season satu :: chapter 08

432 122 8
                                    

follow dulu biar akrab 😘 sempak_thv

_______________

"Nakula?"

Nakula menoleh pada pintu masuk, lelaki itu sontak berdiri saat Shea menghampiri dirinya.

"Ya."

Sebelah alis Shea terangkat, menatap Nakula kebingungan. "Bukannya kamu ke luar kota ya? Tante Meshaal, kan, sakit."

"Nyokap udah baikan, dan gue juga barusan sampai," jawab Nakula.

"Kok gak ngabarin aku?"

"Gak sempat, She, sorry ya."

Shea mengangguk. Ia datang menghampiri Nakula dan duduk disebelah lelaki itu.

"Ada yang mau Shea tanyakan sama kamu."

"Langsung aja."

Shea tidak mengerti mengapa Nakula selalu terlihat biasa saja, sementara Shea sendiri sudah berkeringat dingin.

"Waktu Shea mabuk itu, kamu anu-" Shea mengigit bibir bawahnya bingung.

"Gue cium lo."

Kedua mata Shea mengerjap tak percaya. "Apa?" tanyanya.

"Lo mau memastikan malam itu gue benaran cium lo, kan?" Nakula berbalik tanya.

"Nggak." Shea menggelengkan kepala. "Shea mau nanya apa bener kamu yang ganti pakaian Shea?"

"Ah itu-" Nakula menggaruk belakang tengkuknya kikuk. "Lo muntah dan gue minta Bibi yang gantiin baju lo, bukan gue," jawabnya kemudian.

Shea menghela nafas lega.

"Bagus deh, tapi-" Shea membenarkan posisi duduknya menghadap Nakula. "Naku cium Shea itu gimana maksudnya?"

Nakula mengalihkan pandangan salah tingkah, tak kunjung ada jawaban membuat Shea semakin penasaran.

"Naku?"

"Nggak, She, gue asal bicara aja."

Shea mencondongkan tubuh membuat wajahnya dan wajah Nakula berdekatan, Shea memandang Nakula mengintimidasi.

"Jangan dekat dekat gue."

"Shea ingat kok," ucap gadis itu.

Sebelah alis Nakula terangkat. "Gimana?"

"Shea ingat pernah dicium sama kamu."

"Lo mabuk mana ingat apa apa," elak Nakula.

"Shea cuma mabuk bukan amnesia tau!"

Nakula menggelengkan kepala lalu bangkit dari tempatnya.

"Kenapa coba cium cium Shea?" tanya Shea yang terus mengikuti langkah Nakula.

"Gue gak pernah cium lo."

"Pernah kok, Shea ingat."

"Gak pernah, buat apa juga gue cium lo."

Shea berdecak. "Berarti malam itu yang cium Shea siapa? Gak mungkin kak Bima, kan?"

Langkah Nakula terhenti, ia menoleh pada Shea yang berada di belakangnya.

"Berharap banget dicium sama Bima?"

"Abisnya Nakula gak mau ngaku."

Nakula menghela nafas pelan.

"Kalau iya, kenapa?"

Shea meringis pelan. "Malam itu Shea jujur tentang perasaan Shea ke Naku, ya?"

Nakula mengangguki pertanyaan Shea.

"Iya, She."

"Aneh-" Shea nampak berpikir. "Shea bingung, setiap kali ingat nama kamu pasti Shea berdebar, tapi kenapa kalau ada sentuhan fisik langsung sama kamu, Shea justru biasa aja," ujarnya lagi.

________________

Shea keluar dari ruangan usai menjenguk Joanna yang sakit. Ia mencari kontak Nakula untuk dihubungi, tapi beberapa detik setelah itu Natya datang.

"Diliat liat lo sama Nakula makin dekat aja, ya?" tanya Natya santai.

"Merhatiin banget?"

Natya terkekeh. "Gue pikir setelah temenan dari kecil bakal buat lo dengan gampang kenalin Nakula," ucapnya.

"Maksud kamu apa?"

Shea menatap Natya penuh tanya, tidak ada jawaban dari Natya, gadis itu menghendingkan bahu.

"Nat, maksud kamu bicara kaya tadi apa?"

"Kenapa gak lo tanyakan langsung aja sama cowok itu?" Natya tertawa renyah. "Terkadang terlalu polos juga bikin sesat, Shea." Natya menepuk pundak Shea sekilas lalu masuk ke dalam ruangan Joanna.

Shea mengernyitkan dahi bingung, Shea benar benar tidak mengerti apa yang dimaksud oleh ucapan Natya. Belum lama melamun, sebuah notif memecah pokus Shea, ia segera membuka pesan masuk.

Nakula: Gue udah sampai.

Shea menghembuskan nafas panjang, ia segera mengetik balasan. Namun sebelum menghampiri Nakula, Shea ingin memastikan sesuatu. Shea ingat betul bahwa rumah sakit ini adalah tempat dimana Bunda nya dan Meshaal melahirkan. Shea segera menghampiri seorang perawat.

"Permisi suster."

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.

"Kira kira suster ada kenal Dokter Chandia gak ya?" Shea sangat berharap perawat tersebut mengiyakan.

"Iya, saya kenal, tapi Dokter Chandia sudah lama berhenti kerja di rumah sakit ini," ucap perawat cantik itu.

"Gitu ya, kalau boleh tau kira kira data persalinan 17 tahun yang lalu masih ada gak ya, Sus? Soalnya ada seseorang yang lagi saya cari," ucap Shea lagi.

"Maaf kalau itu saya kurang tau, karena saya juga baru kerja di sini," jawabnya.

Kedua bahu Shea merosot lesu, lalu Shea berterima kasih dan pamit pergi.

Oh ayo lah, kenapa mendadak Shea memikirkan ucapan Natya.

TBC.

NAKULAрдЬрд╣рд╛рдБ рдХрд╣рд╛рдирд┐рдпрд╛рдБ рд░рд╣рддреА рд╣реИрдВред рдЕрднреА рдЦреЛрдЬреЗрдВ