeno sambil menunjukku. Pelayan itu mengangguk paham, setelah itu membungkuk dan undur diri.

"Renjun tahu, kau menemuiku?" tanya Jeno. Aku menggeleng.

"Kurasa dia tidak akan suka hubungannya diganggu bahkan dengan teman dekatnya sendiri." Kataku kemudian meneguk kopi. Jeno terdiam sejenak.

"Ada yang ingin kutanyakan padamu." Ucapnya. Aku menaikkan sebelah alisku.

"Apa kalian sedang bertengkar?" tanya Jeno. Aku mengernyit.

Mengapa dia menanyakan itu? Apanya yang bertengkar? Justru Renjun sangat menyayangiku, kan?

"Apa maksudmu?" tanyaku kembali. Jeno mengembuskan napasnya pelan.

"Yah ... ada yang salah dengan Renjun akhir-akhir ini. Aku hanya mengira-ngira bahwa kalian sedang bertengkar." Kata Jeno.

Jadi, teman satu grupnya juga menyadarinya, ya?

Aku mengembuskan napas pelan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Tapi memang dia bersikap tidak seperti dirinya yang biasanya beberapa bulan terakhir." Jawabku kemudian meneguk kopi lagi. "Kau tahu, dia menyayangiku lebih dari biasanya. Aku tidak tahu mengapa. Perlakuannya padaku sungguh berbeda dari biasanya." Lanjutku.

Jeno terlihat berpikir. "Dia sama sekali tidak fokus untuk projek kami berikutnya. Latihannya sedikit kacau dan dia banyak melakukan kesalahan." Kata Jeno. Aku terdiam.

Separah itukah dia?

"Benarkah kalian tidak sedang bertengkar?" tanya Jeno.

"Kami memang tidak sedang bertengkar. Namun sepertinya aku tahu apa yang menganggu Renjun." Tuturku. Jeno terdiam sesaat.

"Kuharap kalian segera menyelesaikannya. Tidak baik bagi Renjun, ataupun bagimu untuk terus seperti ini." Kata Jeno.

"Ya. Aku tahu." Balasku.

The StarWhere stories live. Discover now