PROLOG

44 8 0
                                        

Baru saja Kenaya dan Nara akan memulai tugas kelompok nya di sore yang indah tersebut, tiba-tiba terdengar sebuah langkah.

"Ah, Gale, sialan lo. Jangan telat dong, bisa-bisa point kita dikurangin sama Miss. Grace, kalo kita telat ngumpulin makalah nya" protes gadis yang memiliki nama Pranaya Cahya Maradewi, sebut saja Nara.
"Tau, nih bocah, telat mulu. Lain kali lo ga gua pilih buat kerkol bareng dah" saut Kenaya.
"Weh, jangan gitu lah bro. Kan kita temen" jawab Gale sambil merangkul Kenaya, teman dekat dari Kenaya dan Nara.
"Oke, kita mulai kerkol nya sekarang" ucap Kenaya sambil membuka laptop nya dan mempersiapkan kertas serta peralatan tulis. Begitu juga dengan Nara dan Galenka, mereka benar-benar kompak. Meskipun terkadang agak berbeda, sih.

"Gal, di kamar lo ada charger gue gak? Kemaren keanya ketinggalan waktu gue main ke rumah lo" tanya Nara disela-sela kegiatan kerja kelompok.
"Oh, ada kok. Kemaren mau gue telfon biar lo tau, tadinya mau gue bawa. Tapi lupa, hehe. Sorry, ya" jelas Galenka.
"Lo, main ke rumah Galenka? Tanpa ngasih tau gue?" Tanya Kenaya sensitif.
"Gue cuma main ke rumah Galen bentaran, Ken. Ga aneh-aneh, lagian Galen kan sahabat kita juga. Kenapa sih lo belakangan ini posesif banget sama gue?" tanya Nara emosi.

"Apa? 'Gue'? Whats wrong with you Pranaya Cahya Maradewi?! I'M YOUR BOYFRIEND, please lah lo mikir dikit. Meskipun, Gale juga temen kita tapi Gale juga cowo. Lagian lo udah tau kan kalo Gale juga pernah naksir sama lo dulu? Baru pertama kali ini lo gini sama Gale, main ke rumahnya. Berduaan sama Gale dikamarnya yang gua gatau kalian berdua ngapain. Gue takut kalian aneh-aneh. Nara, lo itu pacar gua, sialan" balas Kenaya.

"Wait, Kenaya, and Nara. Sekarang kalian tenang dulu, kita kerjain tugas kelompok dulu. Oke? Bagian kalian debat nanti aja" lerai Galenka.

"LO KENAPA SIH, KEN? GUE KE RUMAH GALEN CUMA SEBATAS MAU MAIN AJA! GUE CUMA MAIN PLAYSTATION BARENG DIA, GUE BOSEN DI RUMAH SENDIRIAN. ELO YANG GUE TELFON DAN GA NGANGKAT, CUMA GALEN YANG PEDULI SAMA GUE" teriak Nara sehingga membuat semua orang yang ada di café terkejut.

"Gila lo, Nar" ucap Kenaya, kemudian pergi sembari membawa peralatannya.

Inilah awal dimana semua masalah terjadi, dan cerita ini akan bermula, sekarang.

The Problem

The Problem Where stories live. Discover now