All Of This Is Just A Dream

2.4K 208 61
                                    

Jung Jaehyun, hanyalah seorang pria dewasa yang hidup sendirian. Sebatang kara sejak usianya menginjak 15 tahun.

Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat. Bahkan jasadnya pun tidak ditemukan. Jaehyun benar-benar ditinggalkan sendirian, tanpa jejak.

Kemudian di usianya yang mulai memasuki 20 tahun, Jaehyun mulai diajarkan untuk mengurus kerajaan bisnis keluarganya. Saat itu orang kepercayaan ayahnya lah yang membantunya bahkan merawatnya.
Pria yang sudah ia anggap ayah sendiri.

Sejak kecil Jaehyun adalah anak yang kesepian, orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan yang seolah tidak ada habisnya.

Orang bilang itu untuk kebaikannya, untuk masa depannya, tapi Jaehyun kecil tidak menginginkan mainan atau uang, Jaehyun kecil ingin dipeluk, ingin disayang, ingin dicium, ingin dipuji. Jaehyun kecil tidak memiliki banyak keinginan selain kasih sayang kedua orang tuanya.

"Jaehyun hyung, makanannya sudah jadi!" Teriak Taeyong dari arah dapur. Jaehyun yang sedang menyirami tanaman segera menaruh selangnya. Berjalan memasuki rumah dengan kaki telanjang.

"Bagaimana, cantik tidak?!" Tanya Taeyong antusias sembari menatap piring yang sudah ia hias dengan apik.

Jaehyun tersenyum, mengangguk dan mengusap kepala yang lebih muda. "Kau yang terbaik."

Taeyong tersenyum malu-malu. Meletakkan piring tersebut di hadapan Jaehyun agar pria itu bisa segera merasakan makanannya.

Sekarang Jaehyun sudah tidak marah lagi loh kalau Taeyong datang bahkan memasak di dapur! Bukankah sangat keren?

Taeyong juga banyak belajar masakan baru dari internet. Dan Jaehyun mau tidak mau harus menjadi kelinci percobaan masakan Taeyong. Tapi itu tidak masalah buat Jaehyun, sekali lagi selama Taeyong-nya bahagia.

•••

Jaehyun memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Damai dan sejuk rasanya. Apalagi Taeyong mengusap-usap kepalanya pelan.

Taeyong tersenyum menatap wajah Jaehyun. "Hyung."

"Ya?" Balas Jaehyun pelan, tapi tidak membuka matanya.

"Apa kau bahagia?" Tanya Taeyong.

"Entahlah."

"Kenapa entahlah? Apa yang sedang hyung rasakan sekarang?"

"Bahagia."

"Benarkah?" Tanya Taeyong memastikan.

"Aku bahagia selama kau masih ada bersamaku, selama aku bisa melihatmu dan senyumanmu. Aku merasa menjadi orang paling bahagia di dunia ini." Balas Jaehyun.

Taeyong tersenyum.
"Hyung, aku tidak mau berpisah denganmu."

Jaehyun membuka matanya, menatap tepat pada mata Taeyong yang lebar. "Kita tidak akan pernah berpisah, kau tau itu, Taeyong."

Taeyong mengangguk. "Kalau begitu jangan buat aku menghilang."

Jaehyun membuka matanya sekali lagi. Menatap sekelilingnya yang kosong. Tidak ada siapapun di rumah. Hanya dirinya seorang yang tertidur di halaman belakang rumah besarnya.

"Apa-apaan?" Tanya Jaehyun pada dirinya sendiri.

Jaehyun berdiri, berjalan menyusuri rumahnya. Dapur, kamar, kamar mandi, taman belakang, kebun, halaman depan rumah. Semuanya tidak ada sosok Taeyong.

Bahkan piring yang seingatnya belum dicuci juga tidak ada di meja makan.

"Yang tadi itu hanya mimpi? Semuanya?" Gumam Jaehyun.

Pria itu tertawa miris. Bahkan di mimpi sekalipun Jaehyun mengharapkan sosok orang yang menyayanginya.

"Lee Taeyong, senang bertemu denganmu." Ucap Jaehyun sekali lagi kepada udara kosong.

Lee Taeyong tidak pernah ada di dunia, sebab Lee Taeyong hanya hidup dalam imajinasi Jaehyun.













































THE END.

WAKAKAKKA GINI AJA UDAH, SEE YOU!!!

Little Wife✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang