BAB 1

5.8K 770 71
                                    

A/N: Happy reading. Seperti biasa, dua chapters. <3

***

Fauzi berdiri di depan sebuah gedung pencakar langit dengan perasaan berdebar, penuh antisipasi. Bayangannya terpantul melalui kaca-kaca bening yang mengelilingi bangunan. Dengan tangan yang sedikit gemetaran, pemuda berusia 23 tahun itu merapikan tatanan rambut pendeknya yang berpomade, lalu memeriksa kemeja biru muda dan celana hitam panjang yang ia kenakan.

"Oke, sip. Rapi. Profesional." Setelah meyakini penampilannya sudah sempurna, Fauzi berjalan menuju pintu masuk. Nama perusahaan THE CAPITAL terpampang jelas di puncak bangunan berlantai 40 tersebut.

Langkah kaki Fauzi sempat terhenti saat memasuki gedung TC yang memiliki nuansa serba putih. Meski ini bukan kali pertama ia mengunjungi TC, ia masih tak bosan mengitarkan pandangan ke sekeliling. Lobi luas dengan langit-langitnya yang tinggi memberi kesan mewah dan elegan. Ratusan orang yang sibuk berlalu-lalang disertai bunyi langkah-langkah sepatu di atas lantai semakin meramaikan suasana khas perkantoran di jam kerja.

Tak ingin menghabiskan waktu lebih lama, Fauzi segera berjalan menuju meja resepsionis yang terletak di bagian ujung. Di belakang meja marmer panjang itu, staf pria dan wanita berdiri berjejer dengan rapi.

"Selamat pagi." Fauzi menyapa salah satu resepsionis yang berada di tengah.

"Selamat pagi dan selamat datang di The Capital." Wanita muda berjas hitam balik menyapanya dengan ramah. "Nama saya Gaby. Ada yang bisa dibantu?"

"Saya Fauzi, karyawan baru TC yang akan mulai bekerja hari ini." jelas Fauzi sambil tersenyum lebar, tak dapat menutupi antusiasmenya. Sudah sejak lama ia bermimpi menjadi bagian dari The Capital, sebuah perusahaan jasa bonafide yang didirikan oleh keluarga konglomerat Bastaraja.

TC yang terkenal dengan tagline "Very Private Exclusive Service" memiliki aturan yang berbeda dari layanan jasa pada umumnya. Untuk bisa terdaftar sebagai klien dan menikmati pelayanan dari perusahaan itu, seseorang harus mendapatkan undangan khusus terlebih dahulu. Dengan kriteria-kriteria tertentu yang sayangnya tak pernah dipublikasikan kepada umum, pihak TC sangat selektif dalam memilih klien mereka. Karena menjual keeksklusifan itu pula, tidak aneh jika TC hanya memiliki sekitar lima ribu klien semenjak perusahaan itu berdiri dua puluh tahun silam.

Akhirnya gue bisa masuk ke sini! Rezeki memang nggak ke mana. Fauzi yang sudah satu tahun bekerja di perusahaan ritel besar sebagai staf marketing dengan mantap memilih meninggalkan pekerjaannya begitu mengetahui bahwa salah satu departemen di TC sedang membuka lowongan.

Fauzi awalnya mengira TC memiliki syarat-syarat yang berat dan ketat dalam menyeleksi karyawan, tapi nyatanya, kualifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan itu tak jauh berbeda dari perusahaan lain. Project Staff The Capital: Berusia maksimal 25 tahun. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Memiliki SIM A dan C. Mampu bekerja secara individu dan tim—begitulah kira-kira isi lowongan kerja yang dibacanya di situs resmi The Capital.

"Bagus, kamu punya semangat yang tinggi. Dan yang terpenting, kamu punya pengalaman sebagai koordinator lapangan. Kami membutuhkan itu." Terngiang kembali wawancaranya kemarin dengan Grace yang memperkenalkan diri sebagai vice leader, Fauzi tanpa sadar menggaruk-garuk kepala.

Wanita yang mungkin berusia dua-tiga tahun di atas Fauzi itu tampak lebih tertarik menanyakan kegiatan-kegiatan organisasinya semasa kuliah dibanding bertanya tentang pengalaman kerja di kantor lamanya.

Yah, meski merasa sedikit aneh dengan sikap dan pertanyaan-pertanyaan Grace, Fauzi sama sekali tak merasa keberatan. Karena pada akhirnya ia berhasil diterima bekerja di TC! Saat ia dengan bangga mengabarkan berita menggembirakan itu di grup Whatsapp keluarga dan teman-temannya, ucapan selamat pun mengalir deras di ponselnya.

Chirping Town (DELETED)Where stories live. Discover now