Chapter 10 : Him

154 12 41
                                    

"Why is he different...?"

---------------------------------------------

Dey P.O.V.

Mataku sibuk melihat keadaan sekeliling, aku dimana ? Dinding berwarna putih dengan ornamen furnitur berwarna coklat diikuti beberapa tanaman pot yang menambah variasi pada color palette tempat ini. Cafe ? Iya, sepertinya aku berada di sebuah cafe.

"Dey"

"H-Hah ?"

Aku melihat kedepan, di sana Yonat duduk. Ia tampak rapi, kemeja putih dengan lengan yang dilipat, matanya bulat memandangiku. Entah mengapa, ia terlihat begitu menarik. Aku yang terlalu fokus pada matanya, terlambat menyadari tangannya yang mulai menggenggam hangat tanganku.

"Y-Yon ?

"Kaku banget 'yang, jadi pengen diseriusin"

"H-HAH ? APAAN SI ?!"

Yonat tersenyum, suatu senyum yang begitu langka aku lihat. Lesung pipi yang terlihat setiap kali ia tersenyum itu hanya membuatnya tampak lebih manis dari sebelumnya. Alhasil jantung ini berdegup lebih kencang, I-INI KENAPE SI ?!

"Sayanggg, liat deh ke jendela."

"S-SAYANG ?! E-eh kenapa ?"

"Liat deh matahari udah terang"

Walau aku masih mempertanyakan panggilan "intim" yang disebut oleh Yonat, aku tak bisa terlepas dari permintaan yang dikatakan olehnya. Tapi benar ternyata, matahari itu tampak begitu terang di jendela cafe itu. Bahkan terlalu terang-

"BANGUN !!"

HAAAA !

...

...

...

Aku terbangun dari mimpi yang aneh tadi, ternyata yang berkata bangun itu tak lain tak bukan adalah mamaku sendiri. Cahaya yang terang itu berasal dari jendela yang kini telah terbuka lebar. Mimpi...ya..cuma... mimpi... bukan apa-apa...

"Kamu mimpi apa si Dhea ? Sampe merah gitu pipinya ? Cowok ya~ ?"

"IHHH MAMAH !"

Mama pergi dengan senyum, kembali meninggalkanku sendiri. Tanganku meraih handphone yang ada di meja belajar, ternyata benar kedua pipiku tampak merah seperti seseorang ketika mereka merasa malu. Tapi aku juga menyadari satu tanda lain. Jantungku ini masih berdebar cepat, ini...ini aku udah bangun kan ?

Aku mencubit tanganku sekeras mungkin dan-

AHHHHH !!

"Jantung gue kenapa deg-degan gini..."

Mimpi tadi...mimpi yang begitu aneh. Dinner yang romantis bersama Yonat. Kenapa harus dia ? Eh tapi masa deg-degan gegara die si ? Engga mungkin kan ? Haha.....

"Buruan Dey, kamu mau telat lho"

"EH IYA MA !!"

***

3rd P.O.V.

"Wei Dhea Angelia"

"H-hah ??"

Dey melihat ke arah temannya yang sering dipanggil kulkas itu. Ia kini tak lagi memakan roti yang dibeli saat awal istirahat dimulai tadi. Namun yang seharusnya menjadi concern Dey bukanlah hal itu. 

"Itu Muthe nanya dari tadi, kasian lu kacangin"

"Tau nih Dey...", ucap Muthe sambil memanyunkan bibirnya.

=/= LoveWhere stories live. Discover now