prolog

149 19 5
                                    


Dulu aku pernah bahagia sangat bahagia. Sampai aku lupa apa itu terluka. Karena Dia yang datang dengan sejuta kebahagiaan sampai pada akhir aku juga jadi terluka.

••
Musim gugur kembali datang. Dan panas yang cukup menyengat itu datang lagi. Seorang Pria manis yang adalah Seorang papah muda bagi anak 4 Tahun. Yang sedang tidak ingin dipakai baju pagi itu.

"Tidak mau Pakai baju?"

"Ndak mau"

"Papah sedih. Papah masih banyak kerjaan loh, phem enggak mau bantuin papah"

"No No No"

"Pluem nanti papah beliin es krim " bujuk pria manis itu pada anak Semata wayangnya

Anak itu diam sambil berfikir iya. Berfikir dengan jari tangan yang mengetuk-ngetuk sudut bibirnya yang mengerucut lucu.

Bicara soal sekolah ya Bayi tiga Tahun itu sudah disekolah di sekolah sebelum masuk TK. Sebut saja paud. Kadang ada pertanyaan yang sulit dijawab oleh papah nya.

"Papah"

"Apa mau pakai baju ya. Terus berangkat kesekolah biar pintar"

"Phem punya Daddy?"

"Phem"

"Kalau papah itu juga sama dengan mamah. Berarti phem punya Daddy juga kan. Kayak teman-teman yang lain?"

"Kok nanya gitu ada yang gangguin pluem disekolah?"

"Enggak kok."

"Tapi Pluem Ndak punya Daddy ya. Kok pluem enggak pernah lihat, enggak pernah main sama pluem."

"Emang nya kalau phem cuma punya papah. Itu enggak cukup ya?"  Tanya New berjongkok di depan Anaknya

Pluem diam tangan kecil nya kemudian memeluk leher Papah nya. Seperti sesuatu yang salah bisa ditanggap anak 4 Tahun itu. Pertanyaan nya mungkin tak ingin didengar sang papah. "Maafin pluem"

Umurnya memang masih terbilang bayi. Tapi cara berfikir nya melebihi anak yang sudah masuk sekolah kebanyakan. New bersyukur memiliki anak yang pintar dan cepat mengerti perasaan orang-orang disekelilingnya. Namun cepat nya cara tangkap Pluem dan cara bertanya kadang membuat New kembali membuka luka lama.

Iya luka lama yang seharusnya tidak dibuka lagi. Tidak ada yang bisa mengerti dirinya selain dirinya dan pluem sendiri. Membangun kembali kehidupan nya 5 Tahun yang lalu di saat semua harapan dan mimpi pupus begitu saja. Tak ada tujuan yang jelas Hanya langkah kaki yang coba di kuatkan

--

"Sekarang Pakai baju ya. Kalau enggak mau sekolah hari ini enggak papa. Cuma temani papah bikin kue. Udah itu liat kebun yang ada dibelakang rumah siapa tahu ada yang bisa dipanen buah-buahan nya"

"Ndak papa. Papah?" Tanya pluem mengerjap lucu baru kali ini papah mau mengijinkan untuk tidak Masuk sekolah

"Iya baby"

--

"Maaf tuan"

"Apa lagi?"

"Nyonya keguguran. Kandungan nya terlalu lemah, dan seharusnya tidak banyak melakukan kegiatan yang berat atau banyak fikiran" ujar dokter sopan pada pria Muda yang masih lengkap dengan pakaian kerja nya Seperti seorang CEO muda

Terhitung sudah tiga kali dalam 4 Tahun terakhir Apple mengalami keguguran. Tidak ada yang pasti apa yang menjadi penyebab nya. Istri Tay tawan itu sering sekali memiliki kepribadian yang Batu. Tay pun sampai lelah menghadapi kelakuan istri nya.

Setelah mengantar dokter sampai depan rumah. Tay kembali menemui Apple yang masih dalam pengaruh obat penenang pasca
keguguran.

Tay agaknya frustrasi karena sudah tiga Kali pula dirinya kehilangan calon Anaknya. Hatinya merasa sakit yang tak terbantahkan. Mau marah sama siapa pula tak mungkin dirinya marah pada Apple yang jelas saja pasti juga sedih karena kehilangan calon anak mereka.

