Bab 1: Niskala

1 0 0
                                    

Fuyu, hari ini bisa datang kan ke acara meet-up kita?

Sebuah pesan diterima sekitar satu jam yang lalu, namun gadis itu baru membacanya sekarang. Gadis itu melihat nama pengirimnya. Dari Yuki, teman online yang dia kenal karena memiliki hobi yang sama. Gadis itu memandang sebaris kalimat tanya yang dilontarkan Yuki cukup lama, sebelum membalasnya.

Tentu. Jam 4 kan? Gak sabar banget pengen liat kalian in real life.

Sebuah stiker berbentuk avatar yang dia buat dengan kedua mata membentuk hati tidak lupa dikirim. Fuyu masih menatap layar ponselnya dengan datar kemudian menyimpan ponselnya di atas meja ketika tidak ada balasan lagi dari Yuki.

Fuyu adalah nickname-nya di media sosial. Fuyu yang artinya musim dingin. Musim dingin identik dengan salju di negara empat musim. Mungkin karena itulah, Yuki menjadi teman terdekatnya saat ini di media sosial di komunitas pecinta manga yang sama-sama mereka ikuti sejak lama.

Gadis itu sejujurnya bimbang. Bukannya dia tidak ingin bertemu dengan teman-teman satu hobi yang sudah dia kenal bertahun-tahun, tapi gadis itu takut dia tidak memenuhi ekspektasi teman-teman online-nya.

Karakter Fuyu yang dia buat adalah tipe ideal dirinya. Badan yang tinggi dan kurus, fashionable, dan ceria, sangat bertolak belakang dengan dirinya yang asli.

Gadis itu memandang pantulan dirinya di cermin. Pipi tembem, rambut hitam ikal yang berantakan, badan gemuk, wajah yang tidak menarik, dan kepribadian yang jauh dari kata ceria.

Gadis itu mengembuskan napas berat. Rasa tidak ingin pergi menghadiri meet up meningkat seiring kepercayaan dirinya yang terjun bebas.

"Memang lebih baik kamu gak nampakin diri kamu sih."

Dengar? Gadis itu meringis ketika sebuah suara muncul di dalam kepalanya. Dia semakin terganggu ketika dengan kurang ajar otaknya memproyeksikan seseorang, yang merupakan sosok yang diinginkannya, tepat di sebelahnya, lengkap dengan semua hal yang gadis itu inginkan.

Fuyu, sosok yang dibuatnya hanya untuk sosial media, terproyeksikan dengan jelas dan detail, menatapnya dengan tatapan mengasihani, namun gestur tubuhnya jelas mencemooh.

"Kalau kamu muncul, teman-teman online-mu pasti kecewa. Yang mau mereka temuin itu kan aku, bukan kamu."

Gadis itu tertohok dengan kalimat Fuyu. Rambut sepanjang pinggul yang lurus dan lembut dikibaskan sebelum Fuyu menyilangkan kedua tangan di dada, menantang si gadis. Gadis itu membuang muka, mencoba mengabaikan kehadiran sosok yang memang hanya ada di otaknya. Gadis itu melihat jam yang diletakkan di meja rias, tinggal dua jam lagi sebelum waktu temu dengan teman-teman online-nya. Gadis itu harus bersiap dari sekarang jika tidak ingin terlambat. Seenggan apapun gadis itu berangkat, perasaan berdebar karena akan bertemu dengan teman yang sudah berhubungan cukup lama tetap ada. Jadi, lebih baik gadis itu bersiap.

Gadis itu menuju lemari pakaian, mengambil satu pakaian yang menurutnya cocok dan menggantinya. Fuyu yang masih terproyeksi dengan jelas terdengar mengejek.

"Kamu yakin mau pake itu? Kalau kamu pake itu, perut buncit kamu makin keliatan."

Gadis itu merasa mukanya memanas karena malu, namun dia berusaha mengabaikan. Gadis itu kembali ke meja rias, menggunakan skincare yang biasa dia gunakan, menggunakan riasan yang sudah dia pelajari seminggu terakhir hanya untuk acara hari ini dan melengos kecewa ketika dia merasa tampilannya malah lebih buruk dari biasanya.

Fuyu, sosok idealnya tertawa mencemooh.

"Sudah kubilang," dia mendekat, merangkul gadis itu dan berbisik dengan nada mengintimidasi, "Kamu gak akan pernah bisa jadi seperti aku."

Gadis itu menggeleng. Berusaha mengabaikan, namun gadis itu merasa dadanya sesak dan air matanya keluar.

"Kamu gak akan pernah bisa mengabaikanku," sosok itu berbisik dengan jelas di telinga gadis itu. "Gak usah datang, kamu cuma bakal mengacau, kamu cuma bakal buat mereka kecewa karena ya... kamu gak semenarik aku."

"NGGAK!" Gadis itu berteriak, melepas rangkulan Fuyu dan kali ini memandang sosok idealnya itu. "KAMU SALAH!"

Fuyu menatap gadis itu dengan santai, mengangkat tangan. "Coba aja buktiin, kalau kamu berani."

Gadis itu mengangguk setuju, dengan cepat mengambil tas, membuka pintu kemudian gadis itu membeku. Seolah tak cukup mengganggunya dengan cara memproyeksikan sosok idealnya menjadi nyata, tubuhnya bereaksi secara tak wajar.

Gadis itu merasakan keringat dingin, dadanya sesak dan tubuhnya bergemetar hebat, Gadis itu terjatuh, memegang dadanya yang terasa sesak dan menyakitkan. Napasnya putus-putus. Gadis itu seolah lupa caranya bernapas. Dia terbaring meringkuk di lantai, kesakitan. Sosok ideal yang diwujudkan otaknya bergerak mendekat, tersenyum penuh kemenangan sebelum menghilang.

Gadis itu kemudian menangis keras. Dia merasa sangat menyedihkan.

.

.

.

Yuki secara bergantian memandang ke luar pintu café dan ponselnya. Sudah satu jam dari waktu meet-up namun sosok Fuyu yang sangat dia harapkan untuk ditemui tidak menunjukkan tanda-tanda. Pesannya pun tak kunjung dibaca. Yuki cemas. Ini kali pertama Fuyu menghilang begitu saja selama lima tahun mereka kenal, meski hanya di media sosial.

Yuki menghela napas, menyeruput minuman yang dia pesan. Dan tidak bisa tidak menahan rasa kecewa.

Hari itu, Fuyu tidak muncul di acara meet-up.

.

.

END

.

Character Profile 

Nadeshiko Fuyumi, 22 Tahun. 

Golongan Darah: B 

TB/BB: 165 cm/50 Kg

 Gambar di atas dibuat di: 

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

 Gambar di atas dibuat di: 

Ilustrasi di atas menggambarkan bagaimana 'hubungan'si gadis (tokoh utama cerita ini) dengan sosoknya di dunia maya. Tidak ada salahnya jika apa yang kamu tampilkan berbeda dengan apa yang ada di dalam dirimu, namun, jangan sampai kamu ketakutan karena hal itu.

btw, Fuyu adalah OC yang sangat saya sayangi, dan sering saya gunakan.

See you in next chapter /semoga/ /hiks/

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Oct 06, 2022 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

Colour of lifeWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu