season satu :: chapter 07

403 113 9
                                    

'Jangan buat kacau gue!'

'Bisa gak sehari aja jangan cengeng?'

'Berhenti nyusahin gue, Shea.'

'Tuh, kan, jatuh lagi.'

'Selamat ulang tahun, Shea.'

Kedua mata Shea terbuka, nafasnya tersengal, kepalanya benar benar sakit sekarang.

"Shea di kamar Naku?" Shea bertanya saat Nakula memasuki kamar dengan membawa sup panas.

"Lo mabok semalam."

Shea meringis, benar, untuk yang itu Shea masih mengingatnya tapi untuk selebihnya Shea tidak tau apapun.

"Jangan salahin Shea, Shea udah mau izin sama kamu tapi kamu gak mau dengar," ucap Shea mengingat seberapa kesalnya ia diabaikan oleh Nakula kemarin.

"Yang mana?"

"Yang mana?" Shea berdecih. "Kamu jelas jelas bilang 'Bicara nanti aja, She, gue mau nugas' makan tuh nugas!" ketusnya.

"Sorry, gue kemarin ke rumah Natya buat ambil sesuatu jadi gak bisa antar lo," ucapnya. "Tapi tetap aja, apa yang lo lakuin semalam gak bisa gue maklumi, lo udah melanggar aturan gue buat selalu izin kemana pun."

"Ya ya ya, terserah kamu, Shea laper."

Shea meraih mangkuk sup tersebut dan mengabaikan tatapan Nakula yang begitu kesal rupanya.

Nakula bangkit dari tempatnya, saat hendak keluar Shea kembali bersuara.

"Naku, luka kamu udah sembuh?"

Nakula yang keadaannya memang tidak memakai atasan sontak menoleh, detik setelahnya lelaki itu mengangguk.

"Iya, lo gimana?"

"Udah sembuh juga sih, tapi luka jaitannya ada bekas, kamu kok nggak?" tanyanya.

"Itu-"

Drt.. drtt..

Nakula dan Shea sama sama menoleh kearah nakas, tepatnya pada ponsel Nakula yang menyala. Nakula segera mengambil benda pipih tersebut dan mengangkat panggilan masuk.

"Halo, pah, ada apa?" tanyanya.

'Keadaan Mamah kamu semakin gak memungkinkan, papah minta kamu ke sini bisa, Nakula?' suara pria paruh baya terdengar diseberang sana, Nakula terdiam beberapa saat.

________________

Shea benar benar tidak bisa fokus dari jam pelajaran berlangsung hingga terdengar bel istirahat, selain efek alkohol yang masih terasa, Shea juga sedang memikirkan beberapa hal.

"Ke kantin gak, She?" Joanna datang menghampiri Shea, namun mendapat penolakan. "Yah, kenapa? Emangnya gak laper apa?" tanyanya lagi.

"Duluan aja, Jo, aku nyusul nanti."

"Oke kalau gitu."

Joanna berbalik dan menghilang dibalik pintu keluar. Shea menghela nafas gusar, dengan berat hati Shea berdiri dari kursi.

"Shea."

Shea tersentak, Gema tiba tiba muncul saat dirinya baru saja hendak keluar kelas.

"Ada apa, Gema?"

"Untuk yang waktu itu gue minta maaf, gue keterlaluan bicara seolah olah lo cewek gak bener, makanya Nakula marah banget sama gue, maaf ya, She," ujar Gema lagi.

Shea mengangguk. "Shea gapapa kok, Gema gak usah khawatir, jadi hubungan kamu sama Nakula gimana?" tanya Shea kemudian.

"Itu dia yang pengen gue bicarakan sama lo." Gema melirik keadaan sekitar, lalu berbisik. "Kira kira Nakula masih mau gak temanan sama gue?" Gema menatap Shea sangat serius.

Shea terkekeh. Ekspresi Gema selalu berlebihan.

"Nakula gak pendendam, kok. Naku pasti masih sangat mau temanan sama Gema, nanti Shea bantu bicara sama Naku, ya," ucap Shea.

"Thank you, She."

Gema tersenyum canggung, sebenarnya ada hal lain yang ingin Gema bicarakan pada Shea, namun ntah kenapa rasanya sangat sulit.

tbc.

NAKULAWhere stories live. Discover now