37. Pertarungan Sengit Arletta dan Alaric

1.8K 79 1
                                    

Typo bersebaran! Komenin Author dong biar langsung diedit! Okeeeyyy????

***

Siapa pria itu? Pria misterius yang kedatangannya membuat Arletta menjadi seperti ini. Kepala Alaric diserang ribuan tanda tanya mengenai identitas sosok misterius itu.

Ini dia itu berusaha memegangi kedua tangan Arletta dengan susah payah. Terletak bukan wanita yang kuat, dia memiliki fisik lemah. Bahkan hanya untuk menunggang kuda saja dia terus mengeluh bahwa tulangnya nyaris patah.

Sangat berbeda dan bertolak belakang dengan Arletta yang ada di depannya saat ini. Sosok yang ada di depannya ini seolah bukan Arletta yang ia kenal. Meski wajah dan fisiknya masih Arletta, tetapi seolah yang ada di dalam dirinya bukan lagi jiwa milik Arletta. Entah siapa yang ia hadapi di depannya ini. Yang jelas tenaganya begitu besar hingga membuat Alaric kewalahan untuk menahan semua serangannya.

Yang membuat Alaric lebih termanggu adalah ketika perlahan fisik Arletta juga mulai berubah. Semula berawal dari kedua iris mata wanita itu. Warna mata biru yang begitu indah lantas berubah menjadi merah seperti darah dan bercahaya layaknya serigala yang menyerangnya tadi. Selain itu, kuku-kuku jari Arteta perlahan berubah memanjang dan menjadi hitam menjadi sangat tajam.

Apalagi perlahan wajah Arletta semakin memuja dan bibirnya berubah menjadi biru. Daripada orang hidup, Arletta malah tampak seperti mayat. Urat-urat nadinya juga berubah menjadi kebiruan dan semakin menonjol, sangat kontras dengan kulitnya yang semakin pucat. Jelas melihat perubahan fisik dan sikap harta yang begitu drastis membuat Alaric begitu kebingungan dan kewalahan.

Wanita itu bergerak lincah, bahkan menguasai bela diri yang sebelumnya mati-matian ia pelajari.

"Arletta! Ini aku, Alaric Wilton! Apakah kau tidak mengingatku?" teriak Alaric mencengkeram kedua tangan Arletta, memutarnya ke belakang hingga membuat gerakan wanita itu sejenak terhenti.

Meski begitu, rupanya Arletta terus meronta dengan tenaga yang cukup besar sehingga membuat Alaric terpaksa harus melepaskan cekalannya. Tatapan Arletta berubah menjadi tajam, alisnya mencuram seram. Sungguh, agaknya yang ia hadapi ini bukan lah Arletta, melainkan monster.

"Rrrggghhh ...," erang Arletta terdengar seperti hewan buas.

Samar-samar, Alaric melirik dari ekor matanya di mana banyak pasang mata berwarna merah menyala seolah sedang mengawasi perkelahian di sana. Alaric menghindar ketika Arletta menyerangnya dengan kuku panjang berwarna hitam itu. Hingga salah satu dari pasang mata yang mengawasi itu keluar dari kegelapan dan mengaum dengan suara keras ke arah Arletta.

Perhatian Arletta teralih, mulutnya terbuka dan balas mengaum tak kalah keras. Matanya menatap tajam, bersamaan dengan serigala yang mengacungkan kedua telinga siap menyerang. Benar saja, Arletta berlari ke arah si serigala, begitu pun serigala yang berlari ke arah Arletta.

Melihat Arletta dalam bahaya, Alaric lantas ikut berlari menghunus pedang ke arah serigala itu. Namun, belum sempat ia menyerang, rupanya Arletta lebih dahulu mencakar serigala itu dengan brutal menggunakan kuku-kukunya. Serigala itu melolong kesakitan ketika menyadari tubuhnya terkoyak parah.

Melihat kejadian yang mengerikan itu, Alaric segera menangkap kedua pergelangan tangan Arletta. Namun, rupanya gerakannya itu sudah terbaca oleh Arletta sehingga membuat wanita itu langsung balas menjatuhkan tendangan telak ke perut Alaric hingga membuatnya terpental hingga menubruk salah satu pohon dengan keras hingga menciptakan suara dentuman yang cukup nyaring.

Satu per satu serigala keluar dari kegelapan. Bahkan, dari balik tubuh Alaric. Pria itu bersiaga, ia hendak menyerang monster serigala itu. Namun, ia terhenyak ketika para monster itu mengerumuni Arletta seraya mengeram seolah hendak mengusir Arletta dari sana.

I Choose The Villain DukeWhere stories live. Discover now