Chapter 7

563 102 120
                                    

Yang Yumi tahu, Jungkook sudah pergi selama hampir dua minggu dalam perjalanan bisnis ke Singapura. Dan pertama kali sejak saat itu Yumi baru melihatnya hari ini. Seluruh pertanyaan sebenarnya sudah bersiap merembet keluar manakala melihat betapa malang penampilan pria yang dia sebut Mister tersebut. Dia tidak tahu bahwa seseorang bisa tampak begitu bersedih sepertinya, seakan-akan dia baru saja kehilangan seluruh dunia.

Maka dari itu manakala Jungkook mendekat, Yumi tidak dapat berbuat banyak. Dia hanya mengira bahwa Jungkook marah karena ia pulang terlambat dan membuat rumahnya menjadi kotor. Tetapi Yumi rasa ini bukan karena itu. Tidak karena hal sesederhana itu.

“Mister, apa yang terjadi? Anda kenapa?”

Jungkook tepat di hadapannya sambil tertunduk. Lalu perlahan-lahan mengangkat kepalanya saat setetes air mata jatuh di jalur yang sebelumnya di pipi Jungkook. Sepertinya dia memang menghabiskan waktunya untuk bersedih sedari tadi. Mabuk sendirian dan menangis sendirian.

“Aku sudah tidak kuat lagi menanggungnya.” Dia menggeleng. “Aku tidak siap untuk ini, Yumi. Aku tidak akan pernah siap.”

Yumi sulit berkata-kata saat Jungkook mendekat dan menariknya ke pelukan. Spontan kedua tangan Yumi bergerak menghalangi dada mereka bersentuhan karena Yumi tidak mau Mister ikut basah. Walau begitu, dia tidak menolak pelukan tersebut.

Selama beberapa saat hingga Jungkook melepas pelukan terebut kemudian memandangnya dan membuat Yumi gugup. Aroma alkohol sangat pekat masuk ke penciumannya, dan nikotin … dia membenci perpaduan kedua zat itu. Dan ayahnya selalu memperingatinya untuk jauh-jauh dari pria dewasa yang sedang mabuk dan bau alkohol. Karena mereka berbahaya. Orang mabuk menjadi tidak terkontrol, dan orang mabuk selalu bertingkah aneh. 

“Ini benar-benar menyiksaku.” Suara Jungkook parau dan lemah.

“Apa yang terjadi?” tanya Yumi nyaris berbisik.

Jungkook terbata, “Dia akan meninggalkanku. Aku tidak siap, aku tidak siap.”

“Mister, kau mabuk. Ayo aku antar ke kamar.” Yumi berusaha menarik Jungkook namun pria itu menahannya.

“Yumi,” panggil pria itu dengan suara yang parau. Yumi terdiam lagi saat Jungkook menatapnya.
Dan pada saat Jungkook meraih dagunya lagi, pria itu mencondongkan wajah dan mengecup bibir Yumi secara tiba-tiba.

Setelah itu tubuh Jungkook agak terhuyung-huyung karena Yumi otomatis mendorong pria itu.

“Mister!” pekiknya sambil melotot karena terkejut. 

Jungkook mendekat lagi dan merangkum wajahnya, mencoba mencium Yumi tetapi Yumi dengan lugas mengelak.

“Mister, sadarlah!”

Satu tamparan dilayangkan Yumi dan dia langsung menyesal. Biji mata Yumi bergerak-gerak gelisah dan takut serta terkejut. Karena Jungkook langsung terdiam.

Namun, tatapannya berubah menyeramkan dan Yumi bergidik sebab dia sadar, dia sudah membangkitkan amarah Jungkook. Pria itu dengan segera merampas tangannya kemudian menariknya menuju sofa. Menghempaskan tubuh Yumi  dan segera itu dia menindihnya.

“Mister! Jangan!” teriak Yumi. Kini tas ranselnya sudah tercampak. Sosok Jungkook di atasnya sungguh mengerikan. Yumi hanya bisa menangis sewaktu bibir Jungkook menyusuri lehernya di tengah pemberontakan yang terjadi. Tubuh besar itu menghimpitnya sampai rasanya sesak sekali.

Yumi menjerit di tengah pergulatan itu. Suaranya memohon-mohon, hingga akhirnya Jungkook berhenti menggigiti kulit leher Yumi. Seolah dia terbangun dari sesuatu.

Jungkook mengangkat kepalanya untuk melihat Yumi. Pria itu membeliak dan segera menjauh.  Kesempatan itu diambil Yumi untuk kabur. Dia merapatkan kancing seragamnya yang beberapa sudah terlepas sambil berlari menuju kamar dengan pintu berdebam keras. Dan dirinya berakhir merosot di lantai kamar mandi.

MY MISTERWhere stories live. Discover now