Chapter 8 : Student Council

Start from the beginning
                                    

"HEH NGACO LU KALO NGOMONG"

"HAHAHAHA"

Bisa-bisanya dia bilang aku menyukai Yonathan Junardi. Aku bahkan tak ingin terlibat dengan dirinya jika bisa, tapi aku harus terus mengawasinya. Aku merasa ada sesuatu diantara dirinya dengan Dey dan sesuatu itu condong ke hal yang buruk.

"Tapi lucu si kalo dia yang beneran jadi wakil lu"

"Udah ah, lu sebutin mulu nanti jadi beneran lagi..."

***

"Maaf gimana Bu ?"

Masih teringat jelas obrolanku dengan Eli di perjalanan pulang semalam. Aku tak percaya akan mendengarnya dari Bu Nadila selaku salah satu pembina OSIS.

"Kamu kan belum ada pasangan buat maju ketua nih, kalo sama Yonat mau gak ?"

"Yonat maksudnya Yonathan Junardi bu ? Yang dari kelas saya ?"

"Iya dong kan Yonat cuma satu haha"

Kenapa harus sama dia ? Memang si dia pinter tapi udah itu doang. Sependek pengetahuanku dia gak punya pengalaman organisasi, relasi dia sama guru gak begitu bagus apalagi abis kasus sama Pak Slamet, dan maaf penampilan dia gak mencerminkan osis sama sekali.

"Boleh saya tau kenapa dia bu ?"

Bu Nadila tampak berpikir, entah apakah Yonat dipilih secara acak tapi perlu waktu sejenak bagi wali kelasku itu untuk berbicara.

"Saya kurang tau temen-temen kelas kita ngeliat apa yang saya liat ato enggak tapi...Yonat itu teladan."

"Teladan ?"

"Ibu jujur jarang banget ngeliat anak disini menyapa bapak tukang sapu yang ada di depan setiap pagi selain Yonat. Padahal Pak Min itu pegawai kita juga lho"

Yonat ? Dia menyapa Pak Min yang di depan ? Aku kadang nyapa si tapi emang akhir-akhir ini udah jarang.

"Sampah plastik yang bertebaran di area parkir juga, ibu lebih sering liat anak sekolah kita buang sampah sembarangan atau ngebiarin dibanding ngambil dan buang di tempat yang seharusnya. Yonat justru ngelakuin yang sebaliknya"

Uhm...iya juga si...sampah di sekitar lingkungan sekolah emang suka berantakan, apalagi pas jam pulang.

"Satu lagi yang ibu salut sama Yonat, kamu tau kan nenek-nenek yang suka jualan minum ? Tiap pagi Yonat pasti nyebrangin nenek-nenek itu lho"

Yonathan Junardi, anak yang keliatan berandal itu ngelakuin semua hal tadi ? Gimmick ? Ato emang bener dia lakuin semua itu tulus ?

"Menurut ibu siswa kaya Yonat pantas jadi wakil kamu Gita, dia teladan yang baik, hal yang dia lakukan mungkin kecil tapi berdampak, pinter juga kan, ya walau memang saya dengar dia ada sedikit konflik sama Pak Slamet"

"Tapi bu..."

"Oh sama satu lagi, dia direkomendasikan Kepala Sekolah kita."

"Pak Wahyu ? Beneran bu ?"

Bu Nadila mengangguk sambil tersenyum hangat. Kalau sampai Pak Wahyu merekomendasikan Yonat, berarti memang benar ada suatu nilai unik yang bisa diambil darinya. Pasalnya Pak Wahyu jarang sekali memilih siswa tertentu untuk maju ke OSIS atau MPK.

*kling*

"Permisi..."

Panjang umur, baru saja kami membicarakan dirinya. Rambut blonde campur hitam itu sungguh mencolok mata dan membuatnya berbeda dari siswa umum.

"Maaf Bu Nadila, saya dengar dari ketua kelas tadi saya dipanggil ya bu. Ada apa ya ?"

"Yon, kamu mau kan jadi wakil ketua OSIS ?"

=/= LoveWhere stories live. Discover now