Chapter 16

568 100 54
                                    


Jungkook tetap berdiri di sana dengan keraguan yang amat besar. Tetapi dia berpikir bahwa alangkah lebih baik jika mereka bicara.

Jadi, tangannya terangkat untuk mengetuk pintu kamar Yumi sebanyak tiga kali. Bunyi ketukannya menggema di ruangan besar yang sunyi itu. Beberapa saat menunggu, pada akhirnya gadis itu keluar dengan mata yang sembab serta beberapa helaian rambut yang lengket di sisi wajahnya. Kelihatannya Yumi menangis sambil berbaring miring.

Gadis itu menarik ingus serta bertanya dengan suara serak, "Ya Mister? "

Jungkook memperhatikan Yumi dengan mulut terkatup rapat. Kedua bola mata laki-laki itu meneliti keadaan Yumi.

"Ada apa?"  tanya Jungkook. "Kenapa menangis?"

"A-aku," Yumi menggigit bibirnya sendiri. "Aku hanya sedih karena Misteri akan pergi lagi."

"Yumi..."

"Aku tahu," potong Yumi dengan cepat. "Maaf, aku bersikap tidak tahu diri. Aku hanya sedih tapi tidak apa-apa."

"Aku bukannya marah, Yumi. Aku, hanya merasa bersalah padamu."

Yumi menunduk sejenak. Mereka terdiam dalam beberapa sekon.

Lalu kemudian Jungkook berucap, "Ikutlah denganku."

Yumi terhenyak. Pupilnya sedikit melebar. "A-ku sungguh tidak apa-apa, Mister," katanya dengan raut tidak enak hati. Dia sungguh tidak apa-apa. Ajakan barusan membuat Yumi semakin merasa tidak tahu diri. Karena dia siapa?  Dia siapa sampai berani ikut campur urusan rumah tangga orang dewasa?  Dia siapa sampai berani sekali kecewa pada apa yang bukan haknya? Dia hanya menumpang!

"Aku tidak harus ikut. Aku tidak akan bisa terus merepotkanmu."

"Kali ini, aku yang ingin kau ikut denganku," ucap pria itu.

Yumi pun bertanya," Kenapa Mister ingin aku ikut denganmu?"

Lalu kemudian pria itu menjawab, " karena sebenarnya aku sudah lama ingin mempertemukanmu dengan istriku Alithea. Maka dari itu kupikir Sekaranglah waktunya kau ikut denganku. "

Jungkook mendekat selangkah, kemudian dia memegang kedua pundak Yumi. Sentuhan Mister membuat Yumi merasa kembali gugup. Kemudian ibu jari Mister terangkat untuk menyeka air mata Yumi di pipinya yang basah. Dia pun berbicara dengan sangat lembut," jangan menangis, Yumi. Aku merasa bersalah tiap kali kau bersedih. Apa kau masih tidak nyaman karena kejadian tadi?"

Yumi mengangguk.

"Aku akan menjagamu. Dia tidak akan bisa apa-apa selama ada aku. Selagi kau pun tetap waspada ke depannya, aku pun akan ikut membantu mengawasimu". "

Yumi perlahan tersenyum. Dia pun berkata," Terima kasih."

Jungkook mengangguk.

"Tentang ikut denganmu, bisakah aku pikirkan lagi?" tanya Yumi.

"Tentu. Besok pagi, jika kau bersedia aku akan atur ulang jadwal penerbangan kita."

"Baik."

"Istirahatlah."

Yumi menurut. Dia berbalik meninggalkan Jungkook untuk kembali ke kamarnya. Meskipun saat merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang yang telah dingin, Yumi memejam dalam kegelisahan serta ketakutan, menghantuinya hingga dia perlahan terlelap.

Lantas keesokan harinya, sepertinya rencana Jungkook membawa Yumi gagal karena gadis itu mendadak jatuh sakit. Mungkin, tubuhnya masih terkejut atas kejadian di gang tadi malam. Jungkook tidak bertanya apa saja yang sudah dilakukan paman berengseknya. Melihat kondisi Yumi yang demam tinggi dan sedikit mengigau, Jungkook yakin itu adalah sesuatu yang parah sekali.

MY MISTERWhere stories live. Discover now