Chapter 13

1.8K 327 20
                                    

Tap tap ⭐
Happy Reading!

***

Desember 2011

Ulangan Akhir Semester Gasal telah terlewati. Para siswa dapat bersukacita dengan tenang sekarang. Perayaan ulang tahun sekolah menjadi hiburan untuk mereka di akhir tahun ini. Tetapi bagi kelas 12, ini adalah perayaan ulang tahun sekolah terakhir mereka.

Karina memaksakan diri untuk berbaur dengan para siswa lainnya yang tengah meliukkan badan di tengah lapangan dengan musik yang bergema. Melati yang menariknya dengan paksa. Dan Karina dengan canggung mencoba mengikuti irama lagu. Karina melirik kanan dan kirinya, semua orang benar-benar menggila. Ia berpikir, mungkin ini adalah salah satu cara para siswa meluapkan segala emosi setelah melaksanakan UAS seminggu penuh.

"HAI SEMUANYAAAAA"

Karina memicing ketika melihat siswi berambut pendek di atas panggung. Cewek itu?

"APA KABAR NIH??? UDAH NGGAK PUSING KAN?? APA?? MASIH? WAH SEMANGAT YA BUAT KAKAK KELAS 12!!"

"Sebelumnya, kami akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kami dari kelas 10 IPA 2!! Lagu pertama, kami mau bawain Terlalu Lama dari Vierra. Ayo nyanyi sama-sama ya?"

Alunan musik kembali terdengar. Diiringi teriakan para siswa dan siswi di lapangan sekolah yang luas itu. Sedangkan Karina masih terpaku di tempat. Kali ini ia tidak bisa memaksakan diri untuk ikut bernyanyi apalagi melambaikan tangannya seperti yang lain. Ia hanya diam dengan netra yang fokus ke satu titik di atas sana.

"Hari ini ku akan menyatakan cinta, nyatakan cinta. Aku tak mau menunggu terlalu lama, terlalu lama~"

Karina masih tak berkutik meskipun semua siswa-siswi di sekelilingnya ikut bernyanyi. Bahkan Melati yang di sebelahnya pun melakukan hal yang sama. Tak lama, musik pun berhenti.

"Makasih udah mau nyanyi bareng! Suara kalian keren!! Sebenernya, aku pribadi punya alasan sendiri ketika memilih lagu ini." ucap gadis itu. Lantas ia tersenyum dengan sangat manis. "Ini lagu aku persembahan buat Kak Saga. Jadi tolong, nanti kasih tau aku jawabannya ya Kak?"

"WOAAAHHHHHHHHHHH"

"ANJIR DITEMBAK DONG!"

Karina mematung.

Jadi benar feelingnya selama ini?

"Gila Rin, anak kelas sepuluh berani amat nembak kek gini!!" bisik Melati.

Tak ada jawaban.

"Rin?"

"TERIMA! TERIMA! TERIMA!"

Karina dan Melati seketika menoleh ke arah kanan mereka. Tidak dekat dan tidak jauh dari posisinya, Karina bisa melihat Sagara yang disoraki teman-temannya. Lelaki itu tersenyum malu, namun Karina bisa menangkap pancaran bahagia dari maniknya.

"Rin itu bukannya–"

"Mel, gue ke kelas ya? Tiba-tiba pusing. Dah!" pamitnya memotong ucapan Melati.

"Rin?!"

Tanpa mengindahkan balasan Melati, ia berlari menuju kelasnya. Pelupuk matanya basah. Dadanya nyeri. Jadi inikah yang namanya patah hati?

Karina langsung menelungkupkan kepalanya ke meja. Menyembunyikan airmata yang sudah menetes. Ia beruntung, karena di kelas hanya ada beberapa siswa saja. Mereka bahkan sama sekali tak melirik ke arah Karina karena fokus menonton film di laptop.

Sebenarnya dari beberapa interaksi yang Karina tangkap dari Sagara dan gadis itu, ia sudah bisa menyimpulkan. Namun Karina menolaknya. Sekarang Karina tahu kenapa Sagara jarang menyapanya akhir-akhir ini. Tentu saja untuk menjaga perasaan gadis yang ia sukai.

The Reason✔Where stories live. Discover now