32. Sisi Gelap Putra Mahkota

1.7K 91 1
                                    

Mereka gagal membunuh Alaric dan rombongannya, tetapi cukup berbangga karena mereka berhasil menipu sang putra mahkota. Ramosha, penyihir yang jiwanya masuk ke dalam wanita yang dicintai putra mahkota menjadi kunci sukses mereka.

Sebagai informasi, Ramosha sendiri adalah salah satu anak buah dari penyihir hitam yang bertempat tinggal di sebuah pulau yang dipenuhi oleh kegelapan dan sihir mematikan. Dalam suatu hari Ramosha berambisi untuk merebut kekuasaan dari tuannya yang disebut sebagai Falcon. Ramosha sendiri adalah salah satu anak buah yang memiliki bakat terhebat. Dengan bakatnya itu dia jadi berbesar kepala.

Sayangnya dalam upaya perebutan kekuasaan itu, ternyata ia dengan mudahnya dikalahkan oleh sang Falcon. Ramosha mati terbunuh. Namun, untungnya, beberapa pengikutnya sempat mengamankan inti jiwanya. Mereka sudah berkali-kali berusaha membangkitkan jiwa Ramosha dengan memindahkannya ke tubuh yang lain.

Namun, usaha mereka selalu gagal karena Falcon dan anak buahnya selalu menemukan mereka dan membunuh inang barunya. Mereka sudah berpindah dari kerajaan satu ke kerajaan lain untuk menemukan inang yang tepat untuk jika baru Ramosha.

Hingga mereka melihat potensi besar yang ada di kerajaan Imaginary. Sebuah kerajaan besar yang menarik perhatian mereka karena memiliki alat-alat anti sihir. Dengan adanya alat itu maka akan menjadi benteng bagi berbagai kekuatan sihir untuk masuk ke dalamnya. Dan ini akan memungkinkan mereka membangkitkan jiwa Ramosha tanpa sepengetahuan Falcon dan pengikutnya.

Apa yang mereka simpulkan itu ternyata benar adanya. Meski untuk memasukinya cukup sulit, tetapi dengan bantuan putra mahkota mereka menjadi lebih mudah masuk ke dalamnya dengan melalui salah satu jalur yang memiliki efek anti sihir yang kecil. Efek yang diterima anak buah Ramosha sangat berat, yaitu kehilangan sebagian kekuatan sihir, bahkan ada beberapa yang sampai meninggal dunia.

Putra Mahkota William memang bukan orang yang sebodoh itu. Namun, karena cintanya kepada seorang gadis membuat otaknya menjadi tumpul. Sehingga ketika ia menemukan jalan pintas untuk mewujudkan keinginannya, maka apapun akan dia lakukan.

"Bagus! Sekarang Alaric dan rombongannya telah mati. Aku harus segera memberitahukan berita ini kepada Ayahanda." William berkata dengan sangat bahagia.

Namun, kebahagiaan itu langsung ditepis oleh Ramosha yang ada di dalam tubuh Veronica.

"Anda tidak boleh mengatakan berita sebesar ini kepada raja saat ini. Anda harus merahasiakannya lebih dahulu."

Mendengar apa yang disampaikan Ramosha, William dibuat mengerutkan kening heran. "Mengapa? Bukankah ini berita bagus jika Alaric mati?"

Ramosha menatap William dengan tajam. "Yang Mulia, Anda harus ingat, bahwa Anda tidak termasuk rombongan Alaric. Jika memang Alaric mati, Anda tidak seharusnya mengetahui berita tersebut. Jika Anda memberitahukan berita sebesar ini kepada Raja, itu hanya akan menarik kecurigaan Raja. Jadi, seandainya Raja mengetahui maka biarlah dia mengetahui dengan sendirinya."

Setelah mendengar apa yang disampaikan Ramosha, William tanpa berpikir panjang langsung mengiyakan. Pria itu terdiam lalu kembali duduk.

"Kau benar juga. Jika ayahanda mengetahui berita kematian Alaric dariku, ayahanda pasti mencurigaiku. Apalagi hubunganku dengan Alaric tidak pernah baik. Dia adalah musuh terbesarku."

Ramosha menggigit bibir bawahnya, membuat ekspresi khawatir dan resah. Benar saja, ketika William menatapnya, pria itu dengan mudahnya terperdaya.

"Veronica, apa yang kau risaukan?"

Menghela napas panjang, Ramosha berusaha terlihat lemah dan menyedihkan. Tentu, dalam balutan tubuh wanita cantik itu, betapa mudahnya Ramosha mengerjai Putra Mahkota. Apalagi, perasaan pria itu yang begitu mendalam, membuatnya buta dan iya-iya saja pada setiap ucapannya. Lumayan, untuk menghemat kekuatan sihirnya yang memang belum terlalu pulih.

I Choose The Villain DukeWhere stories live. Discover now