Jika ini hukuman dari semua kesalahannya dimasa lalu dirinya ikhlas. Hatinya masih mencoba untuk mencari kemana perginya dia yang membawa hatinya dulu. Tempat Dimata dirinya merasa ada di rumah yang sesungguhnya. Apakah anak nya sudah besar sekarang atau Cinta nya sudah bersama orang lain untuk melanjutkan hidup. Sama seperti nya yang menikahi Apple karena Desakan orang tua yang perusahaan nya hampir bangkrut waktu itu yang sangat memerlukan bantuan saham perusahaan lainnya.

2 jam berselang Tay tak lagi kembali kekantor. Masih setia duduk melihat istrinya yang masih setia menutup mata. Ada amarah yang ditahan untuk tidak tersulut emosi. Sampai akhirnya Apple terbangun dengan wajah yang sedih tentunya.

"Phi."

"Dia hilang.... Kamu keguguran"

"Enggak mungkin"

"Enggak mungkin gimana. Coba aja kamu dengerin apa yang sama saya minta. Kamu diam dirumah enggak usah mau kerja segala"

"Phi.." lirih Apple yang memang benar-benar sedih

Tay tak menggubris terlalu marah. Dirinya ingin menenangkan diri keluar dari kamar Utama dirinya. Jika sedang seperti ini dirinya akan pergi ke tempat baca. Yang ada dirumah nya. Sambil meminta Satu Maid untuk menjaga Apple agar tidak bertindak bodoh didalam kamar.

--

"Papah kok ada ulat?"

"No jangan disentuh ya. Itu ulat yang bantu Tamanan juga. Bukan ulat yang makanin daun"

"No Pegang?" Tanya phem polos dengan rasa penasaran

"Iya. Yuk kesana phem bantuin papah cabutin rumput aja ya. Pakai sarung tangan nya biar enggak kotor sayang"

Si kecil mengangguk lucu. Suka sekali bayi tampan itu berkebun yang mirip seperti seseorang yang sempat New kenal. Iya sempat sekarang sudah lama tidak Bertemu .Karena sudah punya kehidupan masing-masing. Baik New dan bayi lucu nya kalah melawan mereka yang lebih membutuhkan nya.

Bicara soal kebahagiaan New sudah sangat bahagia meksipun Hanya hidup bersama pluem. Hanya pluem yang New punya tidak ada lagi yang lain. Dan ada lagi satu sosok tampan yang suka sekali menjadi tamu tidak diundang di rumah New.

"Aku enggak ditawarin minum atau apa gitu phi "

"Siapa suruh kamu kesini. Jangan keseringan kesini aku juga butuh me Time sama pluem"

"Dih jangan suka marah-marah Nanti jadi Hitler benaran kamu phi"

"Force!"

"Hahahaha"

"Uncle fol"

"Halo ganteng. Uncle force ya bukan fol"

"Dia kan belum bisa nyebut R. Ya gitu ya ngertiin aja "

"Iya phi iya"

"Kalian udah makan siang?"

"Kenapa?"

"Ampun phi Judes banget. Ya aku bawa ayam goreng tadi beli. Kita makan bareng mau kan. Pluem"

"Ayam goreng uncle?"

"Iya sayang"

"Mauuu"

"Tuh phi pluem nya mau. Phi juga mau ya"

"Makan aja berdua. Aku masih ngebun masih harus nyabutin rumput liar"

"Pluem bantuin uncle " bisik force

"Otee"

"Papah maem yuk. Pluem lapallll"

"Nanti dulu ya"

"Papahhhh" rengek bayi itu

"Huh okay-okay ayo kita maem. Tapi mam nya banyak-banyak ya. "

"Otee"

New tersenyum mencuci tangannya dan lanjut mengandeng tangan pluem untuk masuk kedalam rumah. Sementara tangan yang satu lagi digandeng force jika seperti ini mereka seperti keluarga kecil yang bahagia seperti impian force.

--

"Hin kamu dimana?"

TBC

Semoga rame.





InfallibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang