Chapter 4

3 0 0
                                    

Aku menemukan surat di loker sepatuku.

Hari ini sudah lewat sebulan setelah aku masuk sekolah ini. Aku tidak menyangka aku bisa menarik perhatian orang lain selain si kembar dan anggota klub. Aku membaca alamat surat itu dan menemukan nama. Kakegawa Kashima. Wah, harus kuakui dia orang yang berani.

"Kakegawa Kashima? Apa yang dia mau?" tanya Atsumu di belakangku. Karena tubuhnya yang menjulang, dia seringkali mengintip apa yang aku pegang dari belakang. Awalnya aku merasa risih, tetapi aku mulai terbiasa dengan sifatnya itu.

"Tidak ada," jawabku cuek.

"Apa mungkin itu surat cinta?" Osamu tiba-tiba berkomentar.

"APA?!" teriak Atsumu. "Itsu dapat surat cinta? Setelah kita berdua selalu mengikutinya?"

"Heh." Osamu tersenyum miring. "Apa kamu tahu apa artinya, Tsumu?"

Atsumu juga menyeringai. "Ya, Samu. Dia orang tidak tahu malu sehingga berani mendekati Itsu kita, pantas untuk diberi pelajaran."

"Setuju."

"OI!" aku menutup lokerku dengan keras. "Sudahlah. Aku akan menyelesaikan ini." Aku berbalik lalu menatap si kembar. "Jika kalian ikut campur masalah ini, kalian dalam masalah besar." Dengan langkah besar, aku pergi meninggalkan si kembar. Tak lama kemudian, mereka menyusul dengan wajah yang muram.

---

Aku pergi ke belakang gedung sekolah setelah bel pulang berbunyi, seperti perintah surat itu. Sepertinya dia ingin berbicara berdua denganku tanpa ada gangguan yang lain. Setibanya aku di taman belakang, seorang lelaki berdiri menghadap pepohonan.

"Permisi, emm, Kakegawa?"

Lelaki itu berbalik dan mata kami bertemu. Tubuhnya tinggi dan kurus. Wajahnya sedikit lonjong dan rambutnya hitam pekat. "Ah, kamu sudah datang."

Waw. Suaranya sangat menarik. "Ada apa memanggilku kemari?"

Lelaki itu tersenyum. Sekarang kami berhadapan. "Maaf kalau aku menyita waktumu. Aku Kakegawa Kashima dari kelas 2-1."

"Ah, ternyata kakak kelas, ya." Aku menunduk. "Aku minta maaf jika tidak sopan."

Kakegawa tertawa kecil. "Bukan, bukan apa-apa. Santai saja."

"Jadi," ucapku. "Mengapa kakak memanggilku?"

"Shiharashi, kamu perempuan yang sangat menarik. Setelah aku melihatmu pertama kali di pameran klub, aku langsung menyukaimu. Jadi, jika kamu tidak keberatan, maukah kamu jadi kekasihku?" sorot mata Kakegawa sangat tulus. Aku tidak merasakan adanya kebohongann di setiap perkataannya.

Tapi. Dia bilang apa? Kekasih? Apa dia bercanda?

"Kekasih? Maksud kakak seperti kita pacaran?"

Kakegawa mengangguk. "Iya, bagaimana jawabanmu?"

Aku menghela napas pelan. "Maaf, aku harus menolakmu."

"Kenapa?"

Apa? Dia masih tanya kenapa? Dia baru melihatku selama satu bulan! Kami bahkan tidak pernah mengobrol. Astaga. Juga, apa dia tidak menaruh kecurigaannya pada si kembar? Tunggu dulu. Apa? Oi, diriku. Ada apa dengan si kembar?

"Alasan yang paling sederhana. Aku sedang menyiapkan hatiku hanya untuk seseorang. Jadi, terima kasih atas ajakanmu." Aku tersenyum lalu berbalik, tidak ingin menatap seseorang yang baru saja kusakiti.

"Tidak apa-apa," ucap Kakegawa. "Jika kamu mau, aku adalah anggota klub musik, kamu bisa berkunjung."

Ah. Suara penuh dengan kekecewaan.

The Annoying DuoWhere stories live. Discover now