Prolog

38 2 3
                                    

Olin memejam, sulit menelan salivanya saat Brandon menindihnya saat ini. Menikmati sentuha demi sentuhan yang Brandon lakukan. Rasanya masih sama seperti dulu. Meski sudah biasa, tetapi mampu membuat Olin berdebar tidak menentu. Sakit, tapi Olin merindukannya, dan Olin saat ini sadar, bukan Dimitria, lelaki yang meninggalkannya dihari pernikahannya.—yang dia ingini selamanya ada dalam hidupnya. Namun, Brandon yang malam ini sedang menggodanya habis-habisan, hingga berakhir di ranjangnya yang besar, mewah serta hangat. Lelaki itu sangat tahu bagaimana membangkitkan gairah, mengatur suasana kamar ini menjadi temaram.

"Apa yang kamu inginkan saat ini, Lin?" tanya Brandon saat siap menyatukan diri dengan Olin.

Wanita itu polos, tubuhnya, tatapannya juga perasaannya untuk Brandon. "Kamu."

Sesaat Brandon seperti salah dengar, atau memang Olin yang hanya meracau?

"Hanya kamu, B. Cukup hidupku." Tangan Olin mengusap lengan Brandon yang menahan tubuhnya di atas badan Olin. "Aku menyadari, berpisah darimu adalah kesalahan besar yang pernah aku lakukan."

Mata Brandon menelisik ke dalam bola mata Olin yang bening. Tidak ada dusta di sana. Brandon yakin kalau Olin bersungguh-sungguh.

Dihari pernikahan, Olin ditinggal oleh calon suaminya, tanpa ada kabar. Berbulan-bulan menunggu Dimitria, Olin akhirnya bertemu lagi dengan mantan suaminya, Brandon.

Lelaki empat puluh dua tahun itu, rasanya terlalu sayang untuk dilewatkan. Perginya Dimitria membuat Olin menangis, tapi malam ini malah bersyukur, karena kini Olin tahu didasar hatinya, hanya Brandon yang dia m

Remmaried Mr. Brandon Where stories live. Discover